LOLOS
Dengan belenggu borgol besi dikedua tangannya, Kim Tae Hyung didampingi oleh dua orang polisi untuk menaiki bus tahanan. Hari ini ia akan dipindahkan menuju lapas tahanan untuk kriminal kelas berat, bersama beberapa orang tahanan lainnya. Tanpa perlawanan ia menurut saja, duduk dikursi paling belakang bus di pojok kanan. Matanya menatap kosong keluar jendela dengan wajah yang tanpa ekspresi, walau ia mendengar sipir yang sedang berjaga didalam bus berbicara tentang dirinya.
"Ya ? Jadi itu Trapper ? Dia tak seganas kelihatannya dengan sikap tenang begitu"
"Eoh, aku mengira dia adalah orang yang sangat berbahaya. Namun ternyata dia hanya pengecut lemah yang hanya berani main tikam dari belakang"
Begitulah sipir penjaga membicarakan Kim Tae Hyung terang-terangan. Dan ia tidak menggubrisnya. Ditengah perjalanan tak ada suara yang berarti, didalam bus begitu hening. Bahkan sesama tahanan pun tak ada yang bicara satu sama lain.
Jarak dari kantor kepolisan Jamsil menuju lapas tahanan kelas berat cukup jauh, menempuh jarak 70 kilometer perjalanan darat. Karena lapas tahanan kelas berat memang berada pada daerah khusus yang disediakan oleh pemerintah dengan pengamanan super ketat. Hanya teroris, mafia, atau pembunuh berantai yang sudah membunuh lusinan orang yang masuk tempat khusus ini. Tak ada garansi, jika kaki sudah menginjak tempat itu maka tak ada jalan lagi untuk keluar dari sana.
TET
Supir bus mobil tahanan mendelik kearah spion depan saat seseorang memencet bel. Sipir penjaga pun langsung menyusul orang yang telah memencet bel komunikasi. Seorang sipir mendekati Kim Tae Hyung yang baru saja memencet bel disebelahnya.
"Oi ! Kenapa kau memencet bel ?" Tanya sipir itu.
"Perutku sakit, aku ingin ke toilet"
Tanpa aba-aba sipir itu langsung menendang tulang kering Kim Tae Hyung dengan sepatu bootnya yang tebal. Kim Tae Hyung agak meringkuk, ia memegangi tulang kakinya yang ditendang kuat.
"Aku sudah bilang sebelum berangkat, jika ada yang ingin berak maka pergilah berak sebelum berangkat ! Karena diatas mobil aku tidak menerima alasan kalian mau berak atau kencing !"
"Kenapa ? Kakimu sakit ? Jangan pura-pura lemah Seikia ! Itu belum sebanding dengan korban yang telah kau bunuh selama ini"
*Seikia: Anjing,brengsek
"Huh" Kim Tae Hyung tersenyum mendengar ucapan sipir itu.
"Baiklah, jika kalian tidak mengijinkanku maka aku akan buang kotoran dan kencing diatas bus ini. Tak masalah bukan kalau kalian mencium bau kotoranku sepanjang perjalanan karena kalian yang memaksaku begitu"
Sipir itu jadi berubah pikiran saat ia melihat Kim Tae Hyung bersungguh-sungguh akan buang air besar diatas mobil. Ia pun memberi kode pada supir bus agar menepi sejenak jika menemukan sebuah pom bensin. Tak beberapa menit kemudian mobil bus berhenti di sebuah pom bensin kecil di pinggiran kota. Kim Tae Hyung turun dengan dikawal oleh sipir yang telah menendang tulang keringnya tadi.
Sipir itu mengawalnya hingga kedepan pintu toilet, "Kau hanya punya waktu 5 menit !" Katanya pada Tae Hyung.
Sambil menunggu Kim Tae Hyung sipir itu terus melirik jam tangannya. Nyaris lima menit berlalu tapi Kim Tae Hyung masih belum keluar juga dari toilet.
"Oi ! Cepatlah ! Lima menitmu sudah habis ! Jika kau tidak keluar maka aku akan menyeretmu ke mobil tanpa celana"
"Ah, maafkan aku. Sepertinya aku menghadapi masalah kecil disini, bisakah kau mengambilkan aku tisu ? Tisu toiletnya habis" Kata Kim Tae Hyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRAPPER [EBOOK]
Mistério / SuspenseKisah Ini bermula dari seorang gadis bernama Kim Jennie dipaksa pulang oleh ayahnya sendiri yang merupakan seorang Jenderal Polisi untuk kembali Ke Korea Selatan agar menjadi seorang detektif yang mengusut kasus pembunugan berantai "Pasangan Gelap"...