Long time no see, guys. Sebenarnya aku sudah aktif menulis, tapi bagi aku—sepertinya The Black Sun kekurangan peminat karena buku ini terlalu slow-long-update. Semoga saja, masih bisa menghibur ya, loves.
➖
Bandara Ferihegy terlihat tak begitu ramai hari ini. Beberapa calon penumpang maskapai diminta untuk beralih menuju terminal keberangkatan berbeda, bahkan di antaranya dibatalkan kepergiannya. Tentu, terdapat alasan penting di balik itu semua.
Terdapat dua agen yang gugur hendak dipulangkan ke asalnya, dibuatkan upacara pelepasan untuk menghormati perjuangannya. Mereka, Kathrine dan Gin Hwang.
"Mereka baru membuat upacara yang layak setelah semuanya mulai mencuat ke publik." Gumam Luna, yang menyaksikan upacara dari kejauhan bersama Helios, Newt, dan Rey.
"Masih banyak orang gila, Luna." Lirih Rey.
"Hwang dan Kath telah pergi, aku tak ingin menghadiri kehilangan seperti ini, lagi."
Helios menatap peti yang dipanggil para prajurit menuju sebuah jet, dihormati para anggota institusi yang hadir. "Kita masih harus kehilangan," ucapnya menarik netra ketiga rekannya untuk menatapnya. "Kehilangan para musuh bajingan itu."
Pria Dawn itu lantas berbalik, meninggalkan jarak menuju kendaraan hendak pulang. Luna dan Rey menyusul Helios, sementara Newt menetap sejenak upacara itu sebelum mengambil langkah seperti yang lainnya. Untuk menghindari kamera pengintai dan beberapa petugas yang berjaga, keempat agen itu berpencar dengan mengenakan kacamata hitam serta topi yang berwarna serupa. Mereka masih termasuk dalam daftar orang paling dicari, mereka tak bisa searogan itu berkeliaran dengan bebas.
Dalam langkahnya, Helios tak sengaja menabrak seseorang dengan tangkapan pandangan yang dapat melihat dengan jelas sisi samping orang itu. Tak ada kata yang terlontar, orang itu berlalu begitu saja. Namun Helios—sepertinya pernah melihat orang itu.
Lupakan, ada urusan yang harus diselesaikan.
Helios menjadi orang pertama yang tiba pada mobil yang sedang terparkir. Tak sengaja matanya menemukan secarik kertas di atas kaca mobil pengendara, menarik tangannya untuk diraih. Newt menjadi orang kedua yang hadir, melihat Helios sedang membaca secarik kertas.
Vel potentissima cadet.
47.8702° N, 20.3242° E"Bahkan yang paling berkuasa akan tumbang." Desis Helios menerjemahkan bahasa Latin yang terpahat dengan warna merah itu. Dahi Newt mengernyit, "itu—adalah darah."
"Aku akan mengicar setan ini sampai kapanpun." Tegas Helios mulai dikuasai ambisinya.
"Lios, kau tahu jika kakakmu terlibat, bukan?"
"Aku tak peduli, Newt. Aku akan melakukan apa saja untuk mengupas semuanya, aku akan membuat Elina, Hwang, dan Kath tenang atas pengorbanan mereka. Aku—"
" ... "
"Aku akan mempertaruhkan diriku sendiri, Newt."
Newt henyak, menatap mata Helios yang kini terlihat menyedihkan. Helios masih tersesat dalam rasa bersalahnya, dan mungkin saja dia tak akan pernah tenang jika dia hanya tinggal diam. Newt mengangguk lalu menepuk pundak Helios. "Bertahanlah," pintanya.
Helios ikut mengangguk, lantas mendengar Luna dan Rey telah datang menyusul mereka. Kertas tadi Helios masukkan ke dalam saku jaket kulitnya, menyambut kedatangan dua manusia itu untuk diajak pulang bersama.
Tak begitu banyak obrolan dalam perjalanan itu. Helios yang mengambil alih kemudi lebih banyak mendengarkan, sesekali menjawab pertanyaan untuknya. Otaknya sedang bermain dengan pesan anonim tadi, sadar jika di sebelah pesan itu terdapat sebuah titik koordinat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLACK SUN
FanfictionJuni setelah Gerhana di tahun 2018, Helios Dawn harus merelakan dua hal penting dalam hidupnya. Karir cemerlang sebagai seorang agen federal, dan seorang gadis terkasih yang pergi untuk selamanya. Dulu, Helios mendapat julukan sebagai The Son of Sh...