Telphon

90 29 1
                                    

Let's get it!

JaeSahi in your areah~

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>





Jaehyuk perlahan menurunkan kekasihnya di kasur. Tapi saat ingin melepas, keningnya tiba-tiba dibuat mengerut.





Bukannya melonggar, Asahi malah semakin mengeratkan pelukan.





"Hikunnie, wae?"





"Tidur bersama."





"Kita belum cuci tangan dan kaki, di luar itu banyak kuman."





Asahi merengut. "Yasudah ke kamar mandi dulu." Jaehyuk menurut. Membawa si mungil ke kamar mandi yang beruntung di dalam kamar. Karena jika diluar Jaehyuk harus berjalan lumayan jauh dulu.





"Masih tidak mau turun?"





"Mau duduk." Jaehyuk langsung mendudukkan Asahi di dekat wastafel. "Airnya dingin."





"Pindah yang hangat?"





"Tidak perlu, sudah, ayo tidur."





Asahi tidak lagi digendong. Ia berjalan sendiri ke luar kamar mandi. Lalu meloncat dengan posisi telentang tepat di atas kasur.





Bugh.





Karena begitu nyaman, Asahi mengusak pelan seprai, lembut dan harum. Membuatnya ingin segera terlelap.





Jaehyuk yang sedari tadi memperhatikan tertawa kecil. Asahi lucunya sudah kelewatan. Bisa-bisa ia terkena penyakit gula.





"Mengantuk sekali ya?"





"Eh iya ada Jaehyuk, sini tidur." Asahi memperbaiki posisi, memberikan tempat untuk Jaehyuk berbaring.





Drrtt.





Saat ingin naik ke kasur, Jaehyuk mendengar telphonnya bergetar.





"Siapa?" Asahi penasaran saat Jaehyuk melihat ke arahnya. Bermaksud meminta ijin.





"Entah, nomor tidak dikenal."





"Coba bawa kemari." Jaehyuk menurut, kini dirinya duduk sambil bersandar di headboard. Asahi mengambil alih ponsel Jaehyuk. "Aku loadspeaker, bisa saja orang salah nomor."





"Iya."





Terdengar suara berisik, kening Asahi dan Jaehyuk berubah kusut.





"Sepertinya benar salah no—"





"Ini Jaehyuk Sunbaenim 'kan?"





Jaehyuk menggedikkan bahu saat Asahi menatapnya meminta penjelasan.





"Jawab saja?" tanya Jaehyuk dengan cara berbisik. Asahi punya firasat tidak enak. Suara yang menelpon itu perempuan.





"Terserah."





"Oke."





"Sunbae—"





"Iya ini Jaehyuk, siapa ya?"





Dari seberang kembali berisik oleh suara orang menjerit histeris.





"Sstt, kalian berisik."





"Kalau tidak penting saya matikan."





"Tunggu dulu sunbae, maaf temanku memang berisik."





"Oh, lalu tujuanmu?"





"Ini aku yang tadi meminta tolong sunbae mengenai matkul yang belum dimengerti."





"Terus?"





"Tadi sunbae sudah pergi dulu, aku ingin meminta ijin sunbae."





"Jangan berbelit."





"Maaf sunbae, tapi apa sunbaenim benar-benar tidak bisa membantu? Aku dengar sunbae ahlinya."





"Kau salah orang, saya tidak ahli dimatkul apapun."





"Tap—"





Tut.





"Benar-benar tidak ahli apapun?"





Jaehyuk mengangkat bahu acuh.





"Tidak boleh pelit Jae, nanti ilmumu tidak bermanfaat."





"Kukira kau akan merajuk dan tidak mengijinkan."





"Tidak, kan dia niatnya baik. kutebak, pasti dia besok akan menemuimu."





"Lalu?"





"Ya diajari lah, kasihan."





"Nanti kau bagaimana?"





"Aku bisa pulang naik bus."





"Ei tidak boleh, kalau dia tetap meminta diajari, kau juga harus ikut. Nanti aku rindu."





"Ck, dasar."





"Hehe."





"Mau membuat tanda tidak?"





"Buat apa?"





"Supaya aku tidak diambil orang."





"Eh." Wajah Asahi merah padam.





Keduanya ini memang pasangan yang punya firasat sama. Tidak mudah percaya dengan orang baru. Meskipun awalnya terlihat ramah dan tidak mempunyai niat buruk. Tapi siapa yang tahu kedepannya.





Tbc

Fluffy • JaeSahi ver✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang