20. di jenguk

9 3 0
                                    

" ma, Raka mau sekolah!! "
" JANGAN!! "
Aku terkejut dengan teriakan yang berasal dari ketiga orang di depanku itu.
" Kompak bener!! "
Kataku jengah. Kulihat mereka saling pandang kemudian tertawa.




" Udah deh ka, lo di rumah aja. Kan enak tinggal bobok bobok manja "
Aku memutar bola mataku malas.
" Udah Raka sarapan dulu, terus istirahat !! "
Perintah mama dengan melembutkan suaranya. Aku tersenyum kemudian.






" Lu kuliah bang? "
Tanyaku di sela sela menyantap roti berselai coklat itu.
" Mulut penuh jangan bicara dulu tersedak nanti "
Nasehat papa. Aku mengangguk.
" Enggak deh "




Jawab Bang Rafka langsung membuat kami bertiga memandangnya kompak.
" Kenapa? "
Tanya mama kemudian duduk di sebelahnya.
" Rafka sakit ma "
Papa yang sedang berada di dekatnya itu mengulurkan tangannya untuk memeriksakan kening Bang Rafka.






" Nggak panas kok "
" Kepalaku pusing ma aduh aduh aduh pusing banget maaaa aaaaa "
Kata Bang Rafka yang di akhiri teriakan penuh dramanya itu. Aku menggeleng gelengkan kepalaku heran dengan peringainya.




Bukannya merasa iba justru mama malah menarik telinga Bang Rafka keras.
" Ampun mama iya mama gak gak gak iya mama ini iya Rafka kuliah RAFKA KULIAH "
Mendengar teriakannya itu membuat tubuhku ikut merinding. Apalagi melihat wajah Bang Rafka ikut memerah semerah telinganya itu.





" Makanya jangan bandel!! "
Kata mama kemudian kembali duduk di tempatnya. Bang Rafka mengelus telinganya. Kami melanjutkan sarapan.



" Ya udah ya ma, papa berangkat dulu"
Kata papa kemudian mencium kening mama setelah itu mama mencium punggung tangan papa sedangkan papa mencium pucuk kepala mama. Adegan ini terus terjadi ketika papa berangkat ataupun pulang. Aku dan Bang Rafka saling pandang.





" Ekhem "
Bang Rafka berdehem membuat kedua pasutri yang sedang bermesraan itu menoleh.
" Dunia serasa milik berdua kita tu cuma ngontrak Bang "
Keluh ku membuat mereka tertawa.






" Boleh gak kita nyewa dunianya mama sama papa dulu, sehari aja biar gak  jadi nyamuk terus "
Kata Bang Rafka dengan wajah seolah tersakiti.




" Kalian ngomong apa sih? Ya sudah papa berangkat dulu, Raka papa titip mama ya assalamualaikum "
" Waalaikum salam, padahal yang sakit gue loh kok gue yang harus jagain mama, bukan kebalik yaa?? "
Kataku kemudian Bang Rafka menepuk pundak ku.




" Sabar!! "
Kata Bang Rafka aku hanya mengangguk saja. Aku langsung naik ke lantai dua menuju kamar ku.
" Ma, Rafka kan kuliahnya siang, Rafka izin ke kamar dulu yaaaa? "
Mama mengangguk kemudian.


Bang Rafka mengekor ku.
" Ah lo ngapain di kamar gue!! "
" Apa sih!! kamar adek itu kamar Abang, kamar lu kamar gue "
" Kalau kamar lo? "
" Ya kamar gue lah, adek gak boleh masuk kamar abangnya. Gak sopan!!"





" Iya deh si paling bener "
Kata Raka mengalah. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di samping adeknya.
" Bantu doa dong ka? "
" Apa? "
" Gue berjodoh sama cewek imut kemarin "
" Hm "





" Kok dehem doang? "
" Iyaaaa "
" Kok iya sih aamiin dong!! "
" Astaghfirullah iya iya aamiin ya robbal alamiin abang "
Kataku kesal membuat Bang Rafka itu tersenyum senang.






" RAFKAAAAAAA!!!!!!! "
Teriakan itu berasal dari lantai bawah. Bang Rafka terjingkat kaget segera bergegas turun. Jika mamanya sudah berteriak melebihi kapasitas itu telat semenitpun tak ada kata ampun.



Akupun ikut turun mengekor di belakang Bang Rafka.
" Udah mulai nakal ya??? Pinter bohong sekarang??? Bagus ya bagus??? "
Kata mama menjewer telinga kanan Bang Rafka, jika telinga kirinya sudah memerah maka gantian telinga kanan yang menjadi sasarannya.







Aku bergidik ngeri melihatnya.
" Raka!!! Ngapain kamu disitu!!! Mama suruh istirahat ya istirahat!! Mau mama potong telingamu itu? "
Aku berlari gelagapan masuk ke kamar. Namun aku masih mengawasi interaksi keduanya dari jendela kamarnya.










" Iya iya mama maaf iya ini Rafka berangkat "
Rafka segera berlari ke atas kemudian mengambil tasnya dan bersegera keluar rumah tanpa pamit.
" Gak sopan!!! "
Bang Rafka berbalik kemudian mencium punggungnya tangan mama kemudian berlari.









Kulihat dia bersama temannya sedang bersitegang. Aku memejamkan mataku sejenak tiba tiba suara ketukan pintu terdengar. Aku berdiri kemudian membuka pintu. Mulutku menganga tak percaya dengan mata yang sedikit melotot.









" Santai aja kali!! Gue emang cantik "
Katanya ke PD an. Aku membuka lebar pintu kamarku bermaksud untuk mengajaknya masuk.
" Lo gila? Ngajak gue di kamar lo? "
Katanya sewot kemudian duduk di kursi depan kamarku itu.








" Kok gak di ajak masuk Raka? "
Tanya mama sembari membawa minuman dan beberapa camilan ke kamarku.
" Dia gak mau kok "
Kataku ketus.
" Ya udah ayo bunda temenin di dalam. Kamu pasti takut di terkam Raka kan? "






Gadis itu mengangguk membuat diriku semakin kesal. Akhirnya kita duduk di ruang keluarga.
" Lo gak sekolah? "
Tanyaku berbisik Ia menggeleng cepat kemudian tersenyum.








" Sebagai permintaan maaf dari gue. Gue rela jenguk Lo jauh jauh kek gini"
" Bilang aja lo kangen gue "
" Idih pd selangit "
Kami terus berbisik-bisik hingga mama berdehem.







" Tante tinggal dulu ya ? Tante mau siap siap keluar sama temen mama. Tentang Raka gak Berjam kok. Kalau nerkam nanti.... Bentar "
Kata mama kemudian berjalan menuju dapur. Ia membawa spatula dan menyerahkannya pada Cinta. Cinta mengernyit heran.









" Kalau macem macem tinggal pukulin aja nih spatula ke badannya "
Cinta dan mama terkekeh bersama. Aku hanya berdehem. Mama melenggang pergi.







" Mana kotak bekal gue? "
Katanya menengadahkan tangannya.
" Hah Lo kesini cuma.... "
"Iya, napa? Gue kesini cuma mau ngambil kotak bekal gue!! "
" Kenapa gak di sekolahan saja!! "
" Lama, gue gak suka nunggu!! "







Aku kemudian berdiri dari tempatku duduk. Dan membawa dua kotak bekal dari cewek tadi. Ia segera mengambilnya.
" Ya udah, gue pulang. Salamin ke mama kamu. Maaf gak sempat pamit buru buru. Okey bay assalamualaikum "











" Waalaikum salam "
Aku menatap kepergiannya dengan tatapan sendu. Sebeku apa sih hatinya itu. Kulelehkan pakai cara apapun tak meleleh sedikitpun. Mama menghampiri ku.
" Loh udah pulang? "
" Mau ke sekolah katanya di usahain mampir sini dulu "
Alibiku yang di angguk i mama.








" Ya sudah istirahat ya kalau butuh apa apa ada mbak Fiya. Tinggal panggil saja kamu banyak istirahat ya Raka. Assalamualaikum "
Aku menjawab salam mama kemudian menuju kembali ke kamar ku.





















bukan dia yang aku inginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang