Vote!
.
.
.
.
"Sial," umpat Bima dengan sekali lagi mengelap bekas bibir bawahnya yang dilumat sang bos. Saat ini dia tengah menunggu di mobil untuk Bos Yudis masuk ke dalam rumah dan berganti pakaian formal.
Menarik napas. "Tenang, Bi ... ini konsekuensi dari mengambdi pada Bajingan itu," monolog Bima mencoba memperbaiki mental. Rasanya marah, dia seorang pria gagah yang baru saja dilecehkan juga oleh seorang pria gagah, pria gila yang kadang selalu di luar nalar dan dugaan.
"Bima ... ayo kita berangkat!" Yudis tiba-tiba masuk ke mobil dan memasang sabuk pengaman.
Bima menurut, dia menyalakan mesin lalu keluar dari area halaman rumah besar sang bos.
"Wajahmu kaku sekali?" tanya Yudis dengan terkekeh. "Jangan terlalu dipusingkan, Bi ... ini hal baik, meski tak bisa disebut baik juga," Yudis menjeda dengan masih tertawa. "Setidaknya aku tak berniat mengambil Azam-mu bukan?" tanyanya menyebalkan.
Bima hanya tetap memandang lurus ke depan dan fokus ke jalan, mengabaikan bosnya yang begitu sialan.
"OH! AYOLAH! AKU BOSS-MU!" bentak Yudis. "Kamu sudah bersumpah, bahkan menorehkan tanda tangan di atas materai itu sebelum kamu bekerja padaku!" Nadanya turun satu oktaf tapi masih tegas. "Sekarang, minta maaflah atas ketidak sopananmu mengabaikanku," Dan turun lagi satu oktaf lebih pelan dengan dia melipat tangan berpura jengkel.
"Maaf, Boss," Bima menurut.
Yudis tersenyum dan mengangguk, raut garang kesalnya berubah tampan lagi tapi lebih ke manis, bahkan dia sengaja menipiskan bibir untuk menampakan sisi imutnya. "Aku itu selalu murah hati, jadi aku memaafkanmu kali ini,"
"Bajingan sekali," Batin Bima berdecih, kalah karena ketidak berdayaan ini.
Yudis terkekeh. Begitulah Bos besar Yudis Wira Bratajaya, apapun yang dia inginkan tak pernah menjadi masalah, karena pasti akan dia dapatkan sesuai harapan, tak kurang bahkan kadang menjadi lebih. Mungkin bisa dikatakan ia melakukan pelanggaran di atas kejamnya game dunia, yang kata manusia pada umumnya tidaklah adil dan sulit. Dengan kekuatan siapa dirinya, dia adalah dewa yang mengontrol setiap bawahannya, seorang raja maniak berkedok malaikat dengan paras yang memikat. "Sekarang, tersenyumlah padaku dengan dimple-mu itu, Bi ...!" perintah Yudis sekali lagi.
Lagi-lagi Bima hanya mampu menurut. Dia tersenyum manis bagai orang gila meski masih menahan amarah di dada.
Yudis semakin tertawa menang. "Lihat? Siapa yang mengendalikanmu sekarang? Kamu milikku, Bima Anggara Putra,"
Bima menarik napas dalam, dia mendadak benci, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena perjanjian dengan ayah dari si pria gila ini.
Hingga tak lama mereka sampai di kantor.
Yudis turun mendahului disusul Bima di belakangnya.
Yudis masuk dan sampai di lobi ia tersenyum ke sana-kemari, orang-orang muali membisikan namanya kala mereka sudah dilewati, bos Yudis Wira Bratajaya benar ramah sekali.
Masuk ke lift dan naik untuk ke lantai ruangannya, melewati departemen keuangan dan kembali Yudis menebar senyum ke setiap pegawainya.
Tidak ada yang tahu mereka bekerja pada orang yang salah. Yang mereka tahu, mereka butuh pekerjaan dengan penghasilan besar, dan Yudis Wira Bratajaya adalah orang yang tepat. sama halnya seperti Bima di awal menandatangai perjanjian, yang sekarang tengah menjinjing tas kerja Yudis dan mengikutinya sampai ke ruangan.
"Ini masih pagi, Bi," Yudis duduk di kursi kebesarannya. "Aku hari ini tidak tahu ingin melakukan apa," Dia menoleh dengan mendongak ke arah Bima yang masih berdiri. "Hari ini aku tidak terlalu sibuk, 'kan?"
Bima meletakan tas kerja Yudis ke atas meja lalu dia membuka ponsel pintarnya untuk mengecek jadwal sang Bos. "Tidak ada, hanya kunjungan ke cafe yang baru saja ganti nama,"
Yudis bertompang dagu menatap Bika dengan bola mata jernihnya. "Bimaa ... bisakah kamu mencintaiku? Bagaimana kalau aku meminta hatimu?" celetuknya ringan.
"Seperti yang Anda tahu, aku memiliki kekasih Azam Sigit Nagendra," ucap Bima dengan menurunkan ponselnya dan balas menatap Yudis yang lagi-lagi nanpak cantik ini.
Yudis terkekeh, membenarkan kacamata lalu berdiri dan menarik dasi Bima tiba-tiba membuat pria gagah tinggi besar itu membungkuk. "Aku tidak mau tahu itu, lagi pula aku yakin kamu nanti akan lebih mencintaiku,"
"Aku pria domian," ucap Bima mengingatkan.
"Aku tahu, aku tidak memintamu menjadi submisif-ku, aku yang akan menjadi submisif-mu, bagaimana?" Yudis tersenyun manis, dan itu membuatnya semakin nampak begitu cantik.
Bima menyerengit.
Yudis terkekeh lagi, dia semakin menarik dasi itu, membuat wajah si pemilik semakin dekat dengan wajahnya. "Aku memang tampan. Kamu bisa melihatku begitu berwibawa dan gagah di lain waktu, tapi apakah kau tahu? Baik wanita atau pun pria gagah pun pria manis tak bisa menolak pesonaku, bahkan hanya baru dengan melihat mata dan bibirku," bisiknya tepat di depan bibir tebal Bima dengan sengaja menghembuskan napas hangat.
Bima menyorot bibir tipis basah mengkilap merah muda alami itu dengan menelan ludah.
"Akui itu, Bima Anggara Putra ...," ucap Yudis dengan ber-smirk, menyadari jakun Bima naik turun.
Pada rantai makanan ini, Bos besar Yudis Wira Bratajaya-lah yang selalu ada di puncak. Detik selanjutnya dengan satu gerakan Yudis melumat lagi bibir Bima, mengalungkan lengan ke tengkuk, dan mulai menyisipkan lidah. Melenguh demgan terpejam menikmati, napasnya memberat saat hangat ia sesap, gelenyar hebat mulai menggelitik area bawah perut dan kemudian turun. Yudis menikmati ini sendiri.
Pun tidak tahu, Bima hanya pasrah saat bibirnya dilumat lembut dan sexy begini, lidahnya disedot dan dikulum, ciuman yang begitu memabukkan meski ia mencoba untuk tetap sadar dengan membuka mata. Mencoba mengurai jarak, namun ditahan dengan pelukan erat di tengkuknya, dan bibirnya kembali dilumat gila. Bima pasrah, tubuhnya yang tadi menegang kini menjadi lebih tenang meski ia tak membalas ciuman.
"Emgh ...," Yudis melenguh semakin sensual melanjutkan ciuman itu sendirian, yakin Bima yang diam sebenarnya juga menikmatinya karena sekarang dia ikut terpejam.
Dikulum lebih sensual, Yudis ber-semik di tengah-tengah lumatan, dia berhasil dengan kegilaannya karena kini napas Bima mulai ikut memberat juga.
Tbc ...

KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOSS YUDIS
Misteri / ThrillerBoss Yudis, seorang maniak gila dengan lidah bercabangnya, si cerdas nan licik yang mampu mengambil dan menguasai apa pun yang dia mau termasuk harga diri dari seseorang. Yang tampan tapi juga cantik Yang gagah tapi juga manis Yang bisa menjadi mala...