"Kepada Bendera Merah Putih, hormaaat. Grak!"
Setelah sang pemimpin upacara melantangkan perintahnya, sontak seluruh peserta upacara mengangkat tangan. Memberikan hormat ketika bendera itu pelan-pelan menaiki tiang bendera dengan diiringi oleh lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pada momen itu, suasana terasa hikmat. Magis warna merah putih yang berkibar-kibar, disertai oleh padunya nyanyian dari tim paduan suara, benar-benar satu kesatuan yang mampu mendebarkan hati setiap pesertanya. Terutama ... untuk peserta satu itu. Yang pada upacara kali ini, sukses menarik perhatian siswa-siswi lainnya.
"Tegaaak. Grak!"
Tepat ketika nyanyian telah usia dan tim pembawa bendera telah mengikat tali di tiang itu, pemimpin upacara pun memberikan perintah selanjutnya. Lantas, semua peserta upacara pun kembali menurunkan hormatnya.
Beberapa menit berlalu. Membiarkan pengibar bendera kembali ke tempatnya semula. Dan lantas, dimulailah bagian yang selalu menjadi momok bagi semua siswa. Apalagi kalau bukan amanat pembina upacara?
Ehm ....
Rasa-rasanya bukan jadi rahasia umum lagi kalau bagian yang satu ini selalu menjadi halyang sedikit menjemukan bagi siswa. Walau sih ya ... sebenarnya banyak nasihat dan hal-hal positif lainnya yang selalu disampaikan oleh pembina ucapara. Tapi ..., tetap saja. Berjemur nyaris tiga puluh menit di lapangan, bukan menjadi hobi semua orang.
Bayangkan saja. Ketika matahari pelan-pelan naik, siswa disuruh berdiri. Tidak boleh melakukan apa pun. Bahkan sekadar untuk melindungi wajah mereka dari terik sinar itu. Karena jelas saja sinar itu menyilaukan mata---
Eh!
Tunggu dulu!
Sepertinya di satu barisan terlihat bahwa siswanya tampak semringah. Dan kalau penasaran penyebabnya apa, itu karena sinar matahari tampak terhadang oleh seorang cowok bertubuh tinggi yang memilih untuk berbaris di urutan paling depan!
Eh? Yang benar saja.
Mengabaikan ledekan dan gurauan beberapa orang temannya tadi, sebelum acara upacara bendera dimulai, Reki mengambil tempat paling depan. Terang saja membuat Tama menyeletuk.
"Nggak pernah ikut materi PBB heh?"
Reki sok cuek bebek. Masih menegapkan diri di barisan terdepan. Membalas.
"Sekali-kali mau ngerasain berdiri paling depan."
Tentu saja teman-temannya pada geleng-geleng kepala. Tampak saling pandang dengan ekspresi yang benar-benar geli.
"Ya ..., Ki. Kalau kamu di depan. Itu keliatan timpang banget loh."
"Hahahaha."
"Ini kayak majas apaan sih? Dari besar ke kecil?"
"Antiklimaks."
"Ah! Bener-bener. Persis kayak barisan kita sekarang."
"Hahahahaha."
"Dari tinggi ke rendah dong."
"Kebanting sama barisan cewek."
"Dari rendah ke tinggi."
"Pas dimulai dari Velly."
Ups!
Reki melirik ke sebelah. Pada Velly yang tampak menegang. Bahkan untuk menoleh pada dirinya saja gadis itu tidak mau. Padahal ya ... setelah insiden yang melibatkan Mulyo tadi, Reki sempat berpikir bahwa mereka sudah baikan lagi. Tapi, ternyata ....
Reki mengembuskan napas panjang.
Kayaknya hari ini aku cukup mendapatkan pahala aja karena jadi peneduh buat yang di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Semak-Semak
Teen FictionJudul: Mr. & Mrs. Semak-Semak Genre: Romantis Komedi Manis (16+/Teenlit) Status: Tamat Spin-Off Novel "Sekolah Tapi Menikah" ********************* "BLURB" Vellyanti Anggraini merasa ada yang aneh dengan perilaku sahabatnya akhir-akhir ini. Jarang in...