Ketika Reki nyaris tiba di kelas, dari ambang pintu saja ia sudah bisa melihat bagaimana Velly yang tampak merebahkan kepalanya di atas meja. Membelakangi pintu memang, tapi Reki tidak akan salah menebak bila saat itu Velly tengah memejamkan matanya.
Tak membuang-buang waktu, Reki pun masuk. Menarik satu kursi dan membawanya ke depan meja Velly. Duduk tepat di depan gadis itu dan lantas menelengkan wajahnya demi bisa melihat wajah Velly. Dan ternyata benar, Velly memang tengah memejamkan matanya. Walau sebenarnya Reki tak yakin juga sih, apa Velly benar-benar tidur atau hanya sekadar menutup mata.
"Vel ...."
Setelah melalui beberapa pertimbangan di benaknya, Reki memanggil nama cewek itu. Seraya bertopang dagu pada satu siku, Reki menunggu panggilannya akan mendapatkan sahutan. Tapi, tidak ada.
"Ehm ... kamu tidur beneran, Vel?"
Lagi-lagi tak ada balasan yang Reki dapatkan. Bahkan kalau ia ingin teliti dalam melihat, bergeming sedikit pun Velly tidak. Layaknya cewek itu yang benar-benar sedang tidur pulas. Tapi, firasat Reki sih mengatakan kalau Velly cuma berpura-pura tidur.
Maka menuruti firasatnya, tangan Reki yang bebas pun lantas bergerak. Jari-jarinya terulur. Dengan iseng menyentuh helaian rambut poni Velly dengan ujung jari telunjuknya. Lalu ia menunggu.
Ehm ....
Velly masih bergeming.
Dan oleh karena itulah mengapa lantas jari tangan Reki bergerak lagi. Kembali menyentuh poni Velly. Lalu ia pun menunggu lagi.
Emang teguh pendirian ini cewek.
Dengan menahan geli, Reki sudah mengulurkan kembali jari telunjuknya. Tapi, belum lagi ia menyentuh poni Velly, eh mendadak saja gadis itu membuka matanya dengan cepat. Dan langsung melotot.
"Astaga, Vel ...."
Urung menyentuh poni Velly kembali, yang ada justru Reki mengusap dadanya lantaran kaget.
"Ngejutin aja ah."
Mengembuskan napas panjang, Velly bangkit dari atas meja. Dengan ekspresi malas, tampak ia mencibir pada cowok itu.
"Nggak ada kerjaan?" tanya Velly seraya memegang poninya. "Sampe usil megangin poni orang heh? Kalau iri, buat poni juga sana."
Reki terkekeh. "Ih ... gitu aja sewot."
Velly tak membalas. Dan melihat itu, Reki melipat kedua tangannya di atas meja, sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah gadis itu.
"Ngomong-ngomong," kata Reki kemudian. "Kamu kenapa? Keliatan lemes gitu. Padahal tadi pagi juga biasa-biasa aja. Ehm ... apa nggak ada duit buat jajan?"
"Ck," decak Velly sekilas. "Udah deh, Ki. Aku kini lagi bad mood banget. Salah-salah ..." Mata Velly menyipit. "... ntar aku telan juga kamu bulat-bulat."
Bukannya takut, tapi ancaman itu justru membuat Reki tertawa terbahak-bahak. Sekali tangannya tampak memukul meja saking gelinya dengan perkataan Velly.
"Yang bener-bener aja, Vel," gelak Reki. "Badan sekecil itu gimana ceritanya bisa nelan aku bulat-bulat?"
"Kamu ...."
Mata Velly membesar, tapi ia mengatupkan mulutnya. Alih-alih menuruti kehendak dirinya untuk mengumpati cowok itu. Dan hal itu justru membuat Reki semakin terpingkal. Hingga iseng sekali cowok itu menyodorkan kepalanya.
"Ayo telan. Telan nih telan. Hahahahaha."
Bibir Velly mengerut geregetan. Berusaha untuk mendorong kepala Reki sementara tangan Reki lalu menangkap tangan Velly. Masih bersikeras memberikan kepalanya dengan sukarela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Semak-Semak
Teen FictionJudul: Mr. & Mrs. Semak-Semak Genre: Romantis Komedi Manis (16+/Teenlit) Status: Tamat Spin-Off Novel "Sekolah Tapi Menikah" ********************* "BLURB" Vellyanti Anggraini merasa ada yang aneh dengan perilaku sahabatnya akhir-akhir ini. Jarang in...