Cupcake and The Grump - 8

1.6K 157 6
                                    

Airi dan Lucien tiba sepuluh menit lebih lambat dari rombongan Caroline. Mereka sudah menunggu di depan penginapan, menunggu barang bawaan mereka di mobil Lucien. Airi turun dari mobil, sedikit mengerut kedinginan ketika merasakan angin dingin berhembus dan mengulitinya. Lucien benar, Beston hampir sedingin Glacier. Bagi Airi yang terbiasa dengan cuaca panas, udara di Beston hampir membuatnya beku.

Semua orang di sana berpakaian cukup tebal dan Airi baru menyadarinya. Menyebalkan.

"Kenapa tidak ada yang memberitahuku jika Beston akan sedingin ini?" keluh Airi pelan.

"Aku memberitahumu, Cupcake pembangkang," sahut Lucien yang baru turun dari mobil.

Airi beranjak mengikuti Lucien untuk mengambil tasnya. "Kau baru memberitahuku di mobil, Hulk!"

"Aww, kalian punya panggilan sayang sekarang? Cupcake dan Hulk, huh?" ledek Tony membuat Airi mengerutkan hidungnya.

"Itu karena Lucien memanggilku Cupcake duluan!" katanya membela diri.

"Oh, tentu saja ia ingin memanggilmu Cupcake, Birdie! Lucien sangat menyukai cupcakemu sampai meminta Carol membelinya setiap minggu," kata Tony sambil menyeringai. Airi membulatkan matanya, menatap Lucien yang mengabaikan Tony. Lucien meminta Carol membeli cupcakenya tiap minggu? "Jangan bilang kau tidak tahu?"

"Aku tidak memberitahunya," kata Carol menyahuti. "Ia kira, aku yang suka cupcake."

Tony terkekeh. "Lucien sangat suka cupcake yang kau buat, sebagaimana ia menyukaimu. Aku yakin ia akan memakanmu dengan enak dan menikmati setiap detiknya." Ia mengedipkan sebelah matanya dengan gaya genit.

Airi memerah memahami maksud Tony, sementara Caroline tertawa. "Oh, Airi tidak akan sanggup menanganinya. Ia tak akan bisa berjalan selama dua hari begitu Lucien memutuskan untuk menghajarnya."

Airi semakin memerah. Tidak, ia mencoba mengalihkan pikiran itu, tetapi kedua orang gila ini membuatnya kembali membayangkannya.

"Jangan mengganggunya dan ambil barang-barang kalian," tegur Lucien datar dengan wajah tanpa ekspresi.

Tony mendengkus dan mengambil tas bawaannya dan Erika. Sementara Caroline memanggil Tony untuk membantunya. Lucien membawakan tas Airi tanpa diminta sambil menutup mobil. Ia menatap Airi yang masih memerah dengan wajah tanpa ekspresi. "Jangan dengarkan. Tony dan Caroline memang cabul."

Masalahnya, tidak hanya Carol atau Tony. Aku juga.

Airi tidak membalas, tetapi hatinya berteriak kencang. Ia sampai takut jika apa yang ia pikirkan terdengar oleh orang lain. Airi bersyukur mereka semua hanya manusia biasa. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana malu dirinya jika Lucien sampai tahu isi pikirannya. Dan, Airi tidak akan pernah sekalipun membiarkannya terjadi.

Mereka berjalan masuk ke dalam penginapan yang lebih pantas disebut vila. Bentuknya seperti vila, tetapi memiliki banyak kamar dan beberapa pengunjung. Kolam pemandian air panasnya ada di gedung lain yang masih satu bangunan, tetapi mereka harus berjalan ke sana. Caroline bilang jika ia sudah menyewa satu kolam khusus untuk mereka semua. Namun, Airi memutuskan untuk berendam setelah semua orang selesai.

Seperti yang direncanakan, Airi dan Lucien tidur satu kamar. Mereka berdua berjalan menuju kamar mereka bersama.

"Tempat ini cukup bagus," kata Airi mencoba bersuara.

Lucien mengangguk, membuka pintu ketika tiba di kamar mereka. "Mereka benar-benar memberikan kita kamar paling jauh."

"Tidak masalah, asal kita tidak satu ranjang-"

Cupcake and The GrumpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang