15 | Wang Yuan

27.1K 2.2K 304
                                    

Vote!!

.

.

"Apa kita akan melakukan lebih, Daddyh?" tanya Yudis dengan kilat mata menggodanya pun napas berat.

Bima tidak menjawab, dia juga sudah terlena di sini, meraup lagi bibir tipis itu dan tangannya mulai meremas bokong.

Namun sedetik kemudian Yudis menahan dada Bima, mengakhiri ciuman itu sepihak, turun dari pangkuan dan berucap, "Aku harus pulang," Dengan sorot panik seolah menyadari sesuatau.

Bima mengerjap beberapa kali, tidak tahu persis apa yang terjadi Bos-nya benar terburu, memakai jaket lalu meraih kunci mobilnya di atas meja sebelah piring pasta dan pergi begitu saja.
____________________________________________________________

Hujan masih cukup lebat saat Azam turun dari taksi dan sampai di gedung apartemen Bima, dengan sedikit berlari dia masuk ke dalam dan menuju lift untuk naik ke unit sang mantan kekasih.

Tepat saat lift berdenting, keluarlah Yudis dengan hanya menggunakan jaket serta celana pendek selutut.

Tatapan mereka bertemu, tapi Yudis tak berucap apa pun, dia hanya tersenyum sekilas bagai basa basi ke orang asing dan melewati Azam begitu saja menggunakan langkah lebar dan terburu.

Azam menyerengit, dalam benak menganggap Yudis lupa atau mungkin tak mengenalinya dengan riasan baru seperti ini.

Mengedikan bahu, kemudian masuk ke dalam lift dan menekan nomer lantai unit Bima.

____________________________________________________________

Setengah berlari menerobos hujan, Yudis masuk ke mobilnya dan langsung menyalakan mesin lalu keluar tempat parkir tamu.

Hatinya gelisah, merasa bersalah dan linglung. Mengusak wajah, kelopak matanya memanas, kerongkongannya menyumpal dan sesak sekali dadanya. "Wang Yuan ... maaf," ucapnya parau dengan semakin dalam menginjak pedal gas.

Sekali lagi dia mengelap kelopak matanya yang memanas dengan jari telunjuk di balik kacamatanya. Pandangannya mengabur karena air yang terbendung, ditambah derasnya hujan membuat Yudis semakin frustasi dan kelimpungan, marah sendiri, takut sendiri, dan merasa bersalah sendiri. "Maaf," ucapnya sekali lagi.

____________________________________________________________

"Bima?" panggil Azam yang baru saja masuk ke unit Bima dan temukan mantan kekasihnya itu duduk melamun bagai orang bingung.

"Bi," Sekali lagi Azam memanggil.

Bima menoleh, dan detik itu juga Azam langsung ikut duduk memeluk erat. "Maaf sudah terlalu bodoh ... maaf sudah membuatmu seperti ini,"

"Azam ...," Bima menahan lengan Azam untuk mengurai jarak.

"Kamu mencintaiku, 'kan? Maafkan aku, Bi ..., aku salah,"

Bima menelan ludah menatap manik Azam.

____________________________________________________________

Yudis sampai di rumah, dengan berlari dia masuk ke dalam dan langsung memanggil, "Yuan ...,"

Yuan keluar dari dapur, putih matanya memerah, dadanya kembang kempis, wajahnya yang manis dan cantik nampak berantakan. "Kenapa kamu baru pulang, Yud?" tanyanya serak. "Ini sudah hampir dua hari," Air mata yang terbendung itu kemudian tumpah.

Yudis mundur dua langkah saat sadari Yuan melangkah maju semakin keluar dari dapur. "A-Aku sibuk, Yuan,"

"KAMU SELINGKUH!!" pekik Yuan kalap.

BABY BOSS YUDISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang