Vote!
.
.
.
Geraman rendah dari dua anjing doberman yang duduk di jok belakang membuat Bima tak nyaman kala memangku anjing baru bos-nya itu. Mereka berdua menampakan gigi-gigi runcing mereka dengan mulut berliur, mata tajam seolah siap menerkam si anjing putih kecil.
"Tenanglah, Alpha ... Debora ..., dia adik kecil kalian, jangan dimakan, oke!" ucap Yudis dengan menyalakan kembali mesin mobilnya, lalu mereka melaju. "Bagaimana jika aku mengantarmu pulang sekalian, Bi? Setelah sekian lama bekerja padaku, aku sama sekali tidak tahu di mana tempat tinggalmu," ucapnya pada Bima kali ini.
"Tidak perlu, Bos ... saya bisa pulang sendiri, lagi pula kasihan anjing ini jika tarlalu lama di dalam mobil," jawab Bima.
"Ey! Anjing itu kuserahkan padamu, kutugaskan kamu untuk menjaganya, paham?"
Bima berkedip lalu menoleh ke arah Boss Yudis yang tetap fokus ke jalan.
"Dan kuharus memastikan dia bahagia dan sehat jika sewaktu-waktu aku datang mendadak, jadi aku perlu tahu tempat tinggalmu sekarang," Lanjut Yudis setelah menoleh sekilas pada Bima dan si anjing kecil putih di pangkuannya.
"Tapi, Bos?" Bima hendak menolak.
"Tidak ada tapi,"
Semua yang dikatakan Boss Yudis adalah mutlak, semua inginnya harus terjadi dan terlaksana sesuai kehendak dan lidahnya, jadi Bima hanya bisa mengangguk saja.
Mobil membelah jalan, Yudis mengendarainya dengan kecepatan sedang tapi mereka berdua saling terdiam.
Yudis konsentrasi, sementara Bima segan dengan pria berkacamata ini. Jadi Bima si pria gagah dengan dada bidang pun otot lengan hanya mampu mengelus sayang puncak kepala anjing kecil baru bosnya ini.
"Kita ke mana? Kanan atau kiri?" tanya Yudis di persimpangan jalan.
"Kanan, Bos,"
Mobil berbelok ke kanan, dan tak lama mereka sampai di depan gedung bangunan apartemen sederhana. "Di sini?" tanya Yudis.
"Iya, Bos,"
"Oke! Sekarang turun! Beri tahu saja nomer unitmu padaku nanti," Yudis melepaskan sabuk pengaman Bima, membuat Bima semakin merapatkan punggungnya pada sandaran kursi. "Aku buru-buru," kata Yudis mendadak.
"Ba-baiklah," gagap Bima lalu dia segera turun.
Bahkan tanpa sepatah kata pun Bos-nya itu kembali melajukan mobil detik Bima menutup pintu.
Bima menyerengit. Bos Yudis kadang nampak aneh, sedetik dia bahagia dan nampak ramah tamah, tapi sedetik kemudian dia nampak dingin dan menakutkan. Bima tak paham.
Mengedikan bahu, Bima tidak ingin memikirkan itu. Tugasnya hanya bekerja bukan untuk mencari tahu segala hal tentang bosnya.
____________________________________________________________
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, Yudis ingin segera sampai ke rumah, perasaannya was-was akan Yuan.
Menarik napas dalam. "Jangan menjadi gila Yudis ... jangan, okee ... kalian sudah selesai," Yudis mencoba tenang dan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOSS YUDIS
Mystery / ThrillerBoss Yudis, seorang maniak gila dengan lidah bercabangnya, si cerdas nan licik yang mampu mengambil dan menguasai apa pun yang dia mau termasuk harga diri dari seseorang. Yang tampan tapi juga cantik Yang gagah tapi juga manis Yang bisa menjadi mala...