Happy Reading!Drrt drrt drrt
Lelaki yang yang tertidur pulas itu merasa tidurnya terusik. Ia meraba-raba kasur, saat mendapatkan benda itu Dean menekan tombolnya dengan keadaan yang setengah sadar.
Saat dering itu tidak lagi terdengar di telinga, ia kembali menyamankan posisi tidurnya hendak bersiap kembali ke alam mimpi.
Drrt drrt drrt
Ini yang ke sekian kalinya dering ponsel itu berbunyi membuat Dean benar-benar merasa terusik. Dan sudah kesekian kali Dean menolak panggilan itu.
Ini tengah malam! Waktunya orang-orang mengistirahatkan diri dari penatnya aktivitas di siang hari.
Drrt drrt drrt
Sialan siapa yang berani mengganggu tidurnya?!
"Ck," Dean berdecak pelan, kemudian dengan terpaksa membuka mata walau terasa lengket, ia mengangkat panggilan tanpa melihat nama si pemanggil.
"Apasih anjing?!!" sentaknya.
"Whoa santai dong ... jangan ngegas gitu."
Mendengar suara menyebalkan itu, Dean kontan melihat nama si penelpon namun itu hanyalah nomor tidak dikenal, tapi ia kenal baik suara itu.
"Apa?" tanya Dean sekali lagi berusaha sabar.
"Gue laper," ujar Rayyan di seberang sana.
"Masalahnya sama gue apa?" tanya Dean menaikkan alisnya tidak paham.
"Ya lo beliin gue makanan lah bego!"
"Lo gila? Ini tengah malem Bangsat!" lelaki dengan muka bantal itu hendak menekan tombol merah, namun orang di seberang sana seakan peka jika sang lawan bicara akan menutup telponnya.
"Lo tutup telponnya denda 5 juta!" teriak Rayyan di seberang sana cepat.
Mendengar itu Dean urung menekan tombol merah, ia mendudukkan diri. Rasa kantuknya hilang digantikan dengan rasa kesal.
"Enggak usah teriak babi," sentak Dean kesal, ia menjauhkan hp nya dari telinga.
"Siapa lo ngatur-ngatur gue?!"
"Serah lo, gue males debat," ucap Dean datar.
"Beliin gue sate padang, gue laper," titah Rayyan.
"Enggak sudi," Dean lagi-lagi menolak.
"Lo lupa lo itu siapa?"
"Babu lo," jawab Dean malas.
"Nah itu tau, tugas nya BABU itu apa sih?" tanya Rayyan di seberang sana seolah-olah tidak tau.
"Nurutin perintah majikannya."
"Yaudah sekarang lo beliin gue sate padang."
"Ya mikir lah anjing! Ini tengah malem, seenak udek lo nyuruh gue beliin lo sate buat lo makan. Gue juga butuh istirahat bajingan," Dean menyumpah serapahi Rayyan yang terkekeh puas diseberang sana.
"Itu derita lo, enggak baca point perjanjiannya ya? Lupa? Perlu gue ingetin gak?"
"Jangan harap gue beliin lo makanan."
"Sepuluh juta atau sate?"
"Gue nagntuk, udah–"
"Oh mau bayar sepuluh juta? Boleh juga buat jajan 2 bulan ked–"
"Ayah! Jangan pukulin Bunda huaaa!"
Dean reflek menoleh ke arah pintu kamar. "5 menit lagi gue sampe," setelah mengucapkan itu Dean mematikan sambungan sepihak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS, HUH?
Teen FictionBUKAN LAPAK BOYS LOVE, GAY, HOMO ATAUPUN LGBT. MASIH BANYAK TYPO REVISI SETELAH TAMAT🙏 N: 16 KEATAS KALIMAT KASAR DAN ADEGAN YANG TIDAK PATUT DITIRU! Awalnya, Rayyan dan Dean merupakan sahabat karib sewaktu SMP. Namun sebuah peristiwa membuat merek...