18. FLASHBACK

6 1 5
                                    

Flashback waktu mereka SD kelas 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback waktu mereka SD kelas 3.


"Dean, main bola yuk!"

Dean menoleh, pada bocah laki-laki berumur 9 tahun itu. Rayyan memegang bola kaki yang entah dia dapat dari mana.

"Ayok!" seru Dean bersemangat.

Dua bocah berseragam merah putih itu tengah menikmati waktu istirahat dengan bermain bola agar tidak bosan.

"Kamu jaga gawang ya! Biar aku yang nendang!" ucap Rayyan menyuruh Dean berdiri di tengah gawang.

Wajah yang awalnya antusias sekarang tertekuk ke bawah. "Gak seru ah! Aku kan juga pengen lari nendang bola," tolak Dean.

"Kan ini bola aku! Kamu harus nurut dong!" Rayyan sedikit menaikkan nada bicaranya.

Mungkin pikiran Rayyan, itu bolanya jadi Dean tidak berhak ambil suara, Rayyan wajib bertindak semaunya atas bola itu termasuk mengatur permainan.

"Kalo gitu aku gak mau main!"

"Kok gitu sih?!"

"Kan aku pengen nendang juga! Masa cuma jaga gawang, kita kan bisa main berdua."

"Terus yang jaga gawangnya siapa kalo gitu?!"

"Pokoknya aku juga mau nendang!"

Mereka berdua sama-sama keras, tidak ada yang mau mengalah.

"Huaaaa!"

Di tengah-tengah perdebatan, suara seorang bocah perempuan yang menangis menginterupsi.

Mereka terdiam dan saling pandang, menajamkan pendengaran, menatap sekitar.

Ini di lapangan belakang sekolah, cukup sepi dan luas, tidak ada yang berani ke sini dikarenakan sebuah rumor yang katanya ada penunggu.

Terkecuali Rayyan dan Dean, dua sahabat itu tidak percaya pada hal begitu dan jika pun iya mereka tidak takut.

Mereka kembali saling pandang, Rayyan melepaskan bolanya di tanah begitu saja kemudian mengangguk pelan pada Dean.

Dean ikut mengangguk kemudian mereka menghampiri asal suara. Dan mereka terkejut bukan main saat mendapati seorang anak perempuan yang tengah menangis dengan sesenggukan di balik pilar ujung lapangan.

"Kamu siapa? Kenapa nangis sendirian di sini? Kamu enggak takut?" Rayyan melontarkan pertanyaan bertubi-tubi pada gadis dengan rambut dikepang dua itu.

Bukannya berhenti menangis gadis itu malah meraung semakin kencang. "HUAAAA!"

Dua bocah laki-laki itu panik, takut jika ada yang mendengar dan mereka dituduh menjahili anak perempuan ini.

 FRIENDS, HUH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang