08 : Tanpa Restu Orang Tua Dan Lima Menit

153 18 0
                                    

Seminggu ini Vivi selalu rajin bawain Herin makanan rumahan yang dikirim sama mbak nya dirumah.  Soalnya Herin katanya lagi pengen makan masakan rumahan.

Oh iya Herin, Vivian, dan Citra itu temenan dari SMP, tapi waktu SMA mereka pisah karena Herin harus ke Manchester dan Vivian harus ke Beijing.

Karena udah klop banget, mereka mutusin untuk kuliah dikampus yang sama (walau tetep kepisah gara-gara pandemi).

Dan sekarang mereka malah satu asrama. Jadi makin sering deh tuh mereka ngumpulnya. Bisa 24 jam.

"Gue gak tau lo se effort ini nurutin bm gue." Kata Herin, menerima paper bag dari Vivi.

Saking seringnya Vivi kesini, Samantha sampe hafal jam berapa cewek itu dateng. Untung Vivi kalo bawa makanan tuh selalu di lebihin buat Samantha, jadi Herin gak makan sendiri.

Tapi buat hari ini Samantha lagi keluar, makanya cuma ada Herin di kamarnya.

"Gue boleh masuk gak?" Tanya Vivi.

"Masuk aja," Herin mempersilahkan Vivi masuk dan menutup pintu kamarnya. Herin duduk di bangku belajarnya, sedangkan Vivi tengkurap di atas kasur Herin.

"Lo gimana sama Kak Mark?" Tanya Vivi.

"Gak tau," Kata Herin cuek. "Putus aja kali ya?"

Vivi membulatkan matanya dan melempar Herin dengan boneka kelinci yang ada di atas kasur, "ENTENG BANGET ITU MULUT HEY!!!!" Omelnya.

Kak Mark is calling.....

Herin menunjukan layar handphonenya ke Vivi.

"Loudspeaker dong!!!!!!" Kata Vivi.

Lalu Herin menggeser tombol hijau dan men-loudspeaker panggilannya..

'Herin,'

"Iya Kak?"

'Mama sama Papa bilang katanya aku sama Katty harus pindah ke Kanada minggu depan.'

Herin nyesek banget dengernya.

Setelah 7 tahun lamanya ia dan Kak Mark menjalin hubungan, kenapa endingnya menyedihkan begini ya? Kak Mark dijodohin sama kakak kelasnya dan Vivi.

Kak Katty namanya.

Terdengar helaan nafas diujung sana, ‘I'm sorry.’

After 7 years we're together kenapa endingnya harus kayak gini ya, Kak?” Kata Herin, “Aku gak tau deh apa alesannya kita bisa kayak gini. Kita yang gak jodoh atau emang kamu yang gak pernah mau merjuangin aku ya?”

‘I do my best—’

“Iyaaa i know, tapi selama ini kamu juga selalu diem aja kan kalo keluarga kamu lagi bangga-banggain perempuan lain di depan aku?” 

Vivian membalakan matanya.

“Semoga kalian bahagia selalu ya, makasih udah pernah jadi pacarku selama ini. Maaf kalo aku selalu manja ke kamu, maaf kalo aku sering ngambek gak jelas, dan maaf aku gak pantes buat kamu.” Ujar Herin panjang lebar sebelum ia mematikan panggilannya sepihak.

Dormitories TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang