"Tante [Name] jadi mama Reiki saja!" Ucap Reiki dengan polos. "Tante [Name] mau kan?"
"Eh...?" [Name] jadi gelagapan.
"Reiki, sudah cukup. Kembali ke kamarmu!"
"Tapi tante [Name] belum menjawab," Kata Reiki keras kepala.
"Rei, kamu tidak mengerti yang kamu ucapkan, kamu masih kecil." Kata Gavin lagi.
"Aku mengerti kok! Kalau tante [Name] jadi mama Rei berarti tante [Name] harus menikah dengan papa kan? Dan untuk orang yang mau menikah, harus saling menyayangi kan? Bukannya papa menyayangi tante [Name]?"
"A-apa?" Wajah Gavin memerah. Ia bertanya-tanya siapa yang mengajarkan itu pada anaknya.
"Papa selalu memerhatikan dan menjaga tante [Name] kan? Bukankah itu karena papa menyayangi tante [Name]?"
"Sudah cukup, Rei..."
Reiki pun terdiam cukup lama. "Maaf. Reiki salah ya? Kalau begitu, Reiki tidur sekarang."
"Rei.."
Lelaki mungil itu mengabaikan panggilan ayahnya dan masuk ke kamarnya.
"Ehm... Mungkin aku saja yang bicara dengannya." [Name] yang sudah selesai mencuci piring mengeringkan tangannya dengan kain lap lalu menyusul Reiki ke kamarnya.
"Hei, Rei..." Panggil [Name] dengan lembut.
"Tante..." sahut Reiki masih dengan wajah sedihnya. "Tante tidak mau jadi mama Reiki ya?"
"Bukan begitu, Rei..."
"Reiki sedih karena teman-teman Reiki punya mama, sementara Reiki tidak punya."
[Name] pun memeluk Reiki dengan hangat. "Reiki bisa anggap tante [Name] mama kok. Besok mama akan mengantar Rei ke sekolah lalu kapan-kapan kita jalan-jalan bersama ya?"
Reiki mendongak menatap [Name]. "Apa Rei boleh memanggil tante 'mama'?"
"Hmm.. ya," [Name] mengangguk sambil tersenyum manis. "Sekarang, bagaimana kalau mama bacakan dongeng. Setelah itu, Rei tidur ya?"
"Oke!" Reiki tersenyum cerah. Ia pun naik ke tempat tidurnya. Setelah memakaikan Reiki selimut, [Name] mengambil satu buku dongeng dan membacakannya.
Tidak sampai [Name] menyelesaikan dongengnya, Reiki sudah terlelap. [Name] pun tersenyum melihat wajah polos Reiki yang juga tampan seperti ayahnya.
"Bagaimana?" Gavin langsung berdiri dari duduknya ketika [Name] keluar kamar Reiki.
"Dia sudah tidur," [Name] mengacungkan jempolnya sambil tersenyum. Gavin pun menghela nafas lega.
"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Gavin. Mereka pun duduk di sofa ruang tamu.
"Soal itu..." [Name] tampak ragu sejenak sebelum akhirnya mengatakan, "Dia ingin aku jadi mamanya."
Gavin menghela nafas lagi. "Maafkan anak itu ya. Namanya juga anak kecil,"
"Tidak..."
"Hah?"
"M-maksudku..." Ucap [Name] gugup. "K-kurasa aku bisa jadi mamanya."
"A-apa?!"
"K-kau tahu... Sepertinya Reiki benar-benar membutuhkan seorang ibu. Dan kau juga membutuhkan seorang istri..." Lanjut [Name] dengan suara yang semakin mengecil.
"Apa maksudmu, [Name]?"
[Name] menarik nafas sejenak. "Maksudku... menikahlah denganku, Gavin."
"Apa?!" Gavin tersentak. Seluruh wajahnya bahkan sampai telinganya sudah memerah. "K-kau ini jangan bercanda!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Switch [Levi X Reader]
Fanfic[AU, Thriller, Mystery, Crime, Detective, Romance] Hilangnya Levi Ackerman, sang Prajurit Terkuat Umat Manusia, membuat seisi tembok gempar. Untunglah pria itu segera ditemukan dua hari setelah hilang. Namun ada yang aneh dengannya. Ia terlihat ling...