12 | Teman kencan

27.2K 2.2K 300
                                    

Vote!

.

.

.

"Aku akan berkencan, jadi kamu pulang sendiri," ucap Yudis dengan berkemas. "Jangan khawatir, aku mungkin akan tidur dengan teman kencanku, jadi kamu tidak perlu repot mengelus rambutku malam ini," Yudis tersenyum manis ke arah Bima.

Bima mengangguk. "Kalau begitu saya permisi, Bos," ucapnya buru-buru karena artinya dia memiliki waktu bebas.

Dengan langkah lebar dia keluar ruangan sang bos, lalu mendial nomer telepon Azam.

"Hallo, Azam ... hari ini aku pulang lebih awal, kamu mau aku jemput? Sekalian kita makan malam," ucap Bima setelah Azam mengangkatnya.

"Maaf, Bi ... aku lelah sekali hari ini, aku langsung pulang ke rumah tadi, aku juga tidak bisa mampir ke apartemen, tidak apa-apa, 'kan?"

Bima menipiskan bibir. "Baiklah ... kamu istirahat saja yang cukup, besok masih ada sesi kedua pengambilan gambar, 'kan?"

"Iya, kamu juga istirahat, makanlah yang kenayang dan tidurlah nyenyak,"

"Aku mencintaimu," ucap Bima.

"Terima kasih, Bi," Dan sambungan terputus.

.

.

.

.

____________________________________________________________

Yudis pulang ke rumah terlebih dahulu sebelum menjemput Azam. Dia harus terlihat tampan untuk membohongi pria manis pembohong dan peselingkuh itu.

Naik ke kamar dan langsung mandi, dia tidak mau berlama-lama di rumah karena malas ada Yuan.

Selesai mandi dan bersiap, dia juga turun lagi, lalu sekilas menoleh ke arah dapur yang bisa langsung terlihat dari ruang tengah. Ada Yuan yang menatapnya nyalang dan sedih di sana, seolah sadar Yudis akan berkencan.

Yudis menarik napas dalam lalu dia memutuskan mendekat.

"Kamu akan berkencan?" tanya Yuan sedih dan marah tertahan dengan meremas ujung kemeja putih kebesarannya.

"Kita sudah berakhir, berhentilah seperti ini, Yuan," Yudis mencoba mengingatkan dengan nada bicara selembut mungkin.

"Aku mencintaimu, apa kamu sudah tidak lagi tertarik denganku?" Yuan mengangkat sebelah helai kemeja-nya, menunjukan paha mulus, pinggul dan pinggang yang dulu selalu Yudis kecup dan jilat saat bercumbu.

"Aku mencintai orang lain, dan aku sudah tidak tertarik lagi dengan Pria manis," ucap Yudis tanpa ekspresi melihat hal indah itu. "Sekarang pakai celanamu, aku harus pergi," Yudis benar pergi meninggalkannya.

"Yudis ...," panggil Yuan dengan suara serak menahan tangis.

"Sadarlah!!" ucap Yudis setengah membentak tanpa menoleh lagi ke arah Yuan.

____________________________________________________________

.

.

Azam memoles lagi bibirnya dengan lip blam rose pink agar nampak lebih cerah di depan bos kekasihnya sendiri.

Mengecap-ecap bibirnya agar itu merata. "Maaf, Bima ... tapi memang sekarang perasaanku sudah tidak sebesar dulu, aku bosan denganmu," monolognya di depan cermin kecil di tangan.

BABY BOSS YUDISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang