prolog

2.2K 220 1
                                    

Airi menatap ruang tamunya yang akhirnya bersih dan rapi. Ia berencana membuka toko kue kecil-kecilan di rumah ini. Di dinding yang memisahkan antara dapur dan ruang tamu, Airi memasang lampu neon dengan tulisan Flair's Cookies yang jika dinyalakan berwarna pink cerah, sementara dinding temboknya di cat warna putih bersih. Di sebelah lampu neon itu, Airi memasang lampu neon lain sebagai hiasan yang warna biru yang serasi dan tidak terlalu norak.  Airi membeli etalase bekas yang masih nampak baik dan sudah ia lap hingga kacanya menjadi begitu bening. Etalase itu di sekitar dua meter dari tembok dengan lampu nenon, berada tepat di samping meja kasir yang di sudah dipasangi stand pc tablet kecil untuk memudahkan pembayaran. di depan etalase, ada dua sofa kecil warna krem yang disusun berderet dan berhadapan dengan sebiah meja kayu yang warnanya nampak lebih gelap, tetapi masih kelihatan serasi. Ia baru pindah rumah dua hari yang lalu ke Jalan Pines 10 dan beralih menuju dapurnya. Biskuit-biskuit yang ia panggang dan bungkus dengan plastik bening bergambar beruang lucu siap dibagikan kepada tetangga-tetangga barunya. Airi tidak tahu apakah orang-orang di Jalan Pines 10 akan menerima biskuit buatannya. Ia tidak berniat membuat biskuit-biskuit ini jika bukan karena ibunya yang setengah orang Jepang, memaksanya memberikan hadiah kecil kepada tetangga-tetangga barunya. Kalau menurut ibunya, akan lebih sopan jika Airi melakukan hal itu dan ia juga akan meninggalkan kesan yang baik bagi tetangga-tetanga barunya. Padahal Airi sudah pindah rumah dan bahkan sampai pindah ke Kota Norfolk yang sangat jauh dan terpencil dari pusat Kota Easton, tapi ibunya masih saja bisa menyuruh-nyuruhnya lewat telepon! Ah, ya sudahlah! Lagi pula, Airi suka membuat biskuit dan kue.

Airi berjalan keluar dari rumahnya sambil membawa sekeranjang biskuit yang baru selesai dipanggang, membagi-bagikannya kepada tetangga-tetangganya dan menyapa mereka dengan senyum ceria dan bicara basa-basi kepada mereka semua. Karena Norfolk adalah kota kecil, maka jarak antar rumah di Jalan Pines 10 lumayan besar dan Airi menemukan jika kebanyakan tetangganya ternyata adalah pasangan lansia yang menikmati hidupnya sesekali menunggu kepulangan anak cucu mereka dari kota. Yang seusia dengannya hanya seorang pria keturunan Kanada-Korea bernama Joseph Park dan ia memberikan kesan pertama yang sangat menyenangkan.

"Wah, biskuitmu wangi sekali! Tidak mau buka toko kue?"

Kalimat itu langsung membuat senyuman Airi melebar begitu ia memberikan biskuitnya pada Joseph. Mata bundarnya menyipit dan ia memutuskan untuk memberikan sebuah biskuit lagi untuk Joseph karena pujiannya.

"Aku berencana begitu. Ini adalah biskuit tester," kata Airi ceria membuat Joseph tertawa.

"Aku akan jadi pelanggan pertamamu?"

"Aku akan menunggumu membeli kue yang kubuat!"

Airi mengakhiri percakapan mereka dengan senyum lebar setelah berpamitan akan membagikan biskuit ke rumah nomor tujuh. Rumah itu nampak agak kuno, tetapi Airi melihat ada beberapa peralatan gym di dalam sana. Ia mengetuk pintu rumah yang terbuka, melongok sedikit ke dalam untuk melihat apakah ada orang di sana. Namun, tak ada yang menjawab.

"Permisi!" kata Airi agak lantang mencoba menarik perhatian si pemilik rumah. Namun, masih tak ada jawaban. "Permisi!"

Lagi-lagi, tak ada jawaban. Airi melangkah masuk, menatap semua peralatan gym yang ada di ruang depan. Ada kaca besar yang ditempel di seluruh dindingnya. Karpetnya berwarna hitam, nampak sedikit kotor karena belum dibersihkan. Mungkin pemilik rumahnya belum sempat melakukannya. Airi melihat ada meja kantor yang menghadap ke pintu, diletakkan di depan tembok yang menghadap ke pintu, seolah meja kantor itu adalah meja resepsionis. Sepertinya, rumah ini adalah gym center? Ada banyak peralatan gym yang disusun berjarak. Tidak mungkin ini digunakan untuk pribadi. Alat-alat ini setahu Airi sangat mahal. Airi memutar kepalanya dan menatap sekitarnya lagi. Ia tidak melihat ada foto atau hiasan apapun yang dipajang, selain kalender gantung di belakang meja kantor dan sebuah sisi kosong di sebelah kalender gantung itu yang dipasangi kaitan untuk dipasangi sesuatu. Mungkin, pemilik rumahnya akan menggantung foto pria berotot besar di sana?

Cupcake and The GrumpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang