Velly turun dari motor Reki seraya tak mampu menahan dorongan untuk menguap. Hingga ketika mulutnya membuka lebar, matanya justru menjadi terpejam. Hal yang membuat kakinya sedikit silap memijak tanah dan berpegang pada Reki agar tidak jatuh.
"E e eh? Baru sekali balik nggak mampir makan, udah yang lemes aja nih cewek."
Yakin bahwa dirinya mampu untuk berdiri dengan tegak kembali, Velly lantas menarik tangannya dari tangan Reki. Tapi, tanpa lupa untuk memberikan satu pukulan kecil yang yah ... tidak terasa sama sekali untuk cowok seperti Reki.
Velly lantas berusaha untuk membuka helmnya ketika pada akhirnya Reki turun tangan pula. Hingga tak butuh waktu lama bagi Velly terbebas dari benda yang memberatkan kepalanya itu.
"Ehm .... Ehm .... Ehm ...."
Mendadak saja, tak ada angin tak ada hujan, Reki menghirup udara dalam-dalam. Ah! Sepertinya memang karena ada angin sih. Itu lantaran angin yang berembus membawa aroma manis yang seketika menjajah indra penciuman Reki.
Lalu tanpa dikomando, Velly dan Reki sama-sama melihat pada rumah Velly. Di mana mereka yakin sumber aroma manis itu berasal.
"Tunggu bentar, Ki," kata Velly kemudian. "Jangan balik dulu."
Reki bengong. "Tumben-tumbenan kamu nyuruh aku jangan balik dulu. Biasanya malah langsung ngusir."
Tapi, Velly tidak menggubris perkataan Reki. Alih-alih, ia langsung saja beranjak berlalu dari sana.
Velly berjalan melewati rute yang tidak biasanya. Alih-alih langsung menuju ke teras depan rumahnya, gadis itu justru terlihat menuju ke samping rumah. Terus berjalan menuju satu bangunan yang tak terlalu besar. Dan langsung saja kedatangannya disambut.
"Eh, Vel. Udah pulang?"
Velly menghampiri ibunya. Sekilas meraih tangannya untuk bersalaman sebelum kepalanya celingak-celinguk.
"Kamu ngapain?"
Velly menunjuk pada satu loyang yang baru saja diangkat dari oven. Lantas ia bertanya pada Rahayu.
"Ma, aku minta lapisnya satu ya? Boleh? Makasih."
Wah!
Dari sekian banyak kue yang baru saja pegawai ibunya angkat dari oven, Velly memilih lapis legit. Alih-alih bolu biasa.
"Eh? Makasih?" Rahayu bengong sedetik. "Kue lapis?"
Velly mengangguk. Lalu, seolah ibunya sudah mengizinkannya, Velly beranjak. Meraih sarung tangan yang tersedia dan dengan cekatan memindahkan kue lapis itu ke salah satu kotak kue.
Rahayu yang melihat tindakan Velly hanya bisa melongo. Mungkin benaknya mempertanyakan apakah Velly itu benar-benar anaknya atau tidak.
Kenapa sifat dia gini sih ya?
Tapi, kalaupun Rahayu ingin memarahi putrinya itu, satu kecupan di pipinya membuat ia hanya bisa mengembuskan napas panjang.
"Makasih, Ma. Mama baik deh."
Lalu Velly keluar dari sana, meninggalkan ibunya yang geleng-geleng kepala sementara seorang karyawannya menyeletuk.
"Loh? Itu bukannya kue pesanan ya, Bu?"
Rahayu menoleh. Melihat dengan ekspresi lesu.
"Ya gitu. Mentang-mentang bapaknya mantan jawara kampung, sifat sesuka hatinya nurun."
Ada kekehan kecil yang mau tak mau terlontar dari beberapa bibir di sana.
Sementara itu, di atas motornya, Reki nyaris merasa lelah. Bukannya apa, tapi berdiri dengan pose menunggu seperti itu bukannya enak. Salah-salah Reki justru merasa pinggangnya sedang diuji kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Semak-Semak
Fiksi RemajaJudul: Mr. & Mrs. Semak-Semak Genre: Romantis Komedi Manis (16+/Teenlit) Status: Tamat Spin-Off Novel "Sekolah Tapi Menikah" ********************* "BLURB" Vellyanti Anggraini merasa ada yang aneh dengan perilaku sahabatnya akhir-akhir ini. Jarang in...