PB - Dijebak oleh Pria Lain (Cakra) 3

412 10 0
                                    

Dijebak oleh Pria Lain - Cakra 3

Nama gue Cakra, sekarang gue masih berkuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya.
Kejadian malam itu dengan Dion membuka sebuah lembaran baru di hidup gue. 3 minggu berlalu dan Dion masih saja tak ada kabar mengenai perkataannya kala itu. Gue sendiri merasakan sebuah desiran nafsu yang menginginkan kembali pengalaman itu terjadi.

Gue mencoba menghubungi Ramzi, salah seorang pria yang pernah menembak gue. Begitu terkejutnya gue saat berjumpa dengan Ramzi bahwa ia sekarang sudah berpacaran dengan Kevin, pria yang juga pernah menyatakan perasaannya pada gue.
Setelah pertemuan dengan mereka, Ramzi kembali mengajak gue untuk bertemu dan pada saat itulah gue berkata jujur bahwa sekarang gue memiliki ketertarikan pada lelaki.
"Denger cerita lo gue jadi sange parah Cak. Lo mau gue entot gak sekarang?" Tanya Ramzi langsung dan gue hanya melihat ke arahnya, Ramzi tersenyum nakal.

-

Setiap malam, setelah Ramzi resmi menjadi pacar gue, tak ada habis-habisnya badan gue dipakai sebagai pelampiasan nafsu miliknya yang ternyata adalah seorang hyper sex. Gue sendiri tak masalah karena bisa gue bilang gue pun merupakan seorang yang hyper juga. Dulu gue bisa bersenggama bersama cewek gue 2 atau 3 hari sekali dan itu pun para kekasih gue dulu sudah mengeluh karena gue yang terlalu hyper dengan permainan yang kasar. Namun selama bersama Ramzi ini, setiap hari lobang gue digarapnya, dihajarnya dengan kontol besarnya. Permainan yang kasar yang selalu membuat gue berteriak-teriak, namun tak ingin gue selesaikan dengan cepat entotannya itu. Semakin kasar gue diperlakukan oleh Ramzi, semakin bersemangat gue dibuatnya. Apalagi kalau gue bisa menikmati keringatnya, gue jadikan pelepas dahaga gue dan ditutup dengan pejuhnya yang akan gue telan ketika ia sedang ingin menembakannya di dalam mulut gue.

Sebenarnya gue sendiri tak terlalu paham dengan konsep pacaran kami berdua. Hal yang kami lakukan bersama tak lain dan tak bukan hanyalah sex belaka. Tak seperti gaya pacaran gue dengan mantan-mantan gue terdahulu yang mana ada kesempatan bagi kami untuk berjalan-jalan, atau menonton film, waktu kami selalu dihabiskan dengan berhubungan badan. Walau begitu, gue sendiri tak terlalu ambil pusing karena memang hanya sex yang gue butuhkan.

Hingga sekarang pun, sudah lewat 1 bulan sejak hubungan pertama gue dengan Ramzi. Tak terdengar kabar dari Dion sama sekali tentang tawarannya tersebut. Kembali meski kami tetap bertemu di lapangan olahraga, ia hanya tersenyum dan menyapa gue ala kadarnya saja. Entah apa yang Ramzi lakukan pada Dion sampai-sampai ia tak lagi meminta gue untuk melampiaskan nafsunya tersebut.

Sesekali gue mencuri pandang pada Dion yang sedang berbicara dengan keempat kawannya. Mereka pun gue kenal, hanya memang kami jarang ngobrol saja, cuma sebatas teman olahraga sesama komunitas. Tak jarang beberapa hari terakhir ini mereka selalu menatap gue dengan pandangan sinis dan aneh. Seolah gue sedang dihakimi oleh kelima orang tersebut.

"Tenang aja, gue udah urus tuh masalah Dion sama temen-temennya. Kaga usah parno lagi lo Cak." Kata Ramzi santai saat gue menceritakan tentang kejadian tersebut.

Gue mencoba tak ambil pusing dengan sikap Dion juga teman-temannya dan terus beraktifitas seperti biasa. Tetap saja memuaskan diri sendiri bersama Ramzi serta melakukan hal yang gue inginkan selama ini. Hingga beberapa hari selanjutnya, saat gue sedang berolahraga, Dion datang menghampiri gue.
"Yo Cak, lo abis ini ada acara ga?" Tanya Dion.

"Ada abis ini, mau cabut sama temen, kenapa Yon?"

"Lo batalin acara lo dan ikut sama kami." Balasnya sambil menunjukan layar handphonenya.
"Atau foto ini bakalan nyebar." Ia menunjukan foto gue waktu itu. Bukannya Ramzi sudah mengatur semuanya?

"Maksud lo apaan?" Gue yang sudah cukup naik darah bercampur panik mencoba melawan. Namun sia-sia saja, Dion terus berkelit dan tak peduli dengan resiko apa yang akan ia terima meski Ramzi sudah berbicara dengannya.

Setelah berdebat sebentar akhirnya gue mengikuti langkah Dion yang mengikuti gue sampai ke kosan gue sebelum gue diminta bergabung masuk ke dalam mobil yang ia bawa. Dion menyuruh gue tak berganti baju, masih dengan attribute olahraga gue yang penuh dengan keringat, sama halnya dengan dirinya.
Di dalam mobil sendiri, dengan sengaja Dion berkendara tanpa menyalakan AC maupun membuka jendela. Hal ini membuat badan kami semakin basah oleh kucuran keringat. Aroma badan gue dan Dion saling bercampur dalam mobil sedang yang ia kendarai. Jujur, bau ini membuat gue terangsang! Pasalnya, Dion sekarang yang berkaos kutang dan celana pendek ketat itu mempertontonkan bulu-bulu di tubuhnya yang pernah gue rasakan sebelumnya. Ditambah lagi bau aroma badannya ini makin terasa pekat dan memabukan hingga-hingga membuat kontol gue sudah tegang dengan maksimal sekarang.

Dibawanya gue ke rumah di daerah atas, sebuah rumah tua yang terparkir dua mobil disana. Dion membawa gue masuk ke dalam sana, rumah tua besar dengan perabotan kayu yang terawat apik. Di tetap menggiring gue hingga masuk ke dalam kamar.

"Hello!! Gue udah bawa tamu utama kita." Teriak Dion saat membuka pintu.

Begitu terkejutnya ketika gue masuk gue menemukan Kevin dan Ramzi. Posisi mereka telah telanjang bulat, hanya saja Ramzi seorang yang sedang terikat tak berdaya dengan mulut tersumpal oleh kain yang gue yakini adalah sebuah celana dalam.

"Apa-apaan ini?" Gue berteriak penuh peringatan.

Dion segera menahan langkah gue yang hendak kabur. Diseretnya gue mendekati ke kasur king size yang sudah berada Ramzi yang terikat itu. Terdengar tawa Kevin dengan kencang sekarang. Ia mulai meraba badan sixpack Ramzi, sambil menatap gue dan berkata.
"Emang brengsek ya lo Cakra. Bisa-bisanya lo nikam temen sendiri. Mana ngaku-ngaku straight, padahal lo gay binal!"

Kali ini kevin beranjak ke arah gue yang sedang tak berkutik di tahan oleh Dion.
"Dasar perek binal! Sekarang gue kasih lo nih kontol-kontol yang lo puja-puja itu."

Kevin bergegas membuka baju dan celana gue. Tentu dalam posisi ini rasa sange gue sedari tadi sudah hilang dan kontol gue langsung lemas. Sambil menatap gue dengan sinis, ia mulai mengelus dan mengusap kontol gue.
"Muka aja boleh garang, tapi sikap macem pelacur!"

****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "Perjalanan Birahi" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/rakarsag

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

Rakarsag

Perjalanan BirhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang