CHAPTER 15 : I PROMISE

6.7K 852 175
                                    

JENNIE POV

Hah! Sial sial sial!" aku berteriak begitu kesal di kamar mandiku. Aku memutar shower namun airnya tidak kunjung keluar. Sepertinya ada kerusakan atau perbaikan. Tapi kenapa aku tidak diberitahu oleh petugas apartemen.

aku menghubungi office melalui telfon. Namun semakin membuatku kesal karena mereka bilang tidak ada perbaikan yang dilakukan dan petugasnya bisa datang ke unitku untuk mengecek saluran air disini pukul sembilan pagi. Aku tidak mungkin menunggu karena pagi ini ada rapat penting bersama Appa di kantorku.

Kemudian ide tiba-tiba saja muncul di otakku. Mengapa aku tidak menumpang mandi di unit Lisa? Siapatahu jika saluran airnya tidak rusak dan aku bisa mandi di tempatnya.

Lagipula akhir-akhir ini hubungan kami semakin baik dan semakin dekat. Aku sudah melupakan insiden di basemen pertama kali aku bertemu dengannya. Dan aku juga tidak pernah menemukannya mabuk lagi semenjak saat itu, jadi kebencianku terhadapnya sepertinya memudar. Ditambah dia sering sekali bercanda denganku jika kami bertemu di balkon setiap pagi atau setiap malam.

Hahaha.. yaa.. Aku sering menemukannya di balkon pagi hari dan malam hari. Dia orang yang pertama kulihat setelah bangun pagi dan orang terakhir yang kulihat sebelum tidur. Rasanya menyenangkan mengobrol dengannya. Dia lucu, ramah, dan menyenangkan. Terkadang dia suka menjadi dewasa ketika aku mengeluh tentang menceritakan hubunganku dengan Taehyung yang sampai detik ini masih belum membaik.

Bicara tentang kekasihku, aku menganggap semuanya seperti tidak ada yang terjadi. Aku setiap hari mengirimkannya pesan, mengingatkannya makan dan mengucapkan selamat istirahat sebelum aku tidur. Dia hanya sesekali membalasku, itu pun tidak setiap hari. Dia hanya menjawab ya, terimakasih atau kau juga.

Aku mulai jenuh ketika bahkan dia sama sekali tidak mencoba berusaha memperbaiki hubungan kami. Meminta maaf pun tidak karena dia pernah menamparku saat itu. Walaupun sebenarnya aku sudah memaafkannya, tapi tidak ada itikad baik di dalam hatinya. Apalagi sampai berkunjung ke apartemenku, mungkin dia enggan.

Lisa menyarankanku untuk memutuskannya tapi aku dengan tegas mengatakan tidak. Aku mencintainya, aku mengatakan pada Lisa bahwa aku akan menunggu sampai dia mau memaafkanku. Padahal aku sendiri tidak tahu kesalahanku apa.

Lisa sering kesal padaku tapi dia tidak lelah untuk selalu menguatkanku juga dalam menghadapi ini. Aku tidak sendirian sekarang, ada dia yang sudah menjadi temanku, aku lebih nyaman bercerita dengannya dibandingkan Jisoo Unnie karena Lisa selalu memandang sesuatu dari dua sisi.

Jadi, jika di kantor aku dan Lisa adalah partner kerja yang baik. Di apartemen, kami adalah tetangga yang saling berbagi. Seperti tadi malam, dia mengatakan bahwa dia merindukan Mommynya di Thailand. Aku menyuruhnya pulang namun dia mengatakan bahwa dia menunggu keputusanku untuk perpanjang kontraknya dulu tiga tahun atau memberhentikan kontraknya satu bulan itu.

Dan hari ini genap dia satu bulan bekerja sebagai sekertarisku, tentu saja aku tidak akan memecatnya. Dia sangat baik dalam melakukan pekerjaannya jadi mana mungkin aku tidak memperpanjang kontraknya.

Aku mengetuk pintu unit Lisa. Beberapa kali ketukan dia keluar dari unitnya dan terkejut melihatku masih menggunakan pakaian tidurku.

"Jen? Ada apa?" dia bertanya padaku dan memandangku karena aku membawa satu kantung dimana itu berisi handuk, pakaian ganti dan beberapa peralatan mandiku.

"Air di kamar mandiku mati. Petugas baru akan mengeceknya jam sembilan. Apa aku boleh ikut mandi di dalam?" tanyaku ragu karena sejujurnya aku sangat malu.

"Hahahahaha! Tentu saja boleh." dia membuka pintu unitnya lebih lebar lagi. "Silahkan. Pakai kamar mandiku."

Aku tersenyum dan masuk. Aku melihat unitnya yang begitu rapi. Aku tersenyum memperhatikan setiap sudutnya. Hmmm, tidak sampai dahiku berkerut karena melihat banyak foto yang tersebar di dinding dan meja.

THE LOVELY NEIGHBOUR - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang