Ketika Della mengatakan pada dirinya bahwa Reki datang menjenguk, maka satu hal yang langsung melintas di benak Velly. Yaitu ....
"Yang benar aja!"
Kesiap itu tentu saja bukan untuk Della, jelas. Tapi, sepertinya adik kedua Velly justru mengartikan perkataan Velly dengan makna yang berbeda. Gadis itu justru angguk-angguk kepala.
"Bener, Kak," kata Della kemudian. "Kalau nggak percaya ya ... buruan ke bawah."
Selesai mengatakan itu, Della pun lantas keluar dan menutup pintu kamar Velly. Mengabaikan kakaknya yang masih ingin bertanya, sekadar untuk meyakinkan dirinya.
Itu beneran Reki Panjul heh?
Mengembuskan napas panjangnya, Velly lantas beranjak sebentar ke meja riasnya. Ehm ... bukan bermaksud untuk berdandan demi menyambut kedatangan Reki. Ogh! Tidak. Tidak sama sekali. Tapi, kan semuanya tau bagaimana diare itu berdampak pada wajah. Misalnya saja pucat, lesu, dan basah –lantaran keringat-. Nah! Setidaknya, Velly tidak ingin Reki melihat dirinya dalam keadaan acak-acakan. Malu dooong.
Velly mengamati wajahnya. Meyakinkan dirinya kalau ia memang terlihat berantakan. Efek dari bolak-balik ke toilet dan lalu ngusel-ngusel di kasur. Ckckckck.
Pertama, Velly mengganti pakaiannya. Ehm ... aroma keringat karena perjuangan melawan rasa mulas bisa membuat pusing kepala orang yang menghirup aromanya.
Setelah berganti pakaian kombinasi kaus santai dan celana setengah tiang, Velly duduk di meja rias. Memulas wajahnya dengan bedak tabur. Tipis sih. Hanya agar ia tidak terlihat kusam. Dan sebagai penutup, tentu saja Velly harus menyamarkan pucat bibirnya.
Ups!
Tidak tebal kok. Cuma pakai sedikit lipbalm. Tapi, ya tetep. Ada efek merah jambu di sana. Hihihihi.
Setelah itu, ia memerhatikan kembali penampilannya di cermin. Hingga sesuatu melintas di benak Velly. Dan matanya melotot.
"Ini bukan kayak yang aku lagi mau ... pacaran gitu kan ya?"
Kalau tadi matanya melotot, sekarang Velly justru memejamkan matanya dengan dramatis. Sekilas ia merasakan bulu kuduknya meremang. Seperti ada roh halus yang baru saja lewat di belakangnya.
Menarik napas dalam-dalam, Velly lantas menguatkan dirinya. Keluar dari kamar dan langsung menuruni tiap anak tangga. Gadis itu melewati Ria dan Della yang tampak sedang menonton.
Dan wah! Ketika Velly lewat, seketika saja fokus kedua orang adik Velly berubah dengan kompak. Mereka tampak saling bicara, seolah mengabaikan Velly.
"Kamu cium aroma mawar nggak, Del?" tanya Ria.
Menghirup udara dalam-dalam, Della menampilan wajah bingung. "Nggak, Kak," jawabnya. "Tapi, aku mencium aroma cinta."
"Hahahahaha."
Tawa meledak sementara Velly sekuat tenaga untuk tidak bergelut dengan kedua orang adiknya itu. Oh, jelas sekali. Ria dan Della sedang meledek dirinya.
Berusaha mengabaikan Ria dan Della, Velly kembali meneruskan langkah kakinya. Tapi, demi apa? Ketika Velly nyaris menuju ke ruang tamu, ia mendengar suara ayah dan juga ibunya yang bicara dengan tertawa-tawa.
"Ini loh bocah yang dulu suka ngekorin Velly ke mana-mana."
"Tapi, dulu kan kecil anaknya. Kok sekarang gede gini?"
"Makanya Papa itu dari pertama lihat Reki ngerasa nggak asing sama wajahnya."
"Papa sering ketemu pas jemput Velly itu mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Mrs. Semak-Semak
Ficção AdolescenteJudul: Mr. & Mrs. Semak-Semak Genre: Romantis Komedi Manis (16+/Teenlit) Status: Tamat Spin-Off Novel "Sekolah Tapi Menikah" ********************* "BLURB" Vellyanti Anggraini merasa ada yang aneh dengan perilaku sahabatnya akhir-akhir ini. Jarang in...