"Ka-ka-kamu ... ngomong apa, Ki?"
Reki tau, Velly pasti akan bingung. Justru hal yang aneh bila Velly tidak sampai bingung. Tapi, mau bagaimana lagi? Semua sudah terjadi.
Tadi pagi sebenarnya sih Reki masih ragu bahwa semak-semak yang bergemerisik itu lantaran Velly. Tapi, sehelai daun di rambut gadis itu sudah berhasil menjelaskan semuanya. Velly memang mengintai dirinya dan Jessi.
Reki mengembuskan napasnya. "Aku tau kamu denger apa yang aku bilang tadi, Vel," katanya. "Jadi, jawaban kamu apa?"
Mata Velly melotot.
"E-e-eh!" Reki buru-buru mengangkat tangannya. "Maksud aku, jawaban untuk pemilihan waktu kamu."
Walau tak mengatakan apa-apa, tapi jelas. Ekspresi wajah Velly sedikit menunjukkan kelegaan.
Astaga.
Ini cowok mau buat aku jantungan atau gimana sih?
Sibuk merutuk di dalam hati, Velly nyaris tidak siap ketika mendapati Reki yang kembali bertanya padanya. Tentang sesuatu yang teramat penting.
"Pagi tadi ... kamu ngeliatin aku dan Jessi kan?"
Refleks, Velly menggigit bibir bawahnya. Bingung harus menjawab apa. Bukannya takut sih, tapi malu!
Reki mengangguk sekali. "Udah. Nggak perlu jawab juga nggak apa-apa. Aku udah tau jawabannya," katanya kemudian. "Tapi, yang sekarang ngebuat aku penasaran adalah ..."
Velly mendapati bagaimana Reki kali ini menatap dirinya dengan sorot ingin tau.
"... kamu nguping pembicaraan aku sama Jessi sampe mananya?"
Mata Velly memejam dramatis.
Ya Tuhan.
Beneran aku dibilangin dia nguping coba?
Ckckckck.
"Karena ..."
Suara Reki kembali membuyarkan rutukan di benak Velly.
"... jujur aja semuanya jadi kacau gara-gara kamu nguping."
Velly akhirnya berada di titik yang merasa lelah hanya diam saja dari tadi. Tapi, ketika ia memutuskan untuk bicara, ia justru menyinggung hal lainnya.
"Kenapa?" tanya Velly. "Karena aku nganggu waktu dua-duaan kamu dan Jessi?"
Reki menyipitkan matanya. "Santai aja kali, Vel. Nggak usah ngegas. Cemburu nggak usah segitunya."
"Eh? Cemburu? Maksud kamu---"
"Ssst!"
Berbekal tubuhnya yang tinggi, otomatis juga Reki memiliki tangan yang panjang. Bukan hal yang susah untuk cowok itu membawa tangannya untuk mencapai bibir Velly. Memutus gerutuan cewek itu dan berkata memperingatkan.
"Jangan keras-keras. Ntar Om keluar, bisa tambah kacau urusan aku malam ini."
Untuk hal yang satu itu, mau tak mau Velly menuruti perkataan Reki. Menahan ucapannya dan justru mengembuskan napas panjang.
Pelan-pelan, lantas Reki menarik tangannya.
"Aku dan Jessi nggak ada apa-apa lagi, Vel," kata Reki. "Dan itu juga udah lama banget kami putus."
Tampak tak berminat, Velly berkata lirih. "Bukan urusan aku kok."
"Oke," kata Reki menganggukkan kepalanya. "Tadi sih aku mikirnya kamu semacam yang ngira aku dan Jessi masih ada sesuatu gitu ... makanya kamu langsung kabur dari semak-semak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Semak-Semak
Fiksi RemajaJudul: Mr. & Mrs. Semak-Semak Genre: Romantis Komedi Manis (16+/Teenlit) Status: Tamat Spin-Off Novel "Sekolah Tapi Menikah" ********************* "BLURB" Vellyanti Anggraini merasa ada yang aneh dengan perilaku sahabatnya akhir-akhir ini. Jarang in...