𝟷𝟷: 𝙼𝚒𝚝𝚛𝚊𝚜 𝙳𝚎𝚙𝚊𝚛𝚝𝚎𝚖𝚎𝚗𝚝 𝚂𝚝𝚘𝚛𝚎

355 65 6
                                    

"Aw!"

"Ah, maaf, apa sakit sekali?" Tanya Eren.

"Y-ya..." Jawab Armin.

"Sebentar lagi selesai kok," Eren lanjut mengompres memar di tubuh Armin. "Ini sudah keterlaluan. Aku akan melaporkannya pada guru."

"Tidak usah!" Sahut Armin.

"Apa? Kenapa?"

"Aku tidak apa-apa, lagipula sepertinya Jean tidak akan berani membully orang lagi." Jawab Armin.

"Anak seperti dia tidak bisa dipercaya. Aku ragu dia akan tobat bahkan setelah dihajar." Kata Eren. "Kalau guru-guru melihat lukamu, aku yakin dia akan dikeluarkan dari sekolah!"

"Tidak! Tidak perlu, Eren..." Kata Armin. "Aku... Aku tidak ingin orangtuaku tahu kalau aku dibully di sekolah,"

Eren terkejut mengetahui alasan Armin menahan semuanya selama ini. "Baiklah, aku tidak akan bilang pada guru. Tapi, jadilah temanku supaya aku bisa menjagamu." Eren mengulurkan tangannya pada Armin.

"Bukankah kita sudah berteman?" Tanya Armin.

"Belum dong, kita harus berjabat tangan dulu." Ucap Eren.

"Hah?"

"Berjabat tangan dan sama-sama setuju untuk berteman, lalu menyukai hal yang sama seperti lagu atau buku yang sama... Lalu saling membantu dan pergi main bersama, begitulah berteman menurut buku yang kubaca." Jelas Eren panjang lebar.

"Apa? Buku?" Bingung Armin.

"Iya, buku 'How to Make a Friend'" Jawab Eren. Armin pun terheran, kenapa untuk berteman saja Eren perlu membaca buku? Tapi akhirnya dia menuruti kemauan Eren, ia menjabat tangan Eren.

"Baiklah, jadi kita resmi berteman?"

"Yap! Kita teman sekarang, Amy Scarlet!" Kata Eren.

"Amy Scarlet???" Armin lagi-lagi kebingungan. "Namaku Armin Arlert."

"Lho? Bukannya Amy Scarlet?"

"Bukan, namaku Armin Arlert."

"Tapi waktu itu kau bilang Amy Scarlet," Eren masih saja kokoh pada pendiriannya.

"Aku bilang Armin Arlert..." Armin sedikit frustasi. "Kenapa kau yang ngotot... Kan itu namaku sendiri..."

Eren masih mencoba mengingat kata-kata Armin saat di vending machine tadi. "Benarkah? Yausudah kalau begitu, Armin Arlert,"

Armin menghela nafas dengan perasaan putus asa dan merasa lucu di saat bersamaan. "Kenapa 'yasudah' kan namaku memang Armin Arlert...."

"Oh iya, ini uangmu yang tadi," Eren mengembalikan uang yang Armin pakai untuk membelikannya minuman.

"Oh, kau tidak perlu mengembalikannya."

"Tidak, tidak, aku harus mengembalikannya. Itu yang diajarkan Onii-san ku,"

"Baiklah," Armin akhirnya mengambil uang itu.

»»««

Armin menghela nafas panjang di saat melihat 'pasangan populer angkatan 2022' lagi-lagi sedang bermesraan, kali ini di gerbang sekolah. Jean membonceng Annie di motornya untuk mengantarkan gadis itu pulang.

"Benar kata Eren, sekolah ini benar-benar bobrok. Masa' mereka membiarkan anak dibawah umur membawa motor ke sekolah?" Gerutu Armin.

Di seberang sekolah, sebuah mobil sedan hitam terparkir. "Ketemu." Kata seseorang di dalam mobil itu sambil memerhatikan Annie. "Si pirang di jendela dan pacarnya." Kemudian ia mengejar motor Jean. Beberapa meter dari sekolah, ia mempercepat laju mobilnya ke arah motor itu. Namun tiba-tiba mobil lain muncul di belakang motor Jean dari sebuah perempatan dan mobil sedan itu jadi menabrak mobil lain bukannya motor Jean.

Sweet Switch [Levi X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang