Gaes harap part sebelumnya di vote ya serta part ini juga, sengaja nih aku up cepat. Kalau gak ya aku gamau lagi lanjutin cerita ini ngambek aku☹️ bakal aku abaikan kek cerita aku yang lainnya😅 bye.*
*I Will Go To You Like The First Snow.
*
*Jisoo menyentuh sudut bibirnya yang luka akibat dipukul Seulgi. Untung saja tidak sampai terjadi perkelahian sengit diantara mereka. Dia sangat lelah dengan situasi yang ia hadapi, semakin hari semakin memburuk. Terlalu berat untuk ia tanggung seorang diri namun ia harus kuat dalam menghadapinya.
Dia terperangah saat membuka pintu apartemen, disana terlihat ada tetesan darah segar. Pikiran Jisoo langsung tertuju pada Rose, dia sangat yakin jika istrinya sedang tidak baik-baik saja.
Jisoo bergegas masuk kedalam, mencari keberadaan Rose. Dia sangat mencemaskan kondisi istrinya dan mengabaikan rasa lelah yang ia rasakan.
"Rose."
Jisoo bernafas lega setelah berhasil menemukan keberadaan Rose, istrinya tersebut tengah duduk disofa ruang tengah. Kelegaan yang dirasakannya tidak berangsur lama, begitu menyadari kaki Rose kembali mengalami pendarahan bahkan belum diobati.
"Sebentar, aku mengambil obat dulu."
Tanpa menunggu jawaban dari Rose. Jisoo langsung pergi mencari kotak obat dan keperluan lainnya dalam pengobatan. Rose hanya diam memantau pergerakan Jisoo, diluar dia memang terlihat diam saja tapi didalam ia sedang menahan sesuatu.
"Kenapa berjalan? Aku sudah mengingatkanmu jangan menginjakkan kaki dulu untuk sementara waktu." Kata Jisoo, terdengar kecemasan dalam nada suaranya.
Jisoo duduk jongkok dibawah supaya lebih leluasa dalam mengobati kaki Rose. Dengan hati-hati ia melepaskan perban yang berlumuran darah itu, Jisoo meringis merasa ngeri dikala melihat luka Rose.
"Pasti sangat menyakitkan. Tahan ya, aku akan melakukannya dengan.."
Brak..
Rose memukul kepala Jisoo menggunakan asbak diatas meja. Jisoo terkejut akan perbuatan tiba-tiba Rose yang memukulnya.
"Rrose.. apa yang kau lakukan?" Tanya Jisoo menatap Rose tidak percaya
Dia memegang kepalanya yang mulai mengeluarkan darah. Rose memukulnya cukup keras mengakibatkan kulit bagian kepalanya sobek. Bukannya merasa bersalah, Rose malah menatap Jisoo tajam seakan-akan Jisoo adalah seekor kecoak yang perlu ia basmi.
"Brengsek!" Maki Rose membanting asbak tadi ke lantai.
"Aku menyuruhmu kekantor untuk menyerahkan surat pengunduran diri bukannya malah bermesraan dengan selingkuhanmu sialan." Tukas Rose marah mengetahui Jisoo masih saja berhubungan dengan Jennie.
"Rose, kau sudah salah paham. Aku tidak.."
"Tutup mulutmu! Mengapa kau masih saja begitu hina, kalian benar-benar tidak layak mendapatkan pengampunan." Teriak Rose menjambak rambut Jisoo tanpa belas kasih.
Jisoo merasa sangat kesakitan, Rose kembali menganiaya tanpa mendengarkan terlebih dahulu penjelasannya. Jisoo mencoba melepaskan tangan Rose yang menarik kuat rambutnya.
"Rose hentikan. Tenangkan dirimu, aku tidak berselingkuh." Akui Jisoo memberitahu.
"Aku benar-benar tidak berselingkuh." Lanjut Jisoo menatap istrinya seraya memegang tangan Rose yang terkena darah kepalanya.
"Apa denganku saja tidak cukup untukmu? Kenapa kau masih saja terus berurusan dengannya? Apa dia sepenting itu dalam hidupmu?" Rose menangis merasa terluka dengan sikap Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You Season 2
RomanceHubungan percintaan antara Jisoo dan Rose bagaikan sebuah tali, dimana jika tali tersebut putus lalu diikatkan kembali hasilnya tidak akan kuat dan sekokoh semula. Rumah tangga mereka diuji bahkan berujung dengan kehancuran. Hubungan mereka terasa s...