11. OPNAME

13 4 10
                                    

Mohon maaf bila ada kesalahan tanda baca atau pengetahuan, tolong dikasih tau yaaa

makasiii

HAPPY READING

Selepas kejadian di telpon, Dean langsung bergegas ke rumah Rayyan tanpa ba bi bu, ia merasa ada yang tidak beres dengan lelaki itu.

Dan benar saja, Dean menemukan Rayyan dengan keadaan mengenaskan, dengan darah yang mengucur di kepala serta keadaan tubuh yang babak belur.

Lantas Dean segera membawa lelaki itu ke Rumah Sakit terdekat dengan memesan taksi.

Dean menunggu di depan ruang IGD, entah apa yang dialami Rayyan sehingga separah itu.

Satu pertanyaan di benak Dean, mengapa ia peduli? Bukankah seharusnya ia membiarkan Rayyan sekarat?

Dean menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran sialan itu. Ia sedari tadi sibuk menghubungi Jefran untuk mengabari kalau sahabatnya itu masuk rumah sakit

Setelah sekian lama mencoba menelpon, akhirnya Jefran mengangkat.

"Apa?! Gue sibuk!" ketus seseorang di seberabg sana.

"Rayyan masuk rumah sakit," tutur Dean cepat.

"Gausah ngawur," sanggah Jefran tidak percaya.

"Gue gak segabut itu buat nelponin lo buat hal gak jelas," pungkas Dean dengan wajah datar.

"Kenapa dia enggak hubungin gue kalo gitu?" Jefran menaikkan alisnya di seberang sana. Kemudian mengecek recent call, dan ternyata benar, Rayyan sempat menghubunginya beberapa kali.

"Bacot! Mending cepet ke sini," suruh Dean mulai kesal.

"Shit! Kenapa dia bisa masuk Rs?"

Dean menahan emosi yang akan meluap, menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. Dean benci banyak tanya.

"Gue sharelock sekarang, tanyain sendiri sama orangnya," Dean mematikan sambungan sepihak, takut semakin emosi dan berakhir teriak tidak jelas seperti orang gila di sini.

Dean mendudukkan dirinya di kursi tunggu, tak lama kemudian seorang dokter keluar, Dean berdiri menghampiri.

"Keluarga pasien?"

"Saya temennya Dok!" sahut Dean cepat. Ia tertawa dalam hati, teman?

"Orangtua pasien mana?"

"Saya enggak tau, bisa jelaskan keadaannya sekarang?"

Dokter itu menghela nafas pelan, tidak sopan, pikirnya.

"Pasien tidak mengalami luka serius, mendapat beberapa jahitan di kepala, dia perlu di rawat inap beberapa hari di sini untuk menstabilkan kondisi fisiknya."

Dean mengangguk pelan mendengar itu. "Oke."

Dokter di depannya mengernyit. Oke?

"Pasien sebentar lagi akan dipindahkan ruang rawat, baru boleh dijenguk," lanjut Dokter itu. "Pasien juga di beri obat bius agar bisa beristirahat."

Obat bius gak sih? Aku enggak tau plis, tolong kasih tau🙏

Dean tidak tahu harus berkata apa, lantas hanya mengangguk kaku. Yang ingin menjenguk musuh sendiri siapa?

Apakah Dean tidak sadar bahwa ia juga menolong musuh sendiri?

"Kalau begitu saya tinggal dulu."

Selang sekian menit, akhirnya Rayyan dipindahkan ke ruang rawat, bertepatan dengan itu pula Marchessa datang bersama Jefran dengan tergesa.

 FRIENDS, HUH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang