𝟸𝟶: 𝙹𝚎𝚋𝚊𝚔𝚊𝚗

266 46 3
                                    

Eld Jinn ternyata meracuni dirinya sendiri alias bunuh diri. Sepertinya ia telah lama merencanakan bunuh diri itu jika dia tertangkap karena ia menyimpan racun itu di liontinnya. Ia menghilangkan dirinya sendiri demi melindungi yang ada di atasnya alias dalang pembunuhan berantai ini.

Setelah pengakuan Eld bahwa dalangnya adalah Erwin Smith, Unit Kejahatan Berat pun segera menuju rumah Erwin. Semua anggota unit kecuali [Name] dan Levi telah bersiap dengan pistol mereka. [Name] dan Levi tidak mengeluarkan pistol mereka karena mereka yakin kalau bukan Erwin pelakunya.

Awalnya mereka mengetuk pintu rumah Erwin, namun karena tidak ada jawaban, mereka mendobrak pintu dan masuk ke dalam. Mereka memeriksa rumah itu dan sampailah Andrew di ruang kerja Erwin. Matanya membelalak. Ia segera memanggil yang lainnya untuk datang ke ruang kerja. Mereka semua pun berkumpul di ruang kerja itu. Betapa terkejutnya mereka melihat Erwin sudah tak bernyawa dengan posisi duduk di kursinya. Tangannya terkulai lemas. [Name] menemukan botol racun di meja kerja Erwin.

"Kurasa itu racun yang sama yang digunakan Eld." Kata Levi.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Bingung inspektur Edgar.

"Mungkin dia merasa sudah terpojok dan akhirnya membunuh dirinya sendiri." Chico menyimpulkan.

"Tidak, dokter Erwin bukan pelakunya." Ucap [Name].

"Bagaimana kau bisa yakin?" Tanya inspektur Edgar.

"Pelakunya bertangan kidal. Erwin tidak bertangan kidal dia juga bukan pengguna dua tangan. Aku tahu itu." Jelas [Name].

"Lalu mengapa Eld Jinn itu bersaksi kalau Erwin pelakunya?"

"Mungkin dia disuruh berkata begitu oleh dalang sesungguhnya." Kata [Name].

"Tapi kenapa harus Erwin yang ia tuduh?"

"Mungkin Erwin mengetahui sesuatu..." Kata [Name]. Anggota lain pun merasa kalau perkataan [Name] masuk akal.

»»««

Jenazah Erwin dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi. Tidak sampai di situ saja insidennya. Petra Ral, perawat di rumah sakit Memoria yang dekat dengan Erwin juga ditemukan tewas di rumahnya karena keracunan.

"Pembunuh sialan itu masih berkeliaran di luar sana," Geram [Name]. Ia sangat geram karena ada korban lagi yang jatuh akibat ulah pembunuh berantai itu. "Kita harus cepat menangkapnya."

Setelah memeriksa TKP yaitu rumah Petra Ral selama berjam-jam, [Name] kembali ke rumahnya, diantar oleh Levi. [Name] meminta agar Levi menginap di rumahnya untuk malam ini dan Levi pun setuju.

"Kau bisa pakai kamar mandiku, aku akan membuat teh chamomile lebih dulu," ucap [Name] setelah mandi. Levi pun mengangguk dan memasuki kamar mandi. Setelah mandi, ia melihat [Name] sedang duduk di tempat tidurnya memandangi foto dirinya dengan kedua orang tuanya.

"Aku merindukan mereka." Ucap [Name]. Air mata menetes di pipinya. Levi pun duduk di sebelahnya dan memeluk wanita itu.

"Aku pasti akan menangkap pembunuh itu." Ucap [Name]. Levi pun mengangguk.

"Aku sudah mencurigai seseorang." Ucapan [Name] membuat Levi melepaskan pelukannya. Ia menatap [Name] penasaran.

"Zeke Yeager." Kata [Name].

"Maksudmu, dokter bedah itu?" Tanya Levi. [Name] mengangguk.

"Kenapa kau mencurigainya?"

Sweet Switch [Levi X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang