𝟶𝟻: 𝙿𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗𝚞𝚑𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚃𝚎𝚗𝚐𝚊𝚑 𝙿𝚎𝚜𝚝𝚊

575 93 1
                                    

Levi POV

"Tidak, pelakunya dari dalam," Jawab [Name] dengan santai. Setelah melihat jenazah nyonya Steward, dia langsung berlari ke teras dan mengatakan hal itu.

Aku sangat heran, kenapa dia bisa berpikir seperti itu? Aku yakin yang lain akan mengatakan kalau pelakunya dari luar. Dilihat dari jejak kaki yang berasal dari teras sampai ke dalam kamar kemudian jejak kaki itu kembali mengarah ke teras. Aku melihat yang lain juga menatapnya penuh tanda tanya.

"Apa yang membuatmu berpikir begitu?" Aku menghampirinya ke teras, yang lain mengikuti.

"Karena jejak kaki ini dibuat," Jawabnya lagi dengan santai. Ia menatap kosong pagar yang membatasi teras itu. Menurutku, dia sama sekali tidak terlihat serius. Aku sampai meragukan kalau dia ace dalam memecahkan kasus pembunuhan.

"Dibuat? Maksudmu?" Tanya Inspektur Edgar.

"Ya pelakunya orang dalam. Dia sengaja mencelupkan sepatu ke lumpur lalu membuat jejak kaki ini seolah-olah pelakunya orang luar." [Name] kemudian menoleh pada petugas Grey. "Tidak ada orang luar yang terlihat masuk ke sini kan, petugas Grey?"

"Iya, itu benar. Security rumah ini mengatakan kalau tidak ada orang yang masuk ke rumah ini saat pembunuhan itu terjadi." Jawab petugas Grey.

"Tapi bisa saja pelakunya masuk dengan memanjat pagar tembok belakang kan?" Tanya inspektur Edgar.

"Iya itu bisa saja," Jawab petugas Grey. "Security hanya berjaga di gerbang depan jadi mungkin mereka tidak melihat penyusup. Lalu untuk CCTV, seluruh pekarangan rumah disorot CCTV, tapi pagar belakang tidak terlihat di CCTV."

"Itu dia, blindspot," Gumam inspektur Edgar.

"Sudah kubilang bukan orang luar." Kata [Name] lagi.

"Coba jelaskan," Perintah inspektur Edgar.

"Kemarilah," semua orang mendekati [Name]. "Lihat ya, kalau orang luar, berarti dia memanjat pembatas ini dan masuk ke dalam, lalu memanjat pembatas lagi untuk keluar. Di sini, lihat jejak kakinya," [Name] menunjuk jejak kaki yang menghadap ke dalam kamar yang tercetak di atas pembatas teras yang tingginya sepinggang itu.

"Jejak lumpurnya tebal karena dia memang baru saja dari luar. Lalu jejak kakinya semakin memudar seiring dia melangkah masuk ke dalam kamar," Dia berjalan menelusuri jejak kaki dari teras ke kamar, semua orang mengikutinya. Memang benar yang dikatakannya, jejak kakinya memudar, lalu apa?

"Lalu setelah mencekik nyonya Steward..." Dia membuat gestur seperti sedang menjerat leher seseorang, "...dia kembali ke teras," lalu dia berjalan lagi ke teras. "Di sini, saat dia berjalan ke teras lagi, jejak lumpurnya sudah memudar dan hilang,"

"Dia memanjat pembatas ini lagi, lihat jejak kakinya," Dia menunjuk jejak kaki lain yang tercetak di atas pembatas itu. Jejak kaki itu mengarah ke luar. Ah, benar! Aku baru menyadarinya! Sekarang aku mengerti kenapa dia bisa berpikir jejak kaki itu direkayasa.

Yang lainnya sepertinya belum menyadarinya. "Lalu?" Tanya Andrew.

[Name] menghela nafas. "Kalian tidak lihat keanehannya?"

"Jejak lumpurnya tebal lagi," Jawabku.

Dia menoleh ke arahku dengan tiba-tiba, menatapku dan tersenyum senang, "Benar!" Katanya. "Seharusnya jejak kaki yang mengarah keluar sudah pudar sejak tadi, tapi yang ini kenapa jejaknya masih tebal? Aneh kan?"

"O-oh iya juga," ucap Farlan.

"Jadi begini kejadiannya, orang itu sengaja mencelupkan sepatu ke lumpur ini," Dia menunjuk lumpur yang ada di depan teras.

Sweet Switch [Levi X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang