23

1.7K 271 73
                                    

sebelum masuk cerita, biy cuma mau ngingetin, ada baiknya baca part ini pas lagi sendiri yaa~~ dan harus bener-bener fokus ehe (ღˇᴗˇ)。o♡ jadi, bagi yang lagi di kantor, kampus, sekolah, atau di tempat umum lainnya. bisa dikeep dulu buat nanti~♡

kenapa updatenya gak nanti aja biy?

yeaaakan biy lagi ngebut ini, gak ada rem, ngeeeng~~ ԅ( ¯ิ∀ ¯ิԅ)グ⁼³₌₃

ENJOY MENTEMEN, AILABYU (๑•᎑<๑)♡

𓃠𓃠𓃠

Untuk namanya saja, Utara tidak mau tau. Untuk apa? Rasa kecewanya sudah parah dan benar-benar menyelimuti Utara. Kini ia masa bodo, jika Utami berakhir membenci semuanya seperti Utara, ia tidak mau peduli lagi. Bukan tanggungjawab Utara untuk membuat adiknya tidak kecewa pada keadaan seperti ini. Bukan tanggungjawab neneknya pula.

Malam itu ketika Utami tiba, airmatanya entah tumpah karena rindunya atau malah kecewa seperti Utara. Utami sendiri tidak bisa mengartikannya. Ia merasa tidak kenal dengan ibunya sendiri, dengan Rahmi, yang meninggalkan Utami sejak SD hingga kini sudah SMA.

Rahmi malam itu tidak tinggal di rumah Murni, melainkan ke hotel tempat ia menginap dengan suaminya, membawa dua anak-anaknya yang berusia empat dan tiga tahun. Utara, Utami dan Murni pikir, jika anaknya saja sudah sebesar itu, berarti hubungan Rahmi dan suaminya itu juga sudah lama. Dan selama itu tidak pernah mengatakan apa-apa pada orang di rumah.

Yang menunggu Rahmi untuk pulang.

Menunggu Rahmi untuk menjadi keluarga lagi.

Tapi ketika pulang, Rahmi malah menghancurkan keluarganya sendiri.

Utami tidur dengan Murni, merasa kasihan dengan diri sendiri dan neneknya yang dikecewakan anak sendiri. Utara juga hanya di kamar, ditanyai Kafka banyak hal, tapi tidak ada yang benar-benar Utara jawab. Bahkan ia lupa belanja, untuk masak makanan Kafka.

"Mau tinggal di rumah gue dulu?"

"Ya, tapi gue gak bisa ninggalin Tami sama nenek gue Kaf."

"Iya sih.."

Karena kalau ada kemungkinan Utara untuk melarikan diri, Utara ingin Utami dan Neneknya juga ikut dengannya. Memulai hidup baru, benar-benar baru, di tempat baru dan orang sekitar yang baru. Tapi tentu tidak bisa.

Besoknya, Rahmi datang lagi ke rumah. Tapi rumah kosong. Murni ke Rami Manis, Utami juga malah ke rumah Kelman sepulang sekolah. Utara belanja, ia ingin tetap menepati janjinya masak untuk Kafka. Dibanding kecewa, Rahmi malah merasa sedih ditinggal keluarga. Mungkin ini karmanya, karena sudah meninggalkan keluarga.

Jam setengah tujuh malam Utara baru sampai rumah neneknya juga sudah pulang, sedang di dapur masak telur dadar untuk dirinya dan Utara. Karena Utami bilang ia akan makan di rumah Kelman.

"Kamu belanja banyak?"

"Iya, buat masakin Kafka."

"Oalah, pulang emang?"

"Iya, baru nanti berangkat. Nyampenya masih lusa sih, transitnya lama soalnya."

Murni mengangguk, membawa telur dadarnya ke meja makan. "Ayo makan."

Utara menurut, ia sekadar menyimpan belanjaannya dan cuci tangan, lekas ke meja makan bersama neneknya.

Tidak ada obrolan berarti, keduanya lebih banyak diam. Teman nasinya malam ini ala kadarnya saja. Karena Murni dan Utara juga pulangnya malam, tidak ada yang sempat menyiapkan makan malam. Pun, jika harus masak yang lain, nanti semakin malam. Mungkin Utara bisa tahan, tapi sebaiknya Murni jangan sampai telat makan.

You Own My Heart (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang