11 | Ular

68.2K 2.7K 339
                                        

Vote!!

.

.

"Sudah pagi, Boss," Bima mencoba membangunkan sang bos pelan, dia tidak mau kesiangan lalu Azam memergokinya tidur dengan sang atasan.

Yudis membuka matanya perlahan. Lalu tersenyum lembut. "Selamat pagi, Bima," ucapnya serak.

"A-aku harus mandi," Bima mengambil lengannya yang dijadikan bantal oleh Yudis, namun belum sempat tengkuknya sudah kembali diraih.

"Morning kiss?" ucap Yudis tepat di depan bibir tebal itu. "Do it, Daddy ...," Yudis memejamkan mata menunggu kecupan.

Dengan ragu Bima mendekatkan wajahnya dan satu kecupan dia berikan.

Yudis tersenyum, baru dia membebaskan Bima. "Mandilah, aku akan bangun lima menit lagi," katanya dengan semakin merapatkan selimut hingga ke leher dan kembali memejamkan mata.

Bima mengangguk dan dia keluar dari dalam selimut. Berjalan telanjang ke kamar mandi dengan mengusak rambutnya yang berantakan frustasi. Sungguh bagai kerbau yang dicocok hidungnya, Bima tidak bisa berbuat apa-apa atas kuasa Bos gilanya, sadar sepenuhnya dia sekarang benar sudah mendua.

Mandi keramas menghilangkan lepek pun mendinginkan kepala, Bima merasa gila. Hingga tak lama dia selesai mandi, keluar dan tepat saat Bima membuka pintu kamar mandi, pintu kamar dibuka dari luar menampakan Azam hendak masuk ke kamar.

"Azam?" panik Bima karena di balik selimut Bosnya masih telanjang, dia berjalan dengan langkah lebar menuju kekasihnya dan langung dia ajak keluar meski dia hanya menggunakan handuk yang terlilit di pinggang.

"Oh ... maaf," ucap Azam pelan menyadari ada Bos kekasihnya yang kembali menginap dan masih terlelap. "Bos-mu menginap lagi, Bi?"

Bima mengangguk. "Dia bilang dia putus dengan pacarnya, dan pacarnya tetap berada di rumah, jadi dia malas jika harus pulang ke rumah," jelas Bima tanpa diminta. Karena sebenarnya dia sedikit was-was jika Azam peka apa yang dia dan bosnya lakukan semalam mengingat aroma kamar yang jelas pasti itu beraroma khas selesai digunakan untuk bercinta.

Azam mengangguk. "Apa Boss-mu sangat mencintai mantan pacarnya itu? Sampai mereka berpisah tapi bos-mu tidak mau mengusirnya, bukannya itu rumahnya?"

Bima mengangkat bahu dan menggeleng syarat dia tidak tahu.

"Ah, pasti dia orang yang beruntung," kata Azam kagum.

"Tidak juga," ucap Bima.

"Eung?" Azam berdengung.

"Bos sedikit gila," bisik Bima di telinga Azam.

"Benarkah?!" Azam membulatkan bola matanya tak percaya.

Bima meletakan jari telunjuknya di depan bibir.

"Oh ... baiklah," Azam mengangguk paham dan memelankan suaranya. "Sudah, kamu ganti pakaian sana! Biar aku siapkan sarapan,"

"Morning kiss?" pinta Bima merasa Azam melupakan sesuatu.

Azam terkekeh. "Pakai bajumu, nanti kalau begini kamu tidak hanya minta cium tapi pasti lanjut mencumbu, bahaya ada bos-mu," Azam mencolek main-main ujung hidung Bima, lalu dia segera bergerak ke dapur.

Bahu Bima jatuh kecewa ditolak lagi. Dengan lesu ia kembali masuk ke kamar, dan dapati sang bos sudah duduk bersila di atas ranjang dan tentu saja masih telanjang.

Wajahnya bagai malaikat, begitu polos dan nampak murni. "Apa Azam melihatku tadi?"

Bima yang sedang mengambil pakean di lemari itu menggeleng. Lalu buru-buru dia berganti pakaian.

BABY BOSS YUDISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang