31. jogging

6 2 0
                                    

" morning guys "
Kata Bang Rafka sok asik. Aku tak menggubrisnya. Aku hanya menatapnya datar.
" Pagi sayang "
Seperti biasa mama papa akan selalu kompak.
" Ka, ayo jogging . Makan tidur terus melar tu perut "
Katanya membujuk aku tetap terdiam sembari memakan rotiku dengan lahap. Seolah tak mendengarnya.






" Ka di ajak abangnya ngobrol itu lo "
Kata mama menegur ku dengan tatapan menghunus seperti ingin memakan ku hidup hidup. Mau tak mau aku harus menanggapi perkataan Bang Rafka itu.
" Ngajak gue ngobrol? Ngomong dong!! "
" Adek sialan lo!!! "







" Rafkaaaaa!!!! "
Tegur papa geram. Aku tersenyum mengejek Bang Rafka, sedangkan ia terlihat kesal. Ia kemudian duduk di seberang ku.
" Kalian sarapan dulu setelah itu lakukan apa yang mau kalian lakukan. Papa sama Mama mau keluar nanti "
Kata papa kemudian, membuat kami saling pandang.





" Anaknya gak di ajak pa? "
Tanya Bang Rafka dengan raut wajah memelas. Dari dulu sampai sekarang raut wajah itu lah yang paling ku benci. Wajah itulah yang membuatku harus merelakan apapun yang ku punya dengan terpaksa tentu saja itu atas permintaan mama papa. Aku muak melihat wajah itu. Namun sepertinya wajah itu sangat berguna untuk kali ini.





" Kalian bisa Have fun berdua nanti. Nanti papa transfer ke kalian "
Tak lama mama papa segera beranjak pergi. Aku menghela nafas panjang. Niatku untuk pergi ke kamar terhalangkan oleh tangan Bang Rafka yang mencengkal pergelangan tanganku. Aku menepisnya pelan.






" Temenin Abang jogging lah ya? "
" Gue malas Bang "
" Ayo lah. Abang mau diet "
" Gila Lo!! Badan sekecil ini mau diet!"
Kataku geram. Bagaimana tidak. Badan Bang Rafka yang tinggi itu terlihat kurus kering.
" Kata Indri gue tambah gemukan "
Lanjut Bang Rafka kemudian mengalihkan fokusku.






Aku mengamati tubuh Bang Rafka dari atas sampai bawah.
" Iya emang sih lu rada berisi "
Kataku kemudian.
" Tuh kan gue mau diet "
" Kaya cewek aja lo Bang ribet "
" Temenin aja Napa sih. Sekali kali resfrehsing jalan kaki. Masa jalan jalan pakek mobil mulu "



" Iya deh seterah Abang "
Kataku mengalah. Kemudian menuju kamarku dan mencari setelan koas olahraga. Aku mengambil earphone dan memakainya. Kemudian aku turun dari kamarku menuju ke halaman depan. Disana sudah ada Bang Rafka yang terlihat sedang melakukan pemanasan.




Aku terikut mengikuti pemanasan. Karena memang lari jarak jauh tanpa pemanasan akan berakibat fatal jika terjadi cedera. Setelahnya kami pun mulai perjalanan kami. Bang Rafka terus saja bercerita di sepanjang jalan. Aku hanya menanggapinya sesekali. Ia tak terlalu peduli dengan respon ku. Ia terus saja bercerita. Setelah merasa sedikit lelah aku memutuskan untuk beristirahat sejenak.





" Itu bukannya Cinta ka "
Kata Bang Rafka heboh yang seketika menyikta perhatian ku. Pandangan ku mengarah ke arah tunjuk Bang Rafka. Terlihat kedua gadis dengan rambut yang di kuncir kuda itu sedang berlari lari kecil.
" Cintaaaaa "
Panggil Bang Rafka membuat kedua gadis itu langsung menyadari keberadaan kami.




Tatapan ku dan tatapan Cinta bertemu sejenak. Aku menatap netra itu dalam. Iapun begitu. Cuma bedanya aku menatapnya dengan tatapan mata teduh sedangkan dia menatapku dengan tatapan tajam menghunus seolah ingin memburuku. Keduanya menghampiri kami.
" Bang Rafka "
Sapa Chelsy ramah. Aku langsung menatap tak suka padanya.




" Lah Napa ni cewek ikut ikutan manggil Bang Rafka pakek Bang "
Gumamku geram. Bang Rafka terlihat tersenyum saja.
" Mana Erdwin? "
" Kak Erdwin keluar sama kak katya. Biasa hari minggu jad healing berdua"
Mereka terlihat tertawa renyah setelahnya. Aku dan Cinta saling diam. Tak menyimak percakapan mereka apalagi menanggapinya. Aku begitu malas mungkin itu juga yang di rasakan oleh Cinta.







" Kita jogging bareng aja gimana? "
Ajak Bang Rafka yang langsung di angguk i semangat oleh Chelsy. Aku memutar bola mataku malas.
" Kalian aja. Gue duluan "
Jawab Cinta langsung menjauh tanpa mendengar persetujuan dari kami.
" Lah kok?!! "
Kata Bang Rafka bingung. Aku tersenyum. Ternyata Bang Rafka belum begitu dalam mengenalinya.





" Dia memang seperti itu kalau sama cowok "
Kata Chelsy menjelaskan sikap Cinta agar Bang Rafka tak salah paham.
" Apalagi cowoknya lo!! "
Sambung ku kemudian. Membuat wajah Bang Rafka berbinar menunggu kelanjutan kata kataku.
" Pasti dia mules kalau lihat wajah buriq lo "
Lanjutku membuat wajah berseri itu langsung terlihat masam.





Aku tertawa keras karenanya.
" Hahahaha.... Siapa juga yang mau muji Lo!!! "
Lirihku dalam hati. Akupun mulai lari lagi. Aku sengaja mencepatkan lariku agar bisa mengejar Cinta. Tapi sepertinya aku sudah tertinggal jauh. Lebar juga langkah kaki minim itu. Aku menghembuskan nafasku kasar. Aku memutuskan untuk meninggalkan Bang Rafka ataupun Chelsy yang tertinggal jauh di belakang.






Setelah lama menunggu akhirnya kedua manusia itu mulai terlihat. Aku tersenyum menatap keduanya. Bang Rafka berdiri di sampingku.
" Napa berhenti? Gak kuat? "
" Nunggu kalean lemot "
Kataku geram kemudian kembali melanjutkan lariku. Setelah begitu jauh berlari kami memutuskan untuk istirahat.






" Nanti biar Bang Rafka yang anterin ya? "
" Nggak nggak nggak!!! Habis ini katanya mau pulang langsung "
Kataku geram karena Bang Rafka mau melanggar perjanjian yang ia buat sebelumnya.
" Siapa juga yang ajak lo!! "
" Ya terserah Abang aja. Ya udah gue mau cabut "
" Byee "
Kata Bang Rafka dengan melambaikan tangannya ke arahku.







Aku menggurutu di setiap langkah. Bagaimana tidak. Bang Rafka berbuat yang aneh aneh hari ini. Pertama memasakku agar mau ikut jogging dengannya. Kedua ia sudah dengan beraninya caper ke Cinta di depan mataku. Dan ketiga kesalahan paling aku benci. Ia menyuruh aku yang notabennya adalah adeknya pulang duluan dan lebih mementingkan Chelsy. Apa ini? Adeknya di gadein buat caper. Seketika aku langsung berbalik. Mengingat Bang Rafka bisa saja menggoda Cinta.






Aku menggeleng-gelengkan kepalaku pelan sembari terkekeh geli. Bagaimana bisa pikiranku terlalu menerawang jauh. Memang siapa yang bisa mencuri pandangan gadis itu apalagi mampu membuat perhatian gadis itu teralihkan. Itu sepertinya sedikit rumit.






Jangan lupa vote dan komen







bukan dia yang aku inginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang