PB - Rahasia Terliar Papi (Ruben) 1

917 14 0
                                    

Rahasia Terliar Papi - Ruben 1

Lahir dari keluarga Chinese, sebagai anak tunggal di keluarga ini, dan cucu laki-laki sendiri, tentu gue menjadi anak kesayangan di keluarga sendiri maupun di keluarga besar gue dari kedua belah pihak. Bisa dibilang Papi waktu itu telat menikah, di umur 35 tahun ia baru menikah dengan Mami dan 2 tahun setelahnya, barulah gue lahir setelah banyak perdebatan terjadi di dalam keluarga inti mereka ini.

Mami lahir dari keluarga sangat berkecukupan, anak terakhir dari 5 bersaudara yang mana seluruh saudaranya adalah perempuan. Meski telah memiliki pasangan seluruhnya, namun tak satupun dari mereka dikaruniai seorang anak lelaki.

Sama hal nya dengan Papi, beliau adalah anak terakhir dari 3 bersaudara dimana kedua kakaknya adalah perempuan. Sebagai satu-satunya harapan keluarga untuk meneruskan keturunan, Papi tentu sangat dipaksa untuk menikah sesegera mungkin dan diharuskan dengan harapan besar untuk memberikan cucu laki-laki. Pada akhirnya, Mami dan Papi akhirnya berhasil dan saat itulah gue lahir di dunia ini.

Seorang anak laki-laki yang diberi nama Ruben Harsono, itulah nama yang diberikan oleh Mami dan Papi gue. Tumbuh besar dengan segala kemewahan yang gue dapatkan, bisa dibilang gue menjadi anak yang manja sampai gue sering di bully semasa kecil. Hingga sekarang di usia 15 tahun ini, gue bertekad untuk merubah image gue dari cowok culun menjadi cowok gagah. Gue meminta Papi untuk memasukan gue ke dalam tempat gym dengan PT terbaik dan mengikuti pelatihan Boxing. Dengan latihan intensif selama 3 bulan, badan kecil gue mulai berubah menjadi padat, otot-otot di tubuh gue mulai timbul terlihat. Tak lupa gue juga merubah penampilan gue menjadi semodis mungkin, agar saat masa SMA gue datang ini gue tak lagi dikucilkan maupun di bully.

Usaha gue terbayarkan sudah. Selama semester 1 masa SMA gue ini, gue menjadi anak populer di kalangan siswa baru maupun siswa kakak tingkat. Pada waktu yang sama pun, gue terus melatih tubuh gue dengan rutin berolahraga sambil mendalami Boxing ini. Tingkat kepercayaan diri gue melejit dan Mami juga Papi terutama, sangat bangga atas perubahan diri gue yang sangat signifikan ini.

Di usianya yang sudah menginjak umur 50 tahun, tubuh Papi sangat terjaga dengan sangat baik. Badannya tak besar juga tak kurus, sangat proporsional antara tinggi dan berat badannya. Setiap pakaian yang ia pakai selalu saja pas, sangat bagus di badannya. Melihat dari beliau juga gue menginginkan perubahan yang sekarang gue dapatkan. Beliaulah adalah sosok role model gue, sosok seorang pria yang gue ingin menjadi di saat gue besar nanti. Segala tentang Papi akan coba gue contoh, akan coba gue terapkan dalam kehidupan gue.

Sampai pada saat itu,

Saat dimana gue melihat Papi sedang bertekuk lutut di bawah kang Sapto, penjaga vila kami sendiri.

Dengan kulit gelap dan badan berototnya, di bawah temaram lampu taman vila kami, gue melihat dengan jelas dari jendela kamar lantai 2 yang gue tempati ini, Papi sedang menikmati kontol kang Sapto.

-

Gue menghantam samsak tinju dengan keras, melampiaskan amarah gue yang meluap-luap. Sudah satu minggu semenjak kejadian malam itu, peristiwa dimana gue memergoki Papi yang dengan liarnya menikmati batang kontol penjaga di taman belakang villa kami di Bogor. Tak pernah sedikitpun terbesit oleh gue sosok yang gue idolakan ternyata bisa menjadi serendah itu.

Masih sangat segar di benak gue kejadian malam itu. Walau dari jarak yang cukup jauh, mata gue bisa menangkap sosok Papi yang sedang telanjang bulat bersama dengan Sapto. Warna kulit mereka yang sangat kontras itu, bagaikan kopi susu, terpampang jelas oleh penglihatan gue. Gue sampai membuka jendela perlahan, ingin melongok ke bawah memastikan apa yang gue lihat. Dan masih saja itu bukan halusinasi gue semata, kejadian itu benar-benar nyata. Terlebih samar-samar gue pun mendengar desahan dari kang Sapto yang keenakan kontolnya dimainkan oleh mulut Papi.

Perjalanan BirhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang