Bab 20.

249 59 5
                                    

Hello everyone..!

Ya ampun udah lama banget ya Eke gak update 😭

Maapkan Eke yang gak ada waktu hiks.. 😭

Part ini mungkin banyak kurangnya tapi Eke harap kalian masih mau baca hehe..

Jangan lupa vote sama komen yang banyak yah..

Foloww juga pleaseeee

Happy reading...





Huekk Huekk..

Rambu memegangi rambut Elea agar tidak terkena muntahan, perempuan itu mendesah lelah karena tubuhnya semakin lemah akibat kemo yang di jalaninya, ia berkumur-kumur di wastafel seraya memandang wajahnya yang semakin tirus dan pucat sambil menyandarkan tubuhnya kepada Rambu yang berdiri tepat di belakangnya.

"Gue capek.." Rengeknya lirih menatap Rambu melalui pantulan cermin. Rambu yang sedang mengikat rambut Elea menggunakan karet hitam yang di belikan Reksa menghentikan gerakan tangannya ketika merapikan rambut Elea karena helai-helai rambut berguguran dari rambut yang terkasih akibat paparan kemoterapi, dia balas memandang Elea melalui pantulan cermin. Kedua lengannya melingkari tubuh Elea mentransfer rasa hangat dan nyaman untuk perempuan itu.

"Gue tau, tapi boleh jangan nyerah?" Bisiknya membuat Elea terenyuh melihat kekalutan di netra hazel Rambu juga sorot harapan di dalam sana. Harapan yang menjadi landasan baginya untuk terus berjuang melawan Cancer yang menggerogoti tubuhnya hingga nyaris tak berdaya.

Dia mengangguk seraya tersenyum lirih. "Gue usahain, tapi jangan tinggalin.." Pintanya.

Rambu menggeleng, mengecup belakang kepalanya lembut. "Gak akan, gue gak akan kemana-mana.." Ujarnya menautkan jemarinya di sela jemari Elea.

"Laper gak?" Elea menggeleng, memejam sejenak merasa nyaman dengan elusan Rambu di puncak kepalanya, satu habid yang selalu Rambu lakukan jika bersamanya.

"Enggak, makanan pada gak enak, bikin mual."

"Ya karena lo lagi sakit, walaupun pait tapi harus tetap makan, biar punya tenaga, tadi kan muntah lagi, perut lo jadi gak ada isinya.." Elea manyun sebagai respon. Tapi dia benar-benar sedang tidak berselera makan.

"Makan ya? Lo mau apa biar gue pesenin atau mau masakan mama?" Hm, penawaran menggiurkan. Dia jadi merindukan masakan mama Raisa.

"Boleh deh, lagi kepengen makan SOP ayam buatan mama, tapi mama gak lagi sibuk kan?" Rambu menggendong Elea lalu keluar dari toilet kemudian mendudukan perempuan itu di tepi kasur sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana, mendial kontak mencari nomor mamanya, sambungan telfon terhubung dan dia hanya menunggu sampai panggilan di angkat.

"Ya, halo nak kenapa nelfon mama?" Suara mama terdengar olehnya karena Rambu sengaja mengaktifkan mode speaker.

"Mama lagi sibuk gak?"

"Enggak kok, kenapa sayang?"

"Ini ma, El lagi pengen makan SOP ayam bikinan mama, kira-kira mama bisa gak ya buatin?"

"Ya ampun, bisa sayang, bisa banget.. Mana anak mama?" Rambu mendekatkan ponselnya kepada Elea.

"Hai, ma.." Suara seraknya mengalun.

"Gimana keadaan kamu sayang? Kemonya lancar? Maaf ya mama belum bisa dateng hari ini jengukin kamu."

Elea tidak mempermasalahkan hal itu karena dia tahu Mama Raisa juga punya kesibukan lain. "Gak apa-apa ma, puji Tuhan semua berjalan lancar kok."

Caraphernelia (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang