Bab 7.

402 60 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, nyamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ah, nyamannya.." Gumam Kilana berbaring tengkurap di kasur Elea. "Gila gue capek banget anjir syuting mulu" Elea baru keluar dari kamar mandi hanya bisa geleng-geleng melihat Kilana berguling-guling di kasur.

"Mandi gih, jorok banget lo dari luar langsung naik ke kasur gue.." Kilana mengerang protes ketika Elea menarik pergelangan kakinya.

"Males Leaaa.. Kenapa coba harus ada kata mandi? Mandi itu ngerepotin diri sendiri tauk.."

"Buru ih! Lo nggak gue ijinin nginep ya kalau nggak mandi?" Ancaman Elea itu berhasil membuat Kilana terpaksa menyeret kakinya ke kamar mandi sambil mendumel. Elea melihat nya hanya bisa menghela nafas sabar.

TIN TONG!

Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam, siapa yang bertamu malam-malam begini?

Sembari menguncir rambut ia berjalan ke depan untuk membuka pintu.

"Kakak? Kok kesini nggak ngasih tau?" Ia kaget melihat keberadaan Reksa.

Reksa mendekat, membawa Elea ke pelukannya, membubuhkan kecupan di puncak kepala adiknya itu. "Astaga Lea gue kangen.." Elea terkekeh lalu balas memeluk Reksa.

"Pasti ada maunya nih.." Godanya mengurai pelukan mereka. Elea menyingkir membiarkan Reksa masuk ke bangunan apartemen nya.

"Hehe tau aja, gue kangen masakan lo Ya’ masakin dong, belum makan gue"

Caraphernelia (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang