Kenikmatan dari Sahabat - Lazuardi 1
Nama gue Lazuardi, biasa dipanggil Ardi. Sejak kecil, gue sendiri sadar ada yang berbeda dari gue. Gue memiliki sebuah ketertarikan kepada sesama jenis atau cowok dibandingkan cewek. Pandangan ini sudah gue sadari sedari dulu, semenjak gue mengenal dan dekat dengan sahabat gue sendiri saat masih SD.
Kemampuan gue bersosialisasi sangat bagus sehingga sedari kecil gue selalu mudah berteman dengan siapapun. Namun, hanya ada satu orang yang gue anggap sebagai sahabat gue, ia bernama Gama. Perkenalan gue dengan Gama terjadi saat kami sama-sama berada di kelas 5 SD. Di awal masa kenaikan kelas itu, gue duduk sebangku dengannya. Mulanya gue hanya sekedar mengenal ada teman satu angkatan yang bernama Gama ini, kami sama sekali tak pernah sekelas hingga sekarang. Setelah beberapa bulan berlangsung, semakin gue mengenal Gama, semakin asyik sosok Gama ini sehingga kami pun menjadi dekat sekali dan hampir tak terpisahkan dalam setiap kegiatan kami.
Pada saat kelas 6 SD, kami pun masih diberi kesempatan untuk menduduki kelas yang sama. Tentu kala itu menjadi moment paling berbahagia dalam hidup gue. Namun sayangnya, pada saat yang bersamaan, Gama mengalami kejadian dimana keluarganya harus berpisah dimana kedua orang tuanya bercerai. Gama sendiri masih tinggal dan melanjutkan sekolah disini bersama dengan ayahnya yang merupakan pedagang toko kelontong. Saat itu lah, gue yang mengenal Gama sebagai anak periang, kini cukup berubah drastis menjadi pendiam dan lebih sering menyendiri meski terkadang ia tetap berlaku sama seperti dahulu ketika bersama gue.
Di waktu ini pula, gue mengalami sebuah pengalaman pertama gue, yang membuat gue melihat sosok pria itu berbeda. Gue pertama kali mendapatkan mimpi basah, masih terngiang dalam benak gue dengan jelas seperti apa mimpi itu. Gue sedang berada di dalam kamar bersama dengan Gama dengan keadaan masih mengenakan seragam sekolah kami. Dan entah bagaimana, entah siapa yang memulai, tiba-tiba saja kami saling berpelukan, saling menggesek-gesekan selangkangan. Selanjutnya, gue dan Gama sama-sama saling membuka baju seragam kami, menyisakan celana yang masih terpakai dan masih kami gesekan. Gue ingat jika gue meraba dadanya, perutnya, dan punggungnya. Hingga pada akhirnya, gue rasakan bahwa gue ingin sekali kencing dan tersadar saat bangun bahwa celana dalam gue sudah basah terkena cairan yang gue tahu bahwa itu adalah pejuh hasil mimpi basah yang gue alami.
Waktu berjalan cepat hingga akhirnya kami menjadi siswa SMP. Kami berdua masih bersekolah di tempat yang sama dan juga selalu berada dalam kelas yang sama pula. Selama 2 tahun semenjak kejadian mimpi basah pertama gue ini, gue selalu berpikir keras tentang apa maksud dari mimpi itu.
'Bukannya gue seharusnya membayangkan cewek?'
'Kenapa gue memimpikan sosok Gama waktu itu?'
'Kenapa gue gak bisa memiliki rasa terhadap cewek?'Saat itu memang ada beberapa cewek yang gue tahu mereka menyukai gue, namun terus terang saja gue mengacuhkan perasaan mereka. Otak dan pandangan gue selalu saja tertuju ke Gama, kalaupun tidak, pasti tertuju pada sosok teman cowok yang memiliki badan bagus dan penuh wibawa. Selama itu pula gue mencoba mengalihkan perasaan gue dan berusaha membuangnya jauh-jauh dengan cara mengikuti kegiatan olahraga seadanya agar tak terpikirkan lagi tentang hal itu.
Rupanya setelah menginjak pendidikan SMA pun, gue sendiri menyadari bahwa perasaan suka melihat sosok laki-laki ini semakin menjadi-jadi. Apalagi sekarang, gue dan Gama yang kembali berada dalam sekolah yang sama, gue melihat Gama saja sudah bisa tersipu malu. Sosok Gama sekarang telah berubah drastis, ia seolah memiliki wibawa yang begitu mempesona. Dengan postur tubuh 175 cm dan berat 67 kg, Gama terlihat begitu sexy di mata gue. Warna kulit sawo matang itu, dadanya yang bidang yang lebar, perutnya yang ramping dengan otot-ototnya memberikan kesan pria gagah dan sangat jantan. Apalagi parasnya yang tampan itu, terlihat tegas dan mempesona. Badan indahnya yang sukses menghipnotis gue itu Gama dapatkan dari hasil kerja keras membantu Ayahnya di toko. Ia bercerita bahwa ia harus mengangkut barang-barang berat dan tanpa sadar, badannya pun turut terbentuk pula dari apa yang ia lakukan setiap hari. Ditambah lagi, Gama juga cukup aktif dalam mengikuti berbagai macam cabang olahraga di sekolah mulai dari sepak bola, basket, voli, hingga bulutangkis.
Berada di sekitar Gama membuat gue semakin gila. Hasrat ini selalu melonjak-lonjak ketika melihatnya, bahkan ketika ia sedang tak memakai baju. Ingin rasanya gue menyentuh dadanya, mengelus perutnya, dan melihat benda pusakanya di balik celana itu.
Gue sendiri mulai mencari tahu mengenai dunia percintaan sesama jenis di internet dan dapat gue simpulkan dengan pasti bahwa gue termasuk dalam kategori penyuka sesama jenis.Sampai pada suatu saat, gue dan Gama baru saja pulang sehabis bermain basket di sekolah hingga malam hari. Dalam perjalanan pulang, Gama meminta gue untuk mampir ke rumahnya, mengajak gue untuk menginap malam itu.
"Besok masih masuk sekolah woi. Seragam gue gimana?" Kata gue sambil mengibas-kibaskan seragam gue yang basah oleh keringat karena kami berdua bermain basket dengan menggunakan seragam.
"Tenang, dijemur aja juga kering kok. Gue sering begitu juga." Senyumnya sungguh manis.
Sesampainya di rumah Gama, gue melihat Ayahnya sedang duduk sambil merokok di ruang tamu. Di usianya yang menginjak 44 tahun, badan om Gian Ayah Gama ini masih sterek dan tegap. Wajahnya pun terlihat tampan, layaknya Gama. Sampai-sampai gue tak habis pikir kenapa istrinya bisa meninggalkan om Gian untuk pria lain.
"Malam om." Sapa gue pada Ayah Gama ini.
"Eh ada Ardi, udah makan kalian?" Balas om Gian.
"Belum Yah, baru balik gini. Emang ada makanan di dapur?" Tanya Gama.
"Nggak ada sih. Hahaha." Tawanya manis, mirip seperti tawa Gama.
"Kalau mau nanti Ayah belikan makanan dulu di depan. Kalian mau makan apa?"Setelah memutuskan makan malam yang akan dibelikan oleh om Gian ini, ia menyuruh kami untuk beristirahat dulu sambil menunggu ia pulang membelikan makanan. Gue dan Gama menuju ke kamarnya, layaknya kamar remaja pria, cukup berantakan dimana banyak baju bekas berserakan dan sisa-sisa tisu di bawah kasur.
"Anjing Gam, itu tisu bekas lo pake coli ya?" Kata gue.
"Hahaha. Ya iya lah, masa gue telen pejuh gue sendiri?"
Deg! Frontal sekali kata-katanya.****
Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.
Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!
Kisah lengkap "Perjalanan Birahi" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/rakarsag
Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.
Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.
Terimakasih dan selamat membaca!
Regards,
Rakarsag
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Birhi
عشوائيMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...