PB - Di Toko Ayah Sahabat (Lazuardi) 3

1.1K 17 0
                                    

Di Toko Ayah Sahabat - Lazuardi 3

Nama gue Lazuardi, biasa dipanggil Ardi oleh teman-teman gue.
Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Pepatah itu sangat menggambarkan sahabat gue, Gama. Kepiawaian Gama dan nafsu besarnya itu ternyata menurun dari Ayahnya, om Gian. Subuh hari setelah malamnya gue dientot pertama kali oleh Gama, kini giliran Ayahnya yang meminta jatah. Ukuran kontol jumbo dengan urat-urat yang menonjol jelas di batangnya, siapa yang tak tahan untuk segera melumat dan memasukannya ke dalam lobang?

Siang hari selepas jam pulang sekolah, Gama langsung mengajak gue ke belakang sekolah. Di gang kecil belakang kamar mandi, ia meminta jatahnya kembali sekarang. Sebuah permainan sex gila, atas dasar kesangean semata yang rupanya membuahkan kenikmatan yang lebih pada gue. Setelah kejadian itu, Gama dengan lantangnya menembak gue, meminta gue menjadi pacarnya. Sungguh kebahagiaan gue lengkap sudah.

-

Meski kini gue telah resmi menjadi pacar Gama, namun masih ada satu rahasia yang gue miliki tentang Gama ini. Rahasia dimana Ayahnya pernah menikmati badan gue, mengentoti lobang gue dengan kontol besarnya. Adapun rasa yang tertinggal kala itu, sebuah keinginan untuk bisa merasakan entotan dari kontol jumbo milik om Gian. Belum lagi, om Gian pernah menjanjikan gue tentang kontol-kontol para pegawai di di toko kelontong miliknya. Tak bisa gue bayangkan bahkan betapa gilanya orang-orang ini nanti akan memakai badan gue sebagai pelampiasan nafsu mereka. Menjadikan gue sebagai "Perek" mereka, memikirkannya saja sudah sukses membuat gue ngaceng.

Selama satu bulan gue sudah menjalankan hubungan terlarang ini dengan Gama. Pada saat itu pula gue sering sekali main ke rumahnya dan bertemu dengan om Gian. Rupanya om Gian sendiri tak memberitahu pada anaknya tentang apa yang pernah terjadi di antara dirinya dan gue. Kerap kali gue lihat tatapan mata om Gian yang menggoda gue saat Gama tak sadar. Tentu gejolak dalam diri gue pun bangkit, ingin sekali gue langsung mendekap om Gian dan memohon kepadanya untuk mau kembali mengentoti gue.

Hingga akhirnya, munculah kesempatan itu, waktu dimana gue akhirnya bisa kembali menikmati kontol Ayah Gama ini.
Sekolah sedang libur selama 1 minggu karena sedang adanya ujian nasional yang berlangsung. Gue yang tahu jika Gama sedang bekerja di toko membantu Ayahnya, bergegas menuju ke toko kelontong tersebut. Niatnya ingin mengejutkan Gama namun malah gue menemukan kesempatan emas bersama dengan Ayahnya.

"Eh eh ada perek om dateng nih." Ujar om Gian dengan santainya mentang-mentang kondisi toko sedang sangat sepi.

"Om! Jangan keras-keras dong."

"Haha, ga ada orang juga yang bakalan denger. Gama lagi pergi sama Aep nganter pesanan barang. Kalaupun ada yang denger, paling juga Jalu pegawai om yang lain." Senyumnya nakal dan lalu ia menyuruh gue masuk ke bagian dalam toko.

"Ooh, jadi sepi nih toko? Cuma ada om sama Jalu-Jalu ini?" Tanya gue sambil menggoda om Gian. Gue memegang selangkangannya yang gue rasakan sudah mulai membesar.

"Hahahaha. Kamu udah ga sabar ya? Dasar perek banget sih kamu Ardi. Udah lama banget om ga ngerasain pantat semokmu ini." Katanya sambil meremas pantat gue yang masih terbungkus celana pendek.
Gue mengerang pelan saat tangan nakal om Gian terus meremas pantat gue sambil sesekali menampar kencang. Tak gue sia-siakan waktu yang gue miliki sekarang. Langsung saja gue berjongkok dan mulai melepas celana om Gian. Kontol 21 cm milik om Gian yang sudah ngaceng dengan maksimal segera menyembul, gue endus-endus kontolnya sembari gue tempelkan bibir gue pada batang kontol berurat itu. Lidah gue sekarang gue julurkan, perlahan gue sapu batang itu dengan lidah gue. Di mulai dari kepala kontolnya hingga ke dua biji peler besar yang keras itu.

"Oouhhh njiingg... Udah terlatih ngisep kontol Gamaa ya kamuu Dii. Enaak banget kamu mainin lidahmu di kontol om." Desahnya pelan.

Saat kontolnya mulai gue masukan ke dalam mulut, om Gian semakin bergairah. Ia mendesis terus menerus, kontolnya begitu nikmat gue kecap, urat-urat di batangnya mulai seolah ikut bergerak, berdenyut tak henti-henti. Mulut gue begitu terampil menservis kontolnya, apalagi ukuran mulut gue yang kecil membuat kontol om Gian sekarang seperti terjepit.
"Aaaghhh iyaaa teruss Dii.. Oohh mulutmu emaang juaraa." Desisnya makin menjadi.

Udara gerah langsung berangsur masuk menyergap kegiatan kami di ruangan toko yang penuh sesak oleh lemari etalase dan barang-barangnya. Hal ini membuat om Gian yang kegerahan melepaskan kaosnya, dia sudah telanjang bulat. Meski begitu, om Gian tak merasa takut karena memang ia sudah biasa bertelanjang dada saat menjaga toko, terlebih dari luar sendiri orang-orang tak akan bisa melihat ke bagian bawah dimana gue sedang menyepong kontolnya itu.

Tak lama, tiba-tiba saja terdengar suara orang yang datang untuk membeli barang.

****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "Perjalanan Birahi" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/rakarsag

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

Rakarsag

Perjalanan BirhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang