Bab 5.

379 71 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejak kemarin Rambu tidak menghubungi dirinya sehingga Jihan memutuskan mendatangi tempat kerja pacarnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kemarin Rambu tidak menghubungi dirinya sehingga Jihan memutuskan mendatangi tempat kerja pacarnya itu. Seperti biasa restoran selalu ramai oleh pelanggan, beberapa pegawai yang mengenalnya menyapa. 

"Pagi mbak Jihan.."

"Pagi, mas Rambu udah datang kan?"

"Sudah mbak, tapi mas Rambu nya nggak mau di ganggu dulu katanya."

Jihan mengernyitkan dahi. "Memang kenapa mas? Ada masalah?" Tanyanya penasaran.

Fadli—Pegawai yang sudah cukup lama berkerja di sini menggeleng, melirik ke lantai dua di mana kantor bosnya, lalu ke Jihan. "Ngga ada mbak, tapi dari kemarin bos moodnya lagi jelek, bahkan sampai bentak-bentak Aldi yang nggak sengaja jatuhin sayur-sayuran yang baru di antar dari petani, biasanya bos nggak pernah Se marah itu walaupun ada yang bikin salah, tapi kemarin bos kayak bukan bos yang selama ini kita kenal, nyeremin." Tukasnya bergidik takut mengingat kejadian kemarin.

Sampai separah itu? Seperti bukan Rambu yang biasanya. Rambu bahkan jarang meninggikan suara saat bicara dengan lawan bicaranya tapi kalau sampai bentak-bentak seperti ini berarti ada masalah besar.

Ia bergegas menaiki anak tangga menuju kantor pacarnya.

Baru Jihan mau meraih knop pintu, daun pintu sudah lebih dulu terbuka, Rambu muncul dengan raut datar memandangnya.

Caraphernelia (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang