𝟶𝟿: 𝙸𝚜𝚊𝚋𝚎𝚕 𝙼𝚊𝚐𝚗𝚘𝚕𝚒𝚊 (𝟸)

397 69 17
                                    

20 Juni, 2019, Pukul 21.30,
Enville Street, Ibukota Mitras, Provinsi Sina, Republik Paradis,

Unit Kejahatan Berat menuruni mobil dan mulai berpencar. Edgar bersama Chico, Gavin bersama Andrew dan [Name] bersama Farlan dan Levi. [Name] dan kedua rekannya tidak menemukan apapun tapi tiba-tiba sebuah mobil hitam keluar dari gedung di seberang mereka dan inspektur Edgar meneriaki mobil itu.

"Itu mereka! Farlan, cepat kejar!"

Farlan buru-buru menaiki mobil diikuti oleh Levi dan [Name]. Mereka mengejar mobil hitam yang melaju cepat di depan mereka. "Tidak akan kubiarkan kalian lolos!" Kata Farlan seraya menginjak pedal gas. Gama dan Gunther yang sedari tadi berada di dalam mobil terkejut karena Farlan tiba-tiba mengebut.

"Gavin, Andrew, bagaimana keadaan kalian?" Tanya Edgar lewat alat komunikasi mereka.

"Kami di dalam gedung nomor 177," jawab Gavin sambil menghindari serangan seorang pria berwajah pucat yang menyerangnya. "di sini masih ada komplotannya-- astaga..." Ia hampir saja terkena pisau.

"Baik, kami akan ke sana," Ucap Edgar. "Di sini Unit Kejahatan Berat, kami butuh bantuan, semua polisi patroli yang bisa mendengar radio ini, datang ke gedung 177 di Enville Street."

"Dimengerti."

"Kami akan ke lokasi," Terdengar beberapa jawaban dari radio polisi.

"Ternyata mereka berpencar," Kata [Name] setelah mendengar percakapan komunikasi mereka. "mungkin hanya ada satu atau dua orang di mobil itu."

"Lalu bagaimana dengan Isabel-chan?" Tanya Gunther.

"Mungkin ada di mobil itu." Jawab [Name]. Di sebelahnya, Levi tampak ingin muntah karena cara mengemudi Farlan yang ugal-ugalan. Bahkan mereka hampir menabrak orang berkali-kali.

"Hei, kau baik-baik saja?" Tanya Gama. Levi hanya memalingkan wajahnya sambil menutup mulutnya.

"Astaga, Levi, kau mabuk darat?" Tanya Farlan tanpa memperlambat laju mobilnya. "Tolong tahan ya! Kita harus mengejar mereka!"

Gavin masih terus bertarung dengan lawannya. Dia terpikir akan Andrew. "Kemana anak itu? Tadi kita berpencar... Kalau ada dia pasti kami bisa mengalahkan orang ini... Dan lagi pistolku..." Ia melirik pistolnya yang tadi terlempar ke samping karena ulah si pucat.

'BRAAAK'

Gavin terlonjak ketika tiba-tiba Andrew terpental dari sebuah ruangan. Kemudian seorang pria jangkung dan memiliki bekas luka di wajahnya muncul.

"Apa?! Apa orang itu baru saja membuat Andrew terpental?!" Gavin merasa tidak percaya karena ia sendiri tahu kalau Andrew sangat kuat. Perhatiannya yang teralihkan dimanfaatkan oleh lawannya. Pria pucat itu mengayunkan pisau pada Gavin. Gavin mengangkat lengannya untuk melindungi wajahnya dan pisau itu menancap di lengannya.

"AARRGGHH!"

"Khekhekhe..." Pria pucat itu tertawa puas.

"Gavin-san!" Andrew yang masih terbaring di lantai mencoba membidik penculik itu dengan pistolnya, namun si pria jangkung menginjak tangannya.

"Riwayat kalian sudah tamat!" Kata pria jangkung itu. Bawahannya yang berwajah pucat itu pun mengangkat pisaunya lagi untuk membunuh Gavin.

'DOR DOR'

Inspektur Edgar, Chico dan para polisi patroli datang tepat waktu. Edgar menembakkan pistolnya ke udara sebagai peringatan. "Jatuhkan senjata kalian! Kalian sudah terkepung!"

"Sial..." Umpat si pria jangkung. Ia melirik bawahannya dan dia menjatuhkan pisaunya lalu mengangakat kedua tangannya.

Laju mobil melambat di kala jalanan semakin ramai. Farlan menginjak pedal rem. "Sial! Macet!"

Sweet Switch [Levi X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang