Nikmatnya Sahabat dan Ayahnya - Lazuardi 2
Nama gue Lazuardi, biasa dipanggil Ardi oleh teman-teman gue.
Mimpi gue kini menjadi kenyataan! Seorang sahabat gue sejak kecil, Gama namanya, baru saja mewujudkan impian gue dimana akhirnya gue bisa merasakan keperkasaannya. Malam dimana Gama mengajak gue untuk menginap di rumahnya. Malam dimana gue mengetahui bahwa rupanya ia juga memiliki perasaan yang sama dengan gue. Hingga akhirnya kami berdua saling menikmati dan memberikan apa yang kami inginkan.Subuh dini hari, setelah malam nikmat itu, gue mendengar suara pintu kamar Gama yang terbuka. Sayup-sayup gue lihat ada seseorang yang masuk dan langsung menyekap gue. Ditariknya badan gue hingga keluar kamar, barulah gue bisa melihat jelas sosok pria itu yang rupanya adalah Ayah Gama, om Gian.
-
"Om... Jangan om, ampun om, ampun. Maaf om, saya janji om ga akan berbuat gitu lagi sama Gama." Rengek gue saat kini gue sudah berada di dalam kamarnya.
"Gak bisa dong Ardi, masa cuma Gama sama kamu aja yang bisa enak-enak?" Seringainya. Wajah tampannya itu masih saja tak terlepas oleh waktu meski usianya sudah menginjak umur 44 tahun.
"Semalam om yakin waktu ngelihat kalian tidur telanjang, ada baju pejuh yang pekat di badan kalian, mana masih ada sisa pejuh di lobang pantatmu..." Katanya.
"Om mau ngerasain pantatmu juga dong Ardi, jangan cuma Gama aja yang dikasih ya."Gue sendiri tak mampu melawan, selain karena badan gue yang kalah besar dengan om Gian, untuk kabur pun gue juga tidak bisa karena pintu kamar telah ia kunci dan ia menyembunyikan kunci tersebut. Di atas kasurnya yang besar itu, gue yang masih dalam keadaan telanjang bulat mulai mundur perlahan hingga ke ujung dipan. Sedang om Gian sendiri mulai melepaskan sarungnya, terlihat kontolnya yang berukuran jauh lebih besar dari milik anaknya, mengacung tegak dengan gagah perkasa.
"Kontol om bisa muasin kamu lebih-lebih dari pada punya Gama. Toh, Gama juga suka banget sama kontol om ini." Ujarnya sambil menamparkan kontolnya di tangannya sendiri.
Gue terkejut, maksudnya apa? Apakah selama ini Gama selalu menjadi pelampiasan nafsu Ayahnya?Om Gian beranjak naik ke atas kasur, kontol itu nampak semakin besar saja dari jarak sedekat ini. Urat-urat di batang kontolnya jauh lebih menonjol, lebih menggoda untuk bisa gue nikmati. Gue menelan ludah, dihadapkan oleh kontol besar ini membuat otak gue tak dapat berpikir secara normal kembali. Nafsu birahi kini mulai menyelimuti diri gue, membangunkan jiwa binal gue yang baru saja terbebas beberapa saat yang lalu.
Sekarang, kontol om Gian sudah berada tepat di depan wajah gue. Aroma kontol itu tercium pekat, memabukan sekaligus membangunkan gairah. Dengan pelan om Gian menempelkan kontolnya di bibir gue yang tertutup, sesekali ia gesekan kontolnya tersebut hingga membuka bibir gue kecil.
Sudah kepalang tanggung, gue sudah merasakan kontol anaknya, gue sudah menikmati betapa enaknya menghisap kontol, apalagi merasakan kontol itu di dalam lobang gue nantinya meski sekarang pantat gue masih tersisa rasa nyeri yang mendalam.Gue buka mulut gue lebar-lebar dan om Gian segera mendorong kontolnya masuk sepenuhnya.
Hooekk.. Mmpphh... Hmmmpp... Aaaahhhppp.Kontol besar itu tentu tak dapat gue telan seluruhnya. Ukurannya yang terlampau panjang hanya bisa gue telan ½ nya saja. Namun om Gian tak menghiraukan rasa kesakitan gue dan terus menggenjotkan kontolnya di mulut gue ini, memaksa masuk hingga seluruh kontol itu tenggelam. Jembut lebatnya mengenai hidung gue, menggelitik disana saat kontolnya ia tekan dalam-dalam. Sebisa mungkin gue menahan rasa ingin muntah, berusaha menikmati saja apa yang Ayah sahabat gue ini lakukan.
"Oooohhhh.. Sshhh yaahh teruss sayaang.. Ahhh enaak bangeet muluutmuu Ardii, sempiitt.." Desahnya sambil menutup mata.
Gue terus menerus menghisap kontolnya sambil sesekali gue mainkan biji pelernya yang juga besar itu. Tak ada rasa ragu, rasa takut, rasa aneh karena di depan gue ini adalah Ayah dari sahabat gue. Sekarang hanya ada sebuah hubungan sex sejenis dimana gue akan mendapatkan sebuah kepuasan.
Dengan cepat mulut gue bergerak maju mundur, sekian lama gerakan itu terus berlangsung. Om Gian pun sudah mendesah berkali-kali, nafasnya terdengar cepat."Aahh aarghhh udaah, udahh Di." Om Gian melepaskan kontolnya sekarang.
"Emang hebat seponganmu ya, udah sering nyepong kamu?" Pujinya. Bahkan gue baru pertama kali mencicipi kontol dan itu milik anakmu om!****
Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.
Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!
Kisah lengkap "Perjalanan Birahi" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/rakarsag
Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.
Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.
Terimakasih dan selamat membaca!
Regards,
Rakarsag
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Birhi
DiversosMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, saya pun membuat akun baru dengan ALIAS berbeda menjadi "Deansius" dimana kalian bisa menemukan cerita saya pada ht...