11

641 115 67
                                    


Jangan lupa vote ini sama part yang semalam ya gaes, kalian gak pelit vote aku juga gak pelit up hehe

.
.

180.

*

*

Jisoo dan Irene menatap takjub bangunan mewah didepan mata mereka. Rumah yang sudah sangat lama sekali tidak mereka kunjungi, dikarenakan alasan pribadi masing-masing. Meskipun begitu, Irene selalu memantau kondisi rumah melalui orang kepercayaannya.

Walupun tidak berpenghuni rumah megah itu masih indah dan tetap terawat. Rumah hasil jerih payah keduanya dikala waktu masih muda, padahal dimasa dulu keluarga Jisoo kaya raya tapi ia tidak meminta satu senpun begitu juga dengan Irene.

Keduanya sepakat membangun rumah dari uang hasil kerja keras mereka. Mulanya Jisoo dan Irene tidak masalah dengan rumah sederhana namun siapa sangka usaha dan kegigihan mereka berhasil mendapatkan rumah besar megah ini.

"Selera kita tidak buruk." Kata Jisoo masih memandangi bangunan yang mereka beri nama rumah purple.

"Sepertinya kita berbakat menjadi arsitek, bukankah begitu Rene?" Jisoo memeluk Irene dari samping dengan sebelah tangan.

"Iya dan aku sangat berterimakasih pada akhirnya kau setuju rumah ini dilengkapi kolam berenang." Irene tersenyum yang dibalas cengiran oleh Jisoo.

Mereka masih ingat, Jisoo sangat menolak dirumah mereka ada kolam berenang. Dengan alasan tidak mau Irene tenggelam, Irene tidak bisa berenang dan Jisoo tidak ingin mengambil resiko untuk kemungkinan terburuknya nanti.

"Hei kau maruk sekali ya. Sudah meminta taman bunga dilengkapi kolam ikan malah meminta kolam berenang juga, masih tidak sadar ya kau itu pendek." Ujar Jisoo meledek tubuh Irene yang kalah tinggi darinya.

"Bagaimana jika kau mati tenggelam? Astaga aku tidak ingin menjanda setelah sehari menikah." Lanjut Jisoo santai. Tampaknya Jisoo tidak sadar akan tatapan Irene yang tengah menatapnya galak.

Langsung saja Irene mencubit pinggang Jisoo cukup keras mampu membuat Jisoo mengaduh kesakitan.

"Aw.. apa salahku? Belum apa-apa kau sudah mulai kdrt." Jisoo mengelus pinggangnya yang dicubit Irene tadi.

"Jisoo, ingat ya aku bisa lebih galak dan kejam jika kau masih saja bersikap menyebalkan." Kesal Irene menatap Jisoo, bukannya takut Jisoo malah terkekeh-kekeh.

"Baiklah.. baiklah aku mengalah." Pasrahnya mengangkat tangan.

"Ayo masuk, diluar dingin." Jisoo mengenggam tangan Irene lembut.

Jarak altaran menuju pintu utama bisa dibilang agak jauh, mengingat betapa luas dan besarnya rumah purple ini. Disudut sisi berderet bunga-bunga dengan berbagai warna, menambah keindahan.

Pintu terbuka perlahan-lahan dan tercium lah aroma wangi yang menyejukkan. Rumah purple benar-benar sangat bersih, jelas sekali Irene mengeluarkan banyak uang untuk membayar orang-orang dalam membersihkan rumah ini.

"Kami pulanggg!" Seru Jisoo sedikit berteriak seraya mengangkat tinggi tangannya serta tangan Irene.

Irene tersenyum geli melihat sikap kekanakan Jisoo. Sudah sejak lama ia tidak melihat wajah bahagia Jisoo seperti ini, sungguh lebih terpancar aura kebebasan dan kelegaan disana.

"Jisoo, duduk disini." Irene menarik lembut tangan Jisoo untuk duduk disofa.

"Wow sofa ini sangat lembut, aku tidak ingat berapa banyak kita mengeluarkan uang demi membeli sofa ini." Kata Jisoo bergerak-gerak disofa menikmati kenyaman.

Adore You Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang