CHAPTER 44 : WHAT'S WRONG?

4.7K 576 132
                                    

LISA POV

Malam ini ada Seulgi, Irene dan Chaeyoung di unit apartemenku. Kami semua baru saja selesai makan malam. Seulgi tadinya mengajak kami untuk makan malam di restoran favorit dia dan Irene, namun Chaeyoung mengatakan bahwa dia bisa memasak makan malamnya untuk kami semua. Irene menimpali bahwa dia juga bisa membantu Chaeyoung untuk memasak. Jadi kami berempat memutuskan untuk makan malam di unitku.

"Lisa, apa tidak ada soju atau beer disini?" tanya Seulgi sambil membuka kulkasku. "Tidak ada." jawabku singkat tanpa meliriknya. Aku sedang memainkan game di ponselku. Sudah lama rasanya aku tidak memainkan game ini.

"Payah!" aku mendengar Seulgi menutup kembali pintu kulkasnya. Dia kembali duduk di hadapanku. Chaeyoung sedang mengupas buah apel untuk kami makan bersama.

"Dia tidak akan berani menyimpan minuman alkohol di unitnya. Hahahaha!" ucap Chaeyoung dengan riang sambil menertawakanku.

"Kenapa?" tanya Irene penasaran yang duduk di depan Chaeyoung.

"Tentu saja karena Jennie. Jika Jennie menemukan ada minuman alkohol disini. Lisa akan langsung menjadi single saat itu juga." jelasnya seperti sudah tahu seluk beluk hubunganku dengan Jennie.

"Ahh yaaa. Pantas saja waktu itu dia menarik Lisa dengan gila dari bar yang kami datangi." ucap Seulgi. Aku jadi teringat kejadian kala itu. Jennie yang menyeretku keluar dan melemparkanku ke dalam mobil hanya karena rasa cemburu dan berujung kami saling mengungkapkan perasaan. Aku tersenyum sendiri memikirkan itu. Jika aku tidak mabuk saat itu mungkin aku dan Jennie sekarang tidak tahu perasaan kami masing-masing.

"Setidaknya sediakanlah satu atau dua botol saja." Seulgi terus saja mengeluh. Jika dia ingin sekarang kenapa dia tidak memesannya sendiri saja?

Aku berdecak kesal karena game yang sedang kumainkan kalah. "Kau berisik sekali! Jika kau ingin minum kenapa kau tidak membelinya saja?!" bentakku padanya. Dia terus mengoceh jadi gameku kalah.

"Kita belum gajian jadi aku hanya mengharapkan soju atau beer di lemari es mu tapi ternyata kosong." jawabnya dengan santai kemudian mengambil buah apel yang Chaeyoung kupas.

Aku mendelik pada Seulgi. Rupanya itu alasan dia sedaritadi meributkan kulkasku yang tidak memiliki soju atau beer dibandingkan dia tinggal memesannya saja. Dasar tidak modal! Irene harus memikirkannya lagi jika ingin menuju ke arah yang lebih serius dengan Seulgi.

Aku tidak jadi meneruskan gameku karena sudah tidak berselera. Aku mengambil apel yang di kupas Chaeyoung juga kemudian kami berempat membuka obrolan ringan. Beberapa hal tentang pekerjaan, keuangan, sampai membahas hubunganku dan Jennie.

Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam. Besok kami masih harus bekerja jadi Seulgi dan Irene memutuskan untuk menyudahi obrolan kami yang sebenarnya masih sangat seru. Mereka memilih untuk pulang dan melanjutkan pembicaraan seru kami nanti. Tapi Chaeyoung yang akan pulang aku tahan. Aku tidak akan membiarkan dia pulang dan menyuruhnya untuk menginap disini.

"Kau yakin Jennie tidak akan marah jika dia tahu aku menginap disini? Melihat fotoku saja dia langsung menyingkirkannya." ucap Chaeyoung sarkas dan aku hanya tertawa. Chaeyoung sudah lama tidak mengunjungi apartemenku dan malam ini dia terkejut karena foto kami tidak ada lagi terpajang satupun.  Aku mengatakan padanya bahwa bukan aku pelakunya, tapi Jennie. Aku juga tidak tahu maksud Jennie apa mengganti fotoku bersama Chaeyoung dengan semua fotonya. Dia tidak pernah mengatakan cemburu atau apapun tapi seharusnya memang tidak perlu bukan? Aku dan Chaeyoung sudah seperti saudara kembar.

"Dia hanya berani pada fotomu. Semua orang takut jika kau sudah mengamuk. Dan Jennie pasti kalah." aku menggoda Chaeyoung dan dia melemparkan bantal sofa tepat di wajahku. Lihat, kan? Wanita brutal ini tidak pernah berubah.

THE LOVELY NEIGHBOUR - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang