Kasus Baru : Pembunuhan Proyek Apartemen
Jisoo duduk berkutat didepan komputer, ia terlihat begitu serius, sibuk mencari sepenggal suara yang ia harap bisa ia dengar walau sedikit. Telinganya sudah panas terhimpit busa headphone selama berjam-jam, tapi butuh kesabaran sedikit lagi analisis ini akan selesai. Disisi lain Rosie sedang sibuk menelisik berkas perkara, Jennie duduk dengan berpikir keras, sementara ada satu orang disana yang tidak melakukan apa-apa sambil menghabiskan sekaleng kacang almond milik Jennie. Menatap langit malam dengan mengunyah kacang renyah.
Ketiga orang itu serentak menoleh saat Jisoo akhirnya membuat suara. "Ya ya, coba lihat ! Aku telah selesai memfilter rekaman suara ini" Seru Jisoo. Teman-temannya mengerumuninya lalu mengambil kursi dan duduk didepan komputer. Bahkan Lisa yang sibuk makan juga ikut nimbrung.
"Apa yang kau temukan ?" tanya Jennie sambil menggunakan headphone yang lainnya.
"Oke, setelah melalui proses penyulingan suara berkali-kali, akhirnya aku menemukan sebuah suara yang terus muncul dalam salah satu rekaman yang Trapper tinggalkan"
"Langsung saja akau akan memutarnya agar kalian paham apa yang aku maksud" Jisoo menekan tombol play, ketiga orang yang sedang bersamanya itu kala hening, menajamkan telinga masing-masing, dan bersiap-siap mendengar sesuatu yang rasanya bisa dijadikan petunjuk.
Rekaman itu kembali terputar, dimana Trapper memulai kalimatnya yang profokatif namun terdengar berkuasa.
"Kkkkkk... Bagaimana ? Profesor Kim ? Kau sudah merasakan permainan ini ? Semakin kau mengejarku mati-matian, maka akan semakin banyak orang-orang disekitarmu mati. Hari ini saja demi satu orang sepertiku kau bahkan mengorbankan semua manusia yang ada dikantormu"
"Aku berterus terang saja Professor Kim, ayo mulai permainan ini pada babak yang lebih serius, karena aku mulai merasa bosan. Aku akan memberitahumu apa yang selanjutnya akan aku lakukan. 64 jam dari kau mendengar pesanku ini. Maka aku akan menjatuhkan korban selanjutnya"
"Two heads, are better than one" begitulah kalimatnya berakhir. Namun Jennie menyela, ia mendengar sesuatu yang jelas karena ia mendengar suara melalui headphone, sedangkan yang lainnya hanya melalui speaker aktif.
"Cangkaman ! Apa kalian mendengarnya ?" kata gadis itu antusias.
"Aku mendengar sesuatu yang bisa dijadikan petunjuk, eonni coba putar ulang lagi di detik 00:48. Pada bagian two heads are better than one"
Jisoo mundur pada detik yang Jennie sebutkan, lalu mereka kali ini mendengarnya lebih teliti.
"Two Heads are better than One"
Dibalik kalimat itu, terdengar bunyi lain yang menimbulkan pertanyaan. Seperti dentuman yang terus menerus terulang dengan ritme yang sama. Begitu jelas, dentuman berkali-kali yang seolah menjadi latar belakang suara rekaman Trapper. Jennie berpikir mungkin ini bisa dijadikan petunjuk tentang keberadaan Trapper sekarang.
'Kalian mendengarnya bukan ? Ada ritme dentuman yang selalu terdengar seiring Trapper berbicara" Tukas Jennie.
"Eoh, benar aku mendengarnya, suaranya pelan tapi aku mendengarnya cukup jelas. Bunyinya memiliki ketukan yang khas, Tamm .... ! Tamm.... ! Tamm.... ! Seperti itu" Tukas Lisa.
"Pertanyaannya adalah bunyi apa itu ? Karena jika kita bisa menebak asal dari bunyi itu maka kita bisa menebak keberadaan Trapper sekarang"
"Karena aku tau persis bahwa Trapper tidak akan memilih korbannya begitu saja, dia pasti sudah mengikutinya kemana-mana sebelum mengambil keputusan untuk mengeksekusi korban."
"Didalam rekaman ini Trapper memberi tahu kita bahwa ia memberi waktu dua kali 24 jam untuk mencari tahu. Maka artinya pada saat ia sedang membuat rekaman ini, bajingan itu pasti sudah berada bersama korban sekarang dan mengintainya dari jarak dekat"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRAPPER [EBOOK]
Mystery / ThrillerKisah Ini bermula dari seorang gadis bernama Kim Jennie dipaksa pulang oleh ayahnya sendiri yang merupakan seorang Jenderal Polisi untuk kembali Ke Korea Selatan agar menjadi seorang detektif yang mengusut kasus pembunugan berantai "Pasangan Gelap"...