06

601 104 53
                                    


Meant 2 Be.

*

*

Ryujin segera membukakan pintu apartemen begitu ada yang memencet bel. Tanpa melihat ke arah layar terlebih dahulu untuk bisa mengetahui siapa yang bertamu.

Orang gila mana yang berkunjung dijam dini hari ini, bukankah ini bertentangan dengan waktu bertamu? Dengan agak malas, Ryujin memilih membukakan pintu saja daripada orang itu terus-menerus memencet bel hingga menimbulkan ketidaknyamanan.

"Hai." Sapa ramah orang tersebut.

Begitu mengetahui siapa yang bertamu, muka Ryujin yang tadinya masih setengah mengantuk sekarang menjadi datar.

"Ryu, aku mau ketemu Lia." Kata Yeji langsung memberitahukan maksud kedatangannya.

"Kembali saja besok." Ujar Ryujin cuek lalu menutup pintu namun Yeji menahannya.

"Aku sudah datang jauh-jauh kesini, tega sekali kau menggusirku. Hanya sebentar, ijinkan aku bertemu dengan Lia." Pinta Yeji terdengar memohon.

"Yeji, kau tidak bisa melihat jam? Apa pantas bertamu jam 2 pagi?" Ryujin menatap jengah Yeji.

"Iya aku tahu, aku hanya ingin memberikan makanan ini pada Lia." Seraya memperlihatkan paper bag ditangan kanannya.

Tampaknya Yeji tidak ingin pergi sebelum makanan yang ia bawa ini diterima oleh Lia. Perlakuan Yeji ini membuat Ryujin tidak nyaman, dia seperti tidak suka bila Yeji mendekati Lia.

"Kau pikir dia disini tidak dikasih makan?! Sebaiknya kau bawa pulang, jangan menganggu." Usir Ryujin ketus tanpa memikirkan kalau Yeji adalah anaknya Irene dan Seulgi.

"Kenapa kau selalu saja bersikap dingin disaat ada orang yang mendekati Lia?" Tanya Yeji penasaran mengenai sikap Ryujin.

"Kami tahu kau saudaranya Lia, kau menjaganya. Tapi Ryu sikapmu ini bisa membuat Lia tidak menikah-nikah nanti." Lanjut Yeji kesal. Tiap kali dia mendekat Lia akan ada Ryujin yang menghalangi.

"Mereka semua ataupun kau sama sekali tidak pantas untuk Lia. Jangan mencoba mencari perhatiannya terlebih pada keluargaku, itu amat sangat menganggu." Ucap Ryujin menatap Yeji dingin, dia benci dengan sikap sok hebat semua orang yang mendekati Lia.

"Lalu menurutmu, siapa yang pantas?!" Yeji menaikan nada suaranya, ia geram dengan perkataan Ryujin yang menyinggungnya.

Ryujin diam tidak bisa menjawab pertanyaan menantang Yeji. Dia juga tidak tahu mengapa ia berkata demikian. Lagipula apa pedulinya mengenai Lia? Bahkan ia saja tidak menganggap kehadiran Lia ada dirumah ini.

"Ryujin... Kau tidak mungkin.."

"Tutu mulutmu sialan! Itu tidak akan pernah terjadi." Potong Ryujin cepat sebelum Yeji menyelesaikan kalimatnya.

"Yeji."

Suara itu mampu menghentikan aksi Yeji dan Ryujin yang saling menatap tajam satu sama lain. Keduanya menoleh kesumber suara dan terlihatlah disana Lia sedang tersenyum.

"Lia." Yeji membalas senyuman Lia bahkan ia masuk melewati Ryujin begitu saja.

"Kamu ada keperluan apa? Kenapa datangnya sepagi ini?" Tanya Lia lembut terdengar sopan ditelinga.

"Aku membelikan makanan kesukaanmu Lia, aku tidak bisa tidur jadi aku datang kesini sekalian bertemu denganmu." Ungkap Yeji memegang tangan Lia dan itu dilihat oleh Ryujin dengan mata datarnya.

"Ah benarkah? Terimakasih Yeji kamu perhatian sekali." Mata Lia terlihat berbinar-binar, Yeji mengangguk tersenyum.

"Bagaimana kalau kita.."

Adore You Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang