Siang itu Elea tidak sengaja bertemu Jihan di toko kue. Dia tidak sendiri, melainkan ada sosok lain bersama dengannya.
"Elea?" Jihan terdengar tidak yakin memanggil namanya sambil melangkah mendekat padanya.
"Hai, Jihan.." Sapanya ramah, melirik sosok yang kini berada di samping Jihan, sedang merangkul bahu perempuan itu.
Jihan menyadari arah pandang Elea lantas menurunkan tangan Kafa dari bahunya.
"Ah, ini temen gue.." Entah kenapa Jihan langsung mengkonfirmasi siapa yang sedang bersamanya padahal Elea tidak bertanya apapun. "Lo suka beli kue di sini juga?" Elea mengangguk masih tidak lepas memperhatikan keduanya, membuat Jihan menjadi salah tingkah, dia seperti kedapatan selingkuh.
"Lo sendirian aja?" Jihan berusaha mengalihkan perhatian Elea dengan bertanya seperti itu.
"Iya, kebetulan lagi ada di daerah sini, jadi sekalian mampir.." Ujarnya menjelaskan.
"Lea.." Keduanya sama-sama menoleh ketika mendengar panggilan itu. "Ini titipan lo.." Momo—Teman SMA Elea sekaligus Owner toko menyerahkan kotak kue ke temannya itu, yang di terima Elea sambil mengucapkan terimakasih.
"Jadi berapa, Mo?" Baru Elea hendak mengeluarkan debit miliknya tetapi Momo lebih dulu mencegahnya.
"Gak usah bayar, kue kasih free buat lo karena udah menuhin undangan gue, thank you beb, sudah mau jauh-jauh datang ke sini.."
"Jangan dong, ini banyak banget lho, masa lo kasih free buat gue? Gue bayar aja yah"
"Apa sih, gak papa kali, gak akan rugi juga.." Elea menghela nafas, terpaksa tidak jadi membayar kue-kuenya.
"Oke deh, gue terima, tapi dengan satu syarat, gue bakal promosiin ini lo ini di Instagram, anggap aja lo endors gue" Momo terkekeh lalu mengiyakan, lagi pula followers Elea lumayan banyak di Instagram.
Momo pamit kembali ke dapur lagi yang di iyakan oleh Elea.
"Lo udah mau pulang?" Elea terkesiap, ia sempat melupakan keberadaan Jihan dan temannya.
Elea mengangguk. "Iya." Jawabnya.
"Mau bareng kita aja gak?" Tawar Jihan menoleh pada Kafa untuk meminta persetujuan laki-laki itu yang di balas Kafa dengan tatapan seolah bertaka. "Lo serius? Dia mantan Rambu lho?"
"Thanks tawarannya tapi driver go-carnya sudah nunggu di depan.." Jihan melihat ke arah yang di tunjuk Elea, dan benar saja di depan toko kue sudah ada mobil yang terparkir di bahu jalan.
"Gue duluan ya Jihan, senang ketemu sama lo lagi.." Ujar Elea tulus lalu berlalu.
Namun saat dia melangkah hendak meraih kenop pintu kepalanya tiba-tiba terasa berat dan sesuatu merembas dari hidungnya membuat pandangannya berkunang-kunang kemudian gelap menghampirinya.
Jihan berteriak begitu tubuh Elea limbung tergeletak di lantai, dia segera berlari meraih Elea, matanya terbelalak ketika melihat darah keluar dari hidung Elea.
"Fa, tolong gendong dia, kita bawah ke rumah sakit.." Tukasnya panik.
Kafa menggendong Elea menuju mobilnya, Jihan membuka pintu belakang lalu masuk lebih dulu, dia memangku kepala Elea sambil berusaha membersihkan darah Elea menggunakan tissue.
Apa yang terjadi pada Elea sebenarnya?
Tangan Elea yang sedang Jihan genggam terasa dingin dan itu membuat Jihan semakin panik. "Cepetan Fa, tangan Elea makin dingin!" Jeritnya seraya menggosok-gosok telapak tangan Elea agar kembali hangat.
Kafa melihat itu melalui kaca spion.
Jihan jelas tidak sedang berpura-pura khawatir saat ini. Jika tidak dalam kondisi genting seperti ini maka Kafa akan menertawai Jihan
KAMU SEDANG MEMBACA
Caraphernelia (Discontinued)
ChickLitREMINDER: Teman-teman mohon maaf banget, ceritanya aku hentikan karena berbagai alasan. Salah satunya karena aku stuck dan nggak bisa nemu alur buat lanjutin ceritanya lagi. Di tambah kesibukan di real life membuat cerita ini makin terbengkalai. 🙏�...