CHAPTER 1 : LISA

20.8K 1K 113
                                    

LISA POV

"Lisa!!! Jika kau mengebut seperti ini, turunkan aku sekarang juga!!!" aku tidak mendengarkan ocehannya. Aku masih terus menginjak pedal gasnya dalam kecepatan yang melebihi batas normal.

"Shit! Aku tidak ingin mati cepat! Jika kau bosan hidup matilah sendirian, bodoh!!!" aku masih acuh dan terus semakin melajukan mobilnya bahkan lebih cepat dari sebelumnya.

Tapi tiba-tiba saja rambutku dijambak oleh gadis di sebelahku ini, dan dia berteriak tidak karuan, "BERHENTI ATAU AKU BUNUH KAU SEKARANG JUGA!!!"

Benar saja, aku menginjak remnya dan kami terpelanting ke depan. Untung saja jalanan pada malam ini kosong sehingga tidak ada mobil dari belakang kami dan kami menggunakan sabuk pengaman jadi tidak ada sesuatu yang buruk terjadi.

Sejujurnya saat melajukan mobil itu dengan cepat aku juga berdoa dalam hatiku.

Aku masih ingin hidup dan mencari uang sebanyak mungkin.

Hening, tidak ada suara yang terdengar kecuali nafas memburu dari makhluk di sebelahku ini. Aku tidak berani menatapnya karena dia bisa saja membunuhku, seperti apa yang dia katakan tadi.

"Maaf.." ucapku dengan sangat amat pelan. Aku takut dia benar-benar menerkamku, jadi aku lebih dulu meminta maaf padanya.

"Bisakah kau kendalikan emosimu? Aku tahu kau marah tapi tolong jangan bertindak bodoh. Jika kita mati pun tidak akan ada yang merubah kenyataan bahwa kau dipecat!" teriaknya tepat di samping telingaku.

Kenyataan itu melukaiku lagi. Ya, aku baru saja dipecat secara tidak hormat oleh atasanku. Aku terlambat datang ke pertemuan penting bersama dengan klien kami untuk membahas proyek besar-besaran yang akan dilakukan. Tentu saja itu akan menguntungkan bagi perusahaan kami. Tapi dalam perjalanan menuju ke kantor tadi aku melihat ada tabrakan beruntun, jadi tanpa berpikir panjang aku menolong seseorang yang terluka parah terlebih dahulu untuk membawanya ke rumah sakit karena menunggu ambulance sangat menyita waktu, dia bisa kehilangan banyak darah. Yang menyebabkan aku terlambat dua jam untuk sampai ke kantor.

Atasanku marah besar, tentunya karena aku adalah sekertarisnya dan aku yang akan mempresentasikan semua wacana untuk perjanjian kerjasama proyek ini. Tapi bagiku menolong yang kecelakaan tadi adalah nomor satu. Bukankah nyawa seseorang lebih berharga daripada uang?

Dan atasanku tidak terima atas keterlambatanku ini. Dia bilang ini sangat fatal dan aku harus menerima akibat dari batalnya kerja sama proyek besar itu. Akhirnya aku dipecat secara tidak hormat.

Mengapa aku mengatakan tidak hormat? Karena dia melemparkan berkas perjanjian kerjasamanya yang harusnya sudah ditandatangani itu pada wajahku. Dan yang paling parah adalah dia tidak memberikanku pesangon satu sen pun!

Bos tidak tahu diri!!!

Aku sudah bekerja padanya selama tiga tahun, dan semenjak menjadi sekertarisnya selama itu aku berhasil memenangkan 8 proyek yang cukup besar juga. Bayangkan saja! Aku sudah memberikan keuntungan untuk perusahaannya berapa banyak? Tapi hanya satu kesalahan dariku, dia langsung memecat dan membuangku seperti sampah.

"Lisa!!! Jawab aku!" wanita menyeramkan ini membentakku lagi.

"Hm, aku mendengarkan. Aku kan sudah bilang minta maaf!" ucapku kesal.

"Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan Mommymu jika tahu anaknya meninggal karena kecelakaan?" bentaknya lagi.

"Aku tidak meninggal, Chaeyoung-ah." balasku, aku mendongakan kepalaku karena sedaritadi hanya menunduk.

Dia memijat pelipisnya, "Pekerjaan diluar sana masih banyak. Kau memiliki potensi yang bagus. Aku yakin perusahaan besar akan dengan mudah menerimamu." dia menasehatiku.

THE LOVELY NEIGHBOUR - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang