Part 11

561 42 2
                                    

Aku hanya bisa menautkan kedua bibirku, rasanya begitu gugup. Duduk dengan agak canggung dimeja makan yang penuh dengan hidangan keluarga. Aku melirik kesekeliling, rumah ini terlihat begitu hangat dan megah. Terlebih pada dindingnya terdapat frame foto bertajuk Jennie dari ia kecil hingga dewasa. Haahh... Aku tak menyangka, kenapa tiba-tiba gadis ini malah membawaku kerumahnya.

Sedangkan dia pergi kekamarnya katanya ingin berganti pakaian dan meninggalkanku dengan seorang ibu yang wajahnya duplikat dari Jennie. Anni, tapi Jennie lah yang menduplikasi wajah ibu ini. Aku memang tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas tapi dari bentuk rahang dan bulat wajahnya yang sama persis, aku tau Jennie pasti menyalin wajah ibunya. Aku harus bagaimana ? Rasanya canggung sekali untuk memulai obrolan.

"Jangan terlalu kaku begitu, aku sangat senang ketika Jennie putriku membawa seseorang kerumah" Kata Nyonya Kim. Dia meletakkan hotpot yang berisi sup daging sapi pedas.

"Eoh, Annieyo - eommoniem,"

"Hmm apakah teman Jennie yang lainnya juga pernah kemari ?" Aku balik bertanya untuk memecahkan suasana canggung.

"Anni. Kau adalah orang pertama yang dia bawa kerumah."

"Hahhh, padahal aku berharap dia membawa seorang pria untuk makan bersamanya. Tapi, ya sudahlah.."

"Apalagi yang diinginkan seorang ibu selain kebahagiaan putrinya" kata Nyonya Kim.

"Ah, maafkan aku Eommoniem. Kedatanganku mungkin membuatmu agak kecewa, tapi lain kali Jennie pasti akan membawa teman prianya kerumah dan mengenalkannya padamu"

"Hm ? Siapa bilang aku kecewa ? Aku senang dengan kedatanganmu kemari Profesor Lisa. Itu artinya putriku ternyata tidak seperti yang orang bilang. Setidaknya dia masih merasakan apa itu kasih sayang dari orang lain"

Kasih sayang ? Jennie ? Heeiihh Soulma. Orang seperti Jennie mengenal kasih sayang ? Dia itu penyihir dari barat yang akan selalu kejam selama 500 tahun lamanya. Eommoniem, sayang sekali kau tidak mengenali bagaimana sikap putrimu diluar sana. Begitulah aku mengomel didalam hati sambil melemparkan senyum ramah.

"Ini terjadi mungkin karena kesalahanku juga," Imbuh Nyonya Kim lagi.

"Bahkan sejak dari umur 5 tahun, aku sudah memberikan kebebasan pada Jennie untuk memilih jalannya sendiri dan menjadi wanita yang mandiri. Apapun keputusannya aku selalu menghargainya. Asalkan dia bahagia seumur hidupnya"

"Termasuk, dengan siapa dia akan menjalani hidupnya bersama"

Haahh.. Kenapa makin kemari obrolan ini makin canggung ? Aku merasa seperti sedang satu meja makan dengan ibu mertuaku. Pembicaraan ini begitu terlalu jauh. Heishh Kim Jennie, lihat bagaimana ibunya sangat menyayanginya tapi dia masih saja berhati dingin seperti es.

"Tenang saja Eommoniem.. Jennie pasti akan menemukan orang yang baik untuknya. Seiring dengan berjalannya waktu, pasti ada satu orang yang akan menyentuh hatinya. Dan aku yakin orang itu pasti orang yang baik"

Nyonya Kim kemudian menatapku begitu lama, lalu ia tersenyum hangat kearahku layaknya seorang ibu yang begitu penyayang. Mungkin karena aku sebaya dengan putrinya, jadi ia juga terlihat sangat senang melihatku.

"Nde, tak hanya baik, ternyata ia juga sangat rupawan" Susul Nyonya Kim.

"Tentu, Kim Jennie cantik seperti anda. Maka seharusnya pasangannya juga rupawan sepertinya" jawabku.

Nyonya Kim tiba-tiba memegangi punggung tanganku dengan hangat. "Kalau begitu, jagalah putriku dengan baik. Araa ? Jangan biarkan dia kesepian dan temanilah dia sampai kapanpun"

"Nde Eommoniem.." jawabku sopan padahal didalam hati berbeda.

"Kalian sedang apa ? Terlihat romatis sekali" kata Jennie yang baru datang dari kamarnya.

THE TRAPPER [EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang