PB - Nikmatnya Tukang Bersaudara (Zidan) 1

708 7 0
                                    

Nikmatnya Tukang Bersaudara (Zidan) 1

Saat-saat ini adalah momen yang paling gue tunggu-tunggu. Entah kenapa, setelah mendengar beberapa cerita teman gue yang pernah bermain dengan seorang pria straight, membuat gue juga tak mau kalah ingin mencicipi kegagahan seorang pria straight sekarang ini. Dan memang secara kebetulan, gue baru saja selesai mengumpulkan dana untuk bisa merenovasi rumah gue sendiri yang berhasil gue beli di usia 29 tahun ini. Oleh karena itu, inilah saat-saat gue untuk mencoba mempraktekan beberapa jurus jitu yang teman-teman gue pernah lakukan kepada para pria-pria straight yang pernah mereka nikmati. Walau kalau dari diri gue sendiri, nanti dapat atau tidaknya itu tak akan jadi masalah buat gue.

Nama gue Zidan, gue memutuskan untuk membeli rumah pertama gue setelah 7 tahun lebih gue berhasil menabung dari hasil gajian gue setiap bulannya. Meski terletak di pinggiran Jakarta dan berada di lokasi yang tak begitu strategis, namun gue tetap puas dengan hasil jerih payah gue ini. Rumah yang tak terlalu besar dan masih bisa di renovasi sedikit untuk menambah ruangan yang akan menjadi walking closet gue. Kali ini uang sudah terkumpul dan gue bersiap menghubungi salah seorang teman gue untuk membantu mengurus segala konstruksi yang dibutuhkan.

"Aman Dan. Pokoknya lo tinggal terima jadi deh." Kata Danto, teman sekaligus kontraktor gue.

"Oke kalau gitu. Semuanya gue udah cocok sih, tinggal langsung pengerjaan aja lo bisanya kapan?"

"Gue ngikut arahan lo aja. Ya paling gak, minggu depan kalo emang lo mau, gimana? Toh lo juga masih WFH kan?"

"Minggu depan boleh sih. Haha enaknya WFH bisa disambi jaga tukang ya, oke lah mulai Senin kan ya berarti?"

"Yoii." Ujarnya.
"Ohh sama ini, gue izin lo dulu sih ini mah agak ngerepotin banget."

"Apaan?"

"Kan gue base nya ada di luar planet nih sedang rumah lo juga di ujung jurang sana. Nah ini gue mau izin ke lo gimana kalo tukang gue nanti nginep di rumah lo? Sesuai jadwal, 1 minggu juga kelar. Mentok di 10 harian lah."
"Soalnya kalo bolak-balik bakal repot banget." Lanjutnya menjelaskan.

Momen inilah yang sebenarnya gue tunggu-tunggu. Mungkin dengan menginapnya para tukang ini di rumah gue bisa mempermudah gue untuk mencoba menjalankan aksi gue. Tapi setidaknya gue akan coba pancing Danto agar memberikan tukang-tukang muda dan ganteng yang mengerjakan rumah gue.

"Boleh aja sih. Cuma gue boleh liat dulu ga orangnya kaya gimana? Ya maap aja nih To, kalo orangnya kaya gue ga yakin ya gue ga mau mereka nginep sih." Alibi gue agar setidaknya gue bisa memilih tukang-tukang nanti.

Danto menggaruk kepalanya dan kemudian mengambil handphone, seolah mencari sesuatu. Tak lama, Danto lalu memberikan handphone nya kepada gue. Terpampang lima foto KTP yang mana gue bisa melihat jelas foto sang pemilik KTP itu disana.
"Tukang gue yang ready cuma lima, sok lo pilih deh."

Gue lihat dengan seksama. Menurut pengalaman gue, berdasarkan foto KTP ini sedikit bisa menentukan ketampanan seseorang. Jika semisal dalam foto KTP nya saja orang tersebut sudah cakep, bisa dipastikan 90% orang tersebut benar-benar terbukti cakep saat berjumpa secara langsung. Dan setelah melihat beberapa saat, jatuhlah pilihan gue pada dua orang tukang.

"Si ini sama ini aja." Jawab gue sambil menunjukan foto KTP dari pria yang gue maksud.

"Wahh pas lah kalo gitu." Ujar Danto sumringah.
"Yang lo pilih ini kebetulan kakak adik, kerjanya oke dan orangnya ramah. Masih mudah juga jadi bisa lah jadi temen ngobrol kan."

"Hahaha. Ya itu juga sih, kalo sama yang lain kan udah pada tua-tua gitu, takut bingung basa-basi nya." Kilah gue dengan alibi lain.

"Halah, mereka juga baru 30 tahunan akhir, sok muda lo. Inget abis ini lo nginjek kepala tiga. Udah mending cepetan nikahlah." Tawa Danto. Gue hanya ikut tertawa mendengar ucapannya. Yaa, memang ia tak mengetahui bahwa gue tak suka perempuan.

-

Tukang yang gue pilih ini kakak beradik, sang kakak bernama Juno yang berumur 25 tahun dan adiknya bernama Kino yang berumur 23 tahun. Mereka adalah seorang pendatang dari desa di Jawa Tengah. Dari foto KTP nya saja, kedua pria kakak beradik ini sudah terlihat aura ketampanannya. Kulit gelap dengan wajah keras namun terlihat manis. Tak sabar gue ingin segera melihat sosok Juno dan Kino ini.

Begitu sampai di hari pertama renovasi rumah gue di mulai, Danto datang mengantar Juno dan Kino sekaligus membawa beberapa peralatan juga perlengkapan yang dibutuhkan dengan mobil pick up nya itu.

"Nah Jun, Kin, kenalin ini mas Zidan yang punya rumah. Ntar lo pada tinggal disini ya sampe semua kelar, awas aje kalo gue denger kalian ada buat masalah." Ucap Danto pada anak buahnya itu.
'Anjing! Danto kali ini benar-benar terlihat macho dengan kaos kutang sama jeans belel yang ia pakai. Sayang istrinya juga gue kenal baik, kalau gue gak kenal sama istrinya, sudah gue godain Danto dari awal juga.'

"Siap mas bos." Jawab mereka bersamaan.
Sesuai dengan dugaan gue, kedua tukang kakak beradik ini tidak buruk, malah bisa gue bilang termasuk kategori tampan. Sayang, nasib tidak berpihak pada mereka. Padahal, dilihat dari perawakan dan tampang saja mereka ini sudah sangat menarik baik bagi para kaum hawa apalagi adam. Mungkin juga jika memang keberuntungan berada di pihak mereka, mereka bisa saja menjadi seorang model fashion brand-brand lokal.

Meski datang dari desa dan merupkan seorang tukang, namun Juno dan Kino memiliki penampilan yang bersih. Rambutnya tercukur rapi dengan model zaman sekarang. Pakaian yang dikenakan pun tak buruk, bukan yang lusuh atau bagaimana. Mereka menyapa gue dan lalu bersama dengan gue dan Danto diarahkan pekerjaan yang akan mereka jalankan selama 1 minggu ini merenovasi rumah gue.

Tak lama setelah Danto pamit pulang, gue mengajak Juno dan Kino untuk duduk sebentar berbincang basa-basi untuk sedikit mengenal lebih jauh tentang mereka. Dengan ramah mereka bercerita tentang pertanyaan gue mengenai alasan mereka bekerja disini. Mereka pun menceritakan kisahnya dengan tertawa-tawa, menjelaskan alasan mereka pergi merantau demi mencoba mengubah hidup. Kali ini tak terlalu gue tanggapi ucapan mereka yang saling menimpali itu, yang gue perhatikan hanyalah tubuh atletis, badan proporsional yang ada di balik kaos yang mereka pakai. Tubuh yang terbentuk alami karena pekerjaannya sebagai kuli itu membuat otak gue sudah membayangkan bagaimana jika gue nanti bisa mencicipi tubuh mereka satu per satu, berikut dengan isi di balik celananya tersebut.

****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "Perjalanan Birahi" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/rakarsag

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

Rakarsag

Perjalanan BirhiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang