CHAPTER 34 : WHAT'S ON THAILAND

6K 623 77
                                    

JENNIE POV

Aku menelan ludahku kasar ketika aku mendengar ketukan pintu kamarku ini. "Jennie.. Ayo bangun, nak. Kita sarapan dulu."

Aku mendengar langkah kakinya menjauh namun sepertinya dia juga mengetuk pintu kamar di seberangku yang sudah pasti kamar Lisa. "Lisa.. Bangun. Ini sudah jam berapa?" suaranya terdengar namun jauh lebih keras dari saat dia mengetuk pintu kamarku ini.

"Haishhh.. Kenapa anak-anak jaman sekarang sulit sekali di bangunkan." aku mengdengarnya menggerutu namun sekali lagi langkahnya menjauh. Tidak terdengar lagi suara ketukan pintu atau panggilan dari Mommy Lisa.

Aku mendengus kesal ketika makhluk astral di belakangku ini tidak mau melepaskan pelukannya hingga pagi hari seperti ini. Tangannya yang panjang dan tubuhnya yang tinggi membuatnya sangat mudah mendekapku dari belakang sepanjang malam.

"Hon.. Bangun.." aku membangunkannya dengan pelan namun bukan Lisa namanya jika sulit dibangunkan. Bahkan jika aku berteriak saja aku yakin dia masih akan sulit membuka matanya.

"Honey.." panggilku lagi sambil mengusap kedua tangannya yang melilit ditubuhku. Percuma saja, dengan kekerasan saja dia pasti akan sulit dibangunkan, apalagi dengan sentuhan lembutku.

Aku tersenyum miring ketika otak cerdasku ini baru saja memiliki sebuah ide cemerlang. Aku perlahan menarik satu tangan Lisa kemudian tanpa hitungan aku langsung mengigit tangannya itu.

"Akkkhhhh!!!" seketika teriakannya memekakan telingaku. Bagaimana tidak, wajahnya tepat di belakangku dan otomatis pendengaranku sangat dekat dengan mulutnya itu. Jadi saat dia berteriak, satu-satunya yang menjadi korban teriakannya adalah aku.

Namun sepertinya ini hiburan untukku karena otomatis otakku menyuruh untuk tertawa. Aku benar-benar sangat terpingkal karena mengigit tangan Lisa. Walaupun dia kurus tapi aku yakin gigitanku sangat ampuh.

"Apa kau kanibal?!" tanyanya kesal. Aku membalikan badanku menghadapnya namun masih dalam keadaan tertawa. Bahkan sangat ingin lebih menertawainya karena wajahnya yang mengkerut karena kesal serta mata yang menyipit karena dipaksakan untuk terbuka.

"Inilah akibat dari orang yang tidur namun seperti sudah mati."

cup

Setelah mengucapkan kalimat itu aku langsung mencium bibirnya sekilas. Bibir Lisa dipagi hari sangat seksi, membuat siapa saja yang melihatnya tentu ingin menciumnya sepertiku. "Selamat pagi, honey."

Dia tidak menjawabku melainkan memasang wajahnya lebih kesal lagi tanpa menatapku. "Kau tidak ingin mengucapkan selamat pagi pada kekasihmu ini?" ucapku pura-pura sedih.

"Ini sakit." jawabnya singkat dengan masih enggan menatapku. Aku meraih tangannya yang kugigit tadi lalu memberikan kecupan perlahan pada bagian yang kugigit dengan sengaja itu. "Maafkan aku, okay?"

Lalu sekarang dia berani menatap kedua mataku namun tetap teguh dengan wajah kesalnya. "Cium aku sekali lagi." lirihnya sangat pelan.

Aku bisa saja memukul wajahnya sekarang namun aku sedang tidak ingin ada drama. Jadi aku tersenyum lembut dan mengecup lagi bibirnya dengan gemas.

Senyum tipis mengulas sudut bibirnya namun dengan segera dia tahan sehingga wajah dinginnya kembali. "Sekali lagi?"

Oh, rupanya dia ingin kupukul.

"Tidak baik terlalu banyak menawar di pagi hari. Cepat bangun dan masuk ke kamarmu. Mommy tadi mengetuk pintu kamarku dan kamarmu secara bergantian. Aku takut jika kita berdua terlalu lama keluar kamar, Mommy akan menemukan kita disini." ujarku. Ketika aku akan bangun dan beranjak dari kasurku Lisa menarikku kembali.

THE LOVELY NEIGHBOUR - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang