17 : Sammy dan Sally

94 15 0
                                    

Belakangan ini Samantha Liu a.k.a Sally jadi sering menghabiskan waktunya di ruang tengah bersama anak-anak yang lain.

Dia seneng deh bisa tinggal rame-rame begini.

Samuel Alexander pun juga begitu.

Karena hampir dua puluh tahun dia hidup, dia belum pernah tinggal rame-rame begini. Rumahnya selalu sepi karena kedua orang tuanya gak pernah ada di rumah.

Bisa gak ya kira kira dia minta waktu lagi buat tinggal disini sebentar lagi?

“Minum dulu bro,” Kamal menyodorkan segelas air putih ke Samuel.

Thanks bro.” Samuel langsung meneguknya.

What happened? You look so sad today.” Tanya Kamal.

“Gapapa, Mal.” Kata Samuel. TEMPLATE BANGET.

“Oh oke,” ujar Kamal. “Gua tidur duluan ya, Sam. Good night.” Pemuda bernama lengkap Husein Kamal Alatas ini memunggungi Samuel, menarik selimut, kemudian memejamkan matanya.

Ini nih yang bikin Samuel tambah sedih.

Dia udah klop banget sama Kamal, karena pemuda itu selalu memperhatikannya. Walaupun Kamal lagi capek banget, dia selalu nyempetin diri buat nanyain 'what happened?' ke Samuel.

Hal sekecil itu yang bikin Samuel sedih kalo harus cepet-cepet pindah dari sini. Gak akan lagi ada temen sebaik Kamal.

Daddy is calling.....

Samuel menghembuskan nafas sebelum menjawab panggilan dari Ayahnya, “Hello, Daddy. Good afternoon.

Ayahnya Samuel itu lagi ada di Amerika sekarang, jadi  di sana masih siang dan disini udah malem.

Daddy dan Mommy tau ini berat, but kalian gak lupa kan kalo bulan depan kalian harus pindah ke apartemen lagi?’ Tanya Ayah Samuel dari ujung sana.

Samuel diam sesaat.

Gak kerasa ya dia tinggal disini udah dua bulan aja. Dan sesuai perjanjian yang dia buat bersama Sally dan keluarganya (dan juga Sally), mereka berdua memang hanya tinggal di asrama selama dua bulan saja, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.

Aduh sedih deh rasanya kalo harus pisah sama temen-temen begini.

“Mommy, Daddy, i love you so much. Makasih udah kasih kita waktu selama ini. I'm sorry for being a bad son for you guys. I'm sorry.

We're sorry for being bad parents for you and Sally.’

Selama ini dia dan Sally selalu dituntut untuk mengikuti perintah keluarga mereka dan tidak pernah ada toleransi sama sekali.

Bahkan kemana pun Samuel dan Sally pergi, mereka selalu dipantau oleh orang suruhan keluarga mereka. Cuma di asrama ini aja mereka gak dipantau secara intens.

Setiap seminggu sekali Bu Iren selalu datang ke asrama untuk inspeksi dan tentu untuk mengawasi Samuel dan Sally.

Kebetulan Bu Iren dan Pak Arga ini kenal sama keluarganya Samuel, jadi walaupun Samuel dan Sally udah gak diawasin sama orang suruhan Ayahnya (Samuel), mereka tetep diawasin sama Bu Iren.

Mommy, Daddy.

‘Iyaa, Nak? Ada apa?’

“Bisa gak bulan depan kalian jemput aku sama Sally kesini? Kalo gak bisa—”

Dormitories TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang