Lisa membuka sebuah peti es khusus penyimpanan mayat, menarik dua buah ranjang dari dalamnya yang masih ditutupi oleh kain putih panjang. Dokter forensik itu menyalakan lampu putih terang, lalu ia buka kain putih pada masing-masing mayat yang sudah keras dan kaku itu.
"Choi Sulli, dia tewas karna tikaman yang memutus tepat pada arteri karotis dan yang ini Lee Dong Hae, ia tewas karna dicekik dari belakang menggunakan kawat tipis dan tajam" Ujar Lisa pada Kim Jennie yang sedang tertegun didepan ranjang mayat. Ia juga menjelaskan panjang lebar tentang kondisi mayat sesuai dengan apa yang telah ditemukan oleh Tim Forensik.
Kim Jennie mendekat, terlebih dahulu ia menghampiri mayat Lee Dong Hae, menyentuh luka dalam bekas lilitan kawat di leher pria itu dengan pelan. Ujung telunjuk dan jari tengahnya menyentuh bekas lilitan kawat pada mayat.
"Tak masalah kan jika aku menyentuhnya ?" Tanya Jennie pada Lisa.
'Tak masalah selagi kau menggunakan sarung tangan"
Jennie tampak lebih tertarik dengan mayat Lee Dong Hae dibandingkan dengan mayat Choi Sulli. Ia hanya melihat mayat Choi Sulli sekilas, namun jika dengan mayat Lee Dong Hae ia malah mematut-matutnya agak lama. Seolah ia sedang memikirkan sesuatu tiap kali melihat luka jerat yang melingkar dileher Lee Dong Hae. Sedari tadi Lalisa mengamati gerak gerik gadis itu, kejadian sebulan yang lalu membuat Lisa merasa sedang menonton sebuah topeng sempurna yang sedang ditampilkan oleh Jennie. Siapa sangka gadis yang menghabisi induk kucing itu justru seorang Profiller NCI yang berbakat dan malah ia berkecimpung dengan pembunuhan yang metodenya sungguh tak asing. Bukankah ini terasa sangat kebetulan ?
"Apakah kau menemukan petunjuk yang mengarah pada siapa pembunuhnya ?" Tanya Jennie.
Lisa menggeleng, lalu bersedekap tangan didada. "Sejauh ini aku tak menemukan apapun, semuanya masih mengambang karena pembunuhnya terlalu rapih hingga tak meninggalkan sedikitpun petunjuk. Dia orang yang berpengalaman atau bisa jadi orang yang mengerti dunia kriminal"
"Akan lebih mengejutkan lagi kalau ternyata pembunuh yang selama ini kita cari ternyata justru seorang polisi, benarkan ? Itu bukan fiktif, bisa jadi peluang yang belum dipikirkan" Sindir Lisa lewat senyuman. Ia ingin melihat reaksi Kim Jennie dengan bicara seperti itu.
Dan ternyata benar, gadis itu merespon. Bukan dengan kata atau keterangan, melainkan sedikit pertanda dari bahasa tubuhnya. Ujung bibir Jennie agak tertarik dan sebelah alisnya bergerak keatas. Sedikit banyak Lisa juga belajar tentang psikologi, dari sana saja terlihat jelas bahwa Jennie merespon perkataanya barusan.
"Hmm..entahlah kita tak bisa menuding begitu saja sebelum membuktikannya dengan jelas"
"Tapi... melihat bagaimana kondisi korban ini aku mengerti dengan jelas bagaimana dia mengeksekusi kedua orang ini didalam mobil" Kata Jennie. Gadis itu menutup matanya untuk satu menit, sambil berdiri dengan tenang.
"Pertama-tama ia menarik perhatian kedua pasangan yang sedang parkir dibawah Jembatan Jamsil. Mengajak mereka berbicara dengan cara yang biasa agar dua orang itu menurunkan kaca mobilnya tanpa menimbulkan kecurigaan sedikitpun."
"Lalu setelah korban terpancing maka ia beraksi dan melumpuhkan mereka secara cepat"
"Menurutmu diantara dua orang ini mana yang lebih dulu dibunuh oleh Trapper ?"
Lisa mengerutkan dahi, sebenarnya ia tahu berdasarkan hasil jejak forensik yang dibunuh duluan adalah Choi Sulli. Namun kali ini dia ingin menjawab yang sebaliknya pada Jennie.
"Hmm... karena keduanya sama-sama tewas dihari yang sama jadi aku tak tahu persis siapa yang dibunuh oleh pembunuh itu lebih dulu. Bisa jadi Lee Dong Hae yang dilumpuhklan lebih dulu oleh Trapper karena dia laki-laki"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRAPPER [EBOOK]
Misteri / ThrillerKisah Ini bermula dari seorang gadis bernama Kim Jennie dipaksa pulang oleh ayahnya sendiri yang merupakan seorang Jenderal Polisi untuk kembali Ke Korea Selatan agar menjadi seorang detektif yang mengusut kasus pembunugan berantai "Pasangan Gelap"...