CHAPTER 50 : FINALLY (END) (M)

8.9K 658 137
                                    

LISA POV

Aku membukakan pintu mobil penumpang. Mommy keluar dari mobil dan tersenyum sangat cerah ketika melihat siapa yang menyambutnya. Jennie, dia berdiri dengan senyuman yang tidak kalah lebar. Aku menuntun Mommy untuk menaiki beberapa anak tangga untuk menghampiri Jennie.

Semalam Mommy baru saja tiba di Korea. Aku memintanya untuk datang dari seminggu yang lalu untuk bertemu dengan keluarga Jennie langsung. Semenjak Mommy merestuiku dan Jennie, Mommy baru bertatap muka dengan Appa dan Eomma lewat panggilan video. Dia juga hampir setiap hari saling berkabar dengan Jennie.

Tujuannya tentu hanya satu, mempersiapkan pernikahanku dan Jennie yang akan digelar satu bulan lagi. Aku sudah melamar Jennie secara resmi di depan Appa dan Eomma, dan tentu saja mereka setuju. Rasanya tidak percaya jika semudah itu meluluhkan hati kedua orangtua Jennie. Mereka dengan tangan terbuka menyambutku sebagai calon menantunya.

Aku dan Jennie sudah mempersiapkan semuanya. Baik dari gaun pengantin kami, cincin pernikahan, catering untuk pestanya, gereja untuk mengucapkan janji kami, bahkan untuk band pengisi acara saja sudah kami persiapkan. Semuanya hampir pilihan Jennie, aku tidak keberatan karena pilihannya tidak pernah ada yang gagal. Untuk gedungnya pun sudah disiapkan, hanya saja aku dan Jennie belum melihat langsung gedung resepsi kami, rencananya hari ini setelah Mommy bertemu dengan Appa dan Eomma kami berdua akan mengeceknya.

Chahee dan suaminya tidak salah dinobatkan sebagai Wedding Organizer terbaik se-Paris karena memang itulah kenyataannya. Hasilnya sangat memuaskan, tidak pernah ada kesalahan dalam mengatur semua persiapannya. Aku dan Jennie tidak pernah kesulitan berkomunikasi dengan team Chahee.

Jennie berpelukan dengan Mommy dan sekarang rasanya aku ingin menangis. Aku mengingat bagaimana Mommy menolak dengan keras ketika aku mengatakan bahwa aku sangat mencintai Jennie. Tapi sekarang itu semua seperti hanya khayalanku saja karena pelukan Jennie dan Mommy terlihat seperti dua orang yang saling menyayangi.

"Mommy.. Are you okay? Perjalanan sangat panjang, mungkin Mommy masih jetlag." aku tersenyum ketika calon istriku begitu perhatian pada Mommy. Aku hanya semakin mencintainya saja jika dia terus bersikap lembut.

"Tidak, nak. Mommy tiba tadi malam dan tidur dengan cukup." jawab Mommy. Mommy memang baru tiba dari Thailand semalam dan langsung ke apartemenku. Dia sudah melakukan panggilan video dengan Jennie semalam. Walau hanya sebentar, namun mereka sudah saling menanyakan kabar masing-masing.

Jennie mengangguk kecil dan tersenyum lagi. "Baiklah kalau begitu. Ayo masuk, Appa dan Eomma sudah menanti Mommy sejak tadi." Jennie sudah menarik Mommy Sebelum Mommy menjawab. Aku menghela nafasku ketika tahu jika Jennie sejak awal tidak menatapku atau bertanya semua hal padaku. Dia hanya fokus pada Mommy tanpa memperhatikanku. Bahkan dia langsung menarik Mommy. Apakah dimatanya aku terlihat seperti patung? Tapi tidak layak juga jika aku cemburu pada Mommyku sendiri.

Akhirnya aku hanya mengikuti mereka berdua. Jennie memegang lengan Mommy yang bisa kulihat dari belakang sini. Aku menggeleng kecil ketika mereka tertawa menbicarakan hal konyol sambil berjalan. Dua bidadariku.

"Wooaaaa.. Selamat datang Nyonya Manoban. Kami semua sudah menunggumu sejak semalam. Kupikir kau akan langsung kemari." tiba-tiba kami bertiga disambut oleh sapaan semangat dari Appa. Dia memang selalu ceria, aku begitu kagum pada sikapnya. Dia selalu mampu menempatkan emosinya dengan tepat. Dia tahu kapan harus berwibawa, kapan harus menjadi tenang, dan seperti sekarang ini, dia tahu bahwa dia harus menjadi pria hangat.

THE LOVELY NEIGHBOUR - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang