Di buku nya nanti juga ada kisah Boss Novan Arjuna Besi.
Ayo nabung! Terbit 1 Juni 2023.
Tipis-tipis begini :
.
.
.
Gusti mengigit pizza-nya. "Jadi kenapa Mas macarin anak SMA kalau nggak dapat apa-apa?"
Mereka sudah tak saling berpura lagi, bahkan Gusti sekarang duduk mengangkang dengan membungkuk, menumpukan siku ke lutut, menikmati makan malam.
"Itu cuma taruhan aja sebenernya," jawab Besi yang juga tengah mengunyah pizza-nya.
Gusti tertawa. "Kok, sialan ya?"
"Kamu pasti untung banyak pacaran sama cewek cantik yang tadi siang, yah?" ucap Besi ter-smirk setelah menenggak sodanya.
"Nggak, sih! Tepatnya gue malah lebih banyak dapet stres."
"Terus kenapa kamu tetep sama dia?"
"Mas pasti paham, ini sejenis kebutuhan," jujur sekali Gusti ini.
Besi tertawa ringan. "Agak bajingan, yah?"
"Kita lanang, Mas ..., kalau nggak tersalurkan bisa bahaya, kan?"
Besi malah mendesah lelah. "Kamu bener! Udah lama mas ngelakuin sendirian, dan itu kasihan,"
"Kalau gitu cari pacar aja lagi," perintah Gusti ringan.
"Yah, kayaknya ... kayaknya mas bakal cari pacar baru, cowok manis kayaknya ide bagus,"
Gusti diam sejenak, otaknya menyimpulkan sesuatu, lalu dia menoleh ke arah Besi. "Mas bisex?"
"Maaf-maaf. Kita lagi nggak pura-pura deket, eh, mas malah ngomongin hal privasi," Besi tertawa lagi.
Gusti ikut tertawa. "Tiga bulan bareng, kita bener-bener nggak tahu apa pun satu sama lain ternyata,"
Besi mengangguk dengan meletakan kaleng sodanya ke atas meja.
"Gue juga nggak mempermasalahkan gender sejauh ini," celetuk Gusti.
Dan itu membuat Besi menoleh ke arah Gusti tak percaya.
"Kenapa?" Gusti balas menatap Besi dengan mengkrenyitkan kening.
Lagi-lagi diam sejenak, lalu mereka berdua tertawa terbahak.
"Kita berdua ternyata bener-bener Bajingan, Gustian ...," Besi menepuk dua kali lengan Gusti main-main. "Kalau tahu gitu, seharusnya mas dekat sama kamu dari dulu. Kamu keliatan cantik di mata mas, apalagi kakimu itu," Dia menunjuk kaki jenjang mulus putih Gusti yang sekarang memang hanya mengenakan celana pendek.
Gusti ikut menyorot kaki putih kecilnya sendiri. "Kaki gue emang cantik, bahkan lebih cantik dari idol grup korea," Bangganya dengan terkekeh.
"Gustian," panggil Besi serius. "Bisa kita pura-pura lagi nggak malam ini? Mungkin seperti sejenis main ping pong tanpa menghitung skor. main aja buat bahagia, timbal balik mudahnya."
Gustian berkedip.
"Mas nggak maksa. Kaya yang kamu bilang tadi, semacam butuh penyaluran, dan mas udah nahan ini dari siang." Besi menyandarkan punggung ke sandaran sofa.
Gusti tersenyum. "Seperti main ping pong." Dan dia mengulurkan tangannya untuk berjabat.
"Bajingan," Besi tertawa, tapi dia menerima uluran tangan itu.
Dan sedetik kemudian, Gusti yang duduk di sisi Besi dengan begitu gagah—tadi—beringsut naik ke pangkuan, mereka berhadapan sekarang.
Besi mendongak menatap Gusti yang merunduk. "Jadi Mas harus panggil kamu Baby?"
"Yas, Daddy," Gusti tersenyum tipis.
Dan tanpa aba-aba bibir mereka saling terpangut, dengan lembut, basah, pelan pun sedikit jilatan dan sesapan.
Besi mulai mengelus pelan pinggang dan punggung Gusti saat Gusti mulai meremas rambut belakangnya dengan bunyi decak mengiringi ciuman mereka.
Pria putih cantik nan manis yang tadi nampak gagah ini menggeliat di atas pangkuan, mendesah pelan hanya karena sebuah sesapan nakal.
"Sialan, kenapa kamu manis banget, Baby?"
"Its me," jawab Gusti dengan bibir mereka masih sedikit menempel.
Besi tak tahan, dia melumat lagi bibir tipis manis itu, yang seolah menjadi candu baru untuk tubuh, pikiran, jiwanya saat ini.
Tangannya masuk ke kaos putih Gusti, meraba otot perut dan naik ke dada bidangnya, memilin puting yang kemarin malam ia lihat begitu menggoda dengan warna merah muda. "Boleh?" ijin Besi saat ia akan membuka kaos itu ke atas.
"Semua milikmu, Daddy,"
Kalimat dengan nada berat serak mendesah itu terdengar bagai mantra yang menyihirnya, terburu Besi melepas selembar kain tadi, dan benar menampakan apa yang ada dalam pikirannya, di sana ada puting merah muda. "Sial, aku gila,"
Membuat Gusti mendesis saat itu juga detik Besi kini meraup, menjilat lalu menyesap pun mengigit-gigit kecil dengan satu tangan memainkan puting yang satunya.
persik dan krim, lebih manis dari yang termanis, tapi perasaan gelenyar dan gelitik halus di bawah perut mereka lebih nikmat dan lebih manis dari apa itu persik dan krim.
Ciuman Besi naik lagi untuk meninggalkan jejak basah di sepanjang leher putih Gusti, membuat si pemilik semakin mendongak.
"Baby, nggak peduli kalau mas bakalan mabuk, tapi sekarang mas mau minum kamu, Sayang."
"Minum semua, Daddy," desah Gusti dengan semakin mendongak memberi akses lebih untuk lehernya dijilat.
Dan Besi langsung membopong Gusti menuju kamarnya tanpa melepas kecupan-kecupan samar di sepanjang leher putih itu.
Membating tubuh setengah telanjang Gusti kasar ke ranjang. "Mas sangat ..., sangat ..., sangat ..., menginginkan kamu sekarang." Besi menyentuh bibir, turun ke jakun, dada dan pusar Gusti pelan nan sensual dengan jari telunjuknya.
"Cium bibirku, Daddy ... cumbu aku, tapi jadikan ini rahasia kecil kita setelahnya," pinta Gusti dengan terpejam dan menggeliat menikmati sentuhan.
Dengan senang hati Besi menurutinya, dia raup lagi bibir itu, menyesapnya bergantian atas bawah, membuat Gusti menarik napas dalam dan kian mendesah.
"Kamu cantik, Baby," Besi mengurai jarak lagi, menatap Gusti dari atas begini adalah pemandangan indah tersendiri.
Bibir tipis yang kini warnanya semakin memerah, sedikit bengkak dan basah mengkilap, mata sayu, serta pipi bersemu.
Dibelai wajah itu perlahan, membuat Gusti terpejam, dan sekali lagi Besi menyambarnya, melumat basah dan menyesap lidahnya. Sementara, kedua tangannya di bawah sibuk membuka sisa pakaian yang Gusti kenakan, mengangkangkan kedua kaki Gusti dan Besi sendiri mulai membuka pakaian.
Mereka sudah tak bisa lagi menolaknya, atau bahkan lari dari napsu yang kini sama menggunungnya.
Ini terlalu manis, sangat manis, dan benar-benar manis jika dilewatkan bahkan hanya sejengkal saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/322516691-288-k343100.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY BOSS YUDIS
Mystery / ThrillerBoss Yudis, seorang maniak gila dengan lidah bercabangnya, si cerdas nan licik yang mampu mengambil dan menguasai apa pun yang dia mau termasuk harga diri dari seseorang. Yang tampan tapi juga cantik Yang gagah tapi juga manis Yang bisa menjadi mala...